28 | Recalling the Memory

79 20 35
                                    

Seoul, September 2019

Jian baru saja masuk ke dalam gedung salah satu stasiun televisi tempatnya bekerja di daerah Yeouido. Selain bekerja sebagai editor, gadis itu juga masih bekerja sebagai penerjemah utama untuk tayangan berita malam.

Jian, gadis bersurai hitam itu berjalan gontay, langkah kakinya terlihat tak seimbang, dan raut wajahnya terlihat sedih. Dia bahkan tak memakai riasan di wajahnya yang membuat dirinya terlihat pucat, seperti orang sakit.

"Jian-a."

Jian menghentikan langkahnya saat seseorang menyerukan namanya. Gadis berusia 26 tahun itu langsung berbalik dan menatap datar pada seorang pria yang kini tersenyum kepadanya.

"Yah, ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat sangat kacau?" Tanya pria bernama Hangyul yang merupakan teman dekatnya.

Gadis itu mendesah pelan. "Aku tidak tahu. Masalah datang silih berganti dan itu membuatku seperti ini." Ujar Jian.

"Apa kau sedang ada masalah dengan Cho Seungyoun? Bukankah dia baru melamarmu?" Tanya Hangyul.

Jian kemudian menunjukkan sebuah cincin yang merupakan pemberian dari Seungyoun beberapa waktu lalu. Cincin itu tidak melingkar di jari manisnya, melainkan menggantung sebagai liontin kalung miliknya.

"Aku bahkan tidak memakainya di jari manisku." Kata Jian datar.

"Wae? Kau menolaknya?" Tanya Hangyul penasaran.

Jian menggelengkan kepalanya. "Aku bahkan tidak mengatakan jawabanku. Aku masih ragu dengan perasaanku. Aku belum siap menerimanya karena aku masih membutuhkan waktu untuk diriku sendiri." Ujar Jian.

Hangyul menatap Jian. "Apa yang membuatmu ragu?" Tanya Hangyul, "kalian sudah lama berpacaran. Dia juga selalu ada untukmu dan mempercayaimu seperti maumu. Dia bahkan tidak pernah meninggalkanmu dalam keadaan sulitmu." Lanjutnya.

Jian terdiam. Hangyul benar. Apa sebenarnya yang membuatnya ragu untuk menerima Seungyoun? Laki-laki yang kini menjadi kekasihnya sudah jauh dari kata sempurna. Kenapa hatiku selalu ragu? Apa aku masih mencintai Ong Seongwoo? Batin Jian.

"Yah, kuberi saran. Jangan pernah melepaskannya. Kau tidak akan menemui laki-laki sepertinya dan Seungwoo Hyung. Kau memiliki keduanya di kedua sisimu. Kau gadis yang beruntung, Bae Jian." Kata Hangyul sembari menepuk pundak Jian pelan.

Tapi kenapa aku selalu merasa ada yang kurang?-Jian.

"Oh, ya, Jian-a." Sahut Hangyul.

Jian langsung menoleh kearah Hangyul dengan wajah datar. "Wae?" Tanya Jian.

"Aku melihat mantan kekasihmu baru-baru ini di stasiun televisi." Kata Hangyul tiba-tiba.

Jian langsung membelalakkan matanya terkejut. "Ong Seongwoo?" Tanya Jian tak percaya. Setahunya, Seongwoo benar-benar sudah pindah ke Rusia dan memutuskan untuk menetap disana selama mungkin.

Hangyul mengangguk. "Laki-laki yang selalu membelikanmu coklat panas. Aku melihatnya." Ujarnya.

"Untuk apa dia ada disini?" Tanya Jian datar. Namun, gadis itu berusaha sekuat mungkin untuk menahan air matanya yang tak tertahankan.

"Kurasa dia menjadi produser di acara variety terbaru stasiun televisi kita. Acara recalling the memory, proposalnya adalah milik dia." Kata Hangyul.

Jian terkejut mendengar hal itu. Benar-benar terkejut sampai dia lupa untuk bernafas. "Bukankah itu acara untuk mengingat masa lalu dan menemukan orang-orang yang kehilangan kontak?" Tanya Jian.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang