12 | Kenangan Nyata (2)

149 20 22
                                    

Busan, April 2010

Jian berdiri menatap sebuah rumah yang berada tidak begitu jauh dari sekolahnya. Rumah bercat coklat muda itu adalah awal dari segala kehancuran yang ia rasakan sekarang. Semuanya berawal darisana. Rasa sakit juga penghinaan yang Jian dapatkan, semuanya berawal dari rumah yang sedang ia tatap.

"Ada yang bisa aku bantu?" Tiba-tiba seseorang mengejutkannya.

Jian langsung berbalik dan menatap anak laki-laki yang mungkin seusia dengannya sedang  menatapnya heran.

Hanyoung? Untuk apa siswa Seoul berada di Busan? Batin Jian.

Anak laki-laki dengan seragam sekolah Hanyoung High School Seoul itu menatap Jian penuh dengan tanda tanya. "Apa kau mencari seseorang?" Tanyanya.

Jian langsung menggelengkan kepalanya tanpa berkata-kata. Raut wajahnya terlihat datar, nyaris tanpa ekspresi sedikitpun.

Anak laki-laki itu menatap nametag di seragam Jian dan memperhatikan Jian dari atas sampai bawah. "Apa kau mencari Hyung-ku?" Tanyanya.

"Ne?" Jian tersentak.

"Hyung-ku. Dongho Hyung. Apa kau mencarinya?" Tanya anak laki-laki itu.

Jian semakin tersentak saat mendengar nama itu. Nama yang sangat ia benci dan paling ia hindari. Namun juga paling ia cari karena rasa penasarannya yang begitu besar. Rasa penasaran tentang dirinya dan laki-laki bernama Dongho. Apa yang ia lewatkan bersamanya, juga kenyataan yang terjadi diantara mereka berdua. Jian tidak bisa mengingatnya.

"Hyung tidak ada disini." Kata anak laki-laki itu sambil tersenyum.

"Jika kau satu sekolah dengan Hyung-ku, kau pasti sudah tahu jika dia tidak berada dirumah selama hampir 4 bulan terakhir. Dia ada di pusat penahanan remaja." Ujarnya.

Kedua bola mata Jian bergetar. "Ke...kenapa di...di...a a...da..disana?" Tanya Jian gelagapan.

"Dia difitnah." Jawabnya tegas. "Seorang gadis dari sekolah Hyung mengatakan kalau Hyung-ku melecehkannya dan memperkosanya. Lalu, seseorang lain membawa sebuah video asusila yang mengatakan jika itu benar Hyung-ku dan gadis itu." Ujarnya.

"Apa?!" Jian terlihat tersentak.

Anak laki-laki itu mengangguk pelan dan tersenyum tipis. "Itu tidak benar. Hyung-ku orang yang sangat baik, dia tidak pernah melakukan itu. Dia dijebak oleh seseorang." Ujarnya.

Anak itu mendesah pelan. "Juga, ingatan gadis itu membawa masalah pada Hyung-ku. Dia tidak ingat apa-apa, kecuali Dongho Hyung. Bukankah itu aneh?" Ujarnya.

"Mungkinkah dia menderita Afasia? Ah, membingungkan memang." Lirihnya.

Jian hanya terdiam mendengar semua perkataan anak laki-laki itu. Dia tidak tahu apa ingatannya benar bermasalah seperti yang dikatakannya. Satu hal yang pasti, tidak ada orang lain yang dia lihat pada hari itu kecuali Dongho. Jian melupakan semuanya karena trauma dan hanya mengingat bagian-bagian kecil ingatannya. Ingatan itu yang membuat Dongho harus berakhir di pusat penahanan remaja juga membuat Jian harus berakhir dibully dan dikucilkan oleh teman-temannya. Juga dianggap sebagai jalang dan manusia yang tidak punya hati.

Namun, jauh sebelum itu mereka memanggil Jian si cacat, karena dia mengalami gangguan pendengaran. Sehingga semua orang menjauhinya dan menganggapnya sebagai pembawa sial.

"Yah, apa kau mengenal gadis itu?" Tanya anak laki-laki itu.

"Memangnya kenapa?" Tanya Jian.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang