45 | Kesempatan Kedua

117 18 13
                                    

Jian memberi Seongwoo kesempatan kedua.

Sedikit menakutkan pada awalnya. Bagaimana tidak terasa menakutkan, seseorang yang pernah menjadi kekasihnya  dalam beberapa musim berganti juga menjadi cinta pertamanya setiap hari, kini menginginkannya kembali setelah melukai hatinya dan mematahkan kepercayaannya.

Namun, lebih dari itu ada beberapa hal lagi yang Jian takutkan dan tak sepenuhnya memberikan kesempatan kedua itu. Pertama bahwa Seongwoo mungkin akan melakukan kesalahan yang sama jika dihadapkan kembali pada kepercayaan yang ia yakini tanpa melihat pada kebenaran. Jian lagi-lagi merasa menjadi orang bodoh yang sepertinya tidak belajar pada pengalaman. Kedua adalah perasaannya pada Seungyoun yang semakin lama semakin nyata setelah kehilangannya. Jian mulai yakin bahwa perasaan yang ia miliki pada Seungyoun adalah benar terlepas dari bagaimana ia selalu merindukan Seongwoo setiap di dekatnya.

Namun, Jian mulai berpikir. Mungkin ini adalah jalan yang sudah direncanakan Tuhan untuknya. Untuk mencapai kebahagiaan yang selalu diimpikannya sejak kecil, Jian percaya bahwa ia harus melewati masa mudanya dengan berbagai macam emosi, rasa sakit, dan juga luka yang mengantarkannya menjadi orang dewasa yang lapang hatinya.

"Meskipun terasa menyakitkan, Aku mendapatkan banyak pelajaran berharga. Aku mulai melihat duniaku dari berbagai macam sudut, bukan hanya pandanganku saja." Gumam Jian pelan sambil menatap dirinya di dalam cermin.

Setelah selesai menatap dirinya, Jian langsung melangkah pergi dari dalam kamarnya. Dengan balutan dress berwarna merah dan hitam, Jian berjalan perlahan menuruni anak tangga di rumahnya.

"Aku tidak akan memberinya uang pernikahan! Dia harus bersyukur hari ini aku datang ke pernikahannya."

Jian tersenyum saat mendengar ocehan Eunbi. Gadis itu terlihat marah pada Seongwoo yang terus mengganggunya.

Eunbi dan Seongwoo memutuskan untuk berbaikan setelah mendengar apa yang sebenarnya terjadi pada Seongwoo beberapa tahun yang lalu. Seongwoo tak memiliki keberanian untuk menentang Appa tirinya demi kebahagiaan Eomma-nya dan itu membuat Eunbi iba kepadanya dan memutuskan untuk menerimanya kembali.

"Yah, setidaknya kau harus berterimakasih pada Chaeyeon karena dia sudah membeli semua majalah yang ada dirimu di dalamnya." Tukas Seongwoo.

"Aku tak menyuruhnya. Salah sendiri. Benarkan, Oppa?" Eunbi langsung menoleh kearah Han Seungwoo yang ada disisinya yang lain.

Han Seungwoo hanya tersenyum dan mengiyakan kalimat yang dilontarkan Eunbi. Jika tidak begitu, gadis itu akan merajuk dan mengganggunya seharian.

"Yah, kajja." Jian menghampiri mereka bertiga.

Seongwoo langsung berlari kearah Jian dan tersenyum kepadanya. Jian membalasnya dengan senyuman simpul. Sejujurnya, Jian masih belum bisa membuka sepenuhnya hati miliknya untuk Seongwoo. Tak mudah mengembalikan kepercayaan yang sudah dihancurkan.

"Kajja, Jian-a." Seongwoo mengulurkan tangannya pada Jian.

"Kajja." Jian justru mengabaikan Seongwoo dan melingkarkan lengannya pada lengan Han Seungwoo.

Jian dan Seungwoo langsung melangkah pergi bersama meninggalkan Seongwoo yang terdiam dan Eunbi yang menertawakannya dengan sengaja.

Seongwoo merasa sakit di ulu hatinya dan hanya dapat melihat Jian dengan tatapan nanarnya. "Bukankah dia sudah memberiku kesempatan kedua? Apa yang dia lakukan? Kenapa dia mengabaikanku?" Gumam Seongwoo pelan.

"Yah, biar kuberitahu." Eunbi langsung menarik Seongwoo dengan merangkulnya.

Seongwoo langsung menoleh dan menatap Eunbi dengan tatapan kesal. "Apa?" Tanya Seongwoo ketus.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang