Seoul, September 2019
Seongwoo baru saja selesai melakukan meeting di salah satu stasiun televisi yang terdapat di Yeouido. Mulai sekarang, ia sudah bekerja sebagai salah satu sutradara untuk acara variety terbaru di stasiun televisi tersebut. Acara yang sengaja ia buat untuk menemukan semua orang-orang yang menghilang dari hidupnya. Jian, Eunbi, dan Daniel, ia sangat merindukan mereka bertiga.
"Ong Seongwoo."
Seongwoo menghentikan langkahnya saat ia baru saja keluar dari ruangan meeting. Seorang perempuan seumuran dengannya sedang berdiri menatapnya dengan tatapan sedih.
Seongwoo menoleh sedikit dan bersikap datar seperti biasa. "Untuk apa kau disini?" Tanya Seongwoo.
"Menemuimu." Jawab perempuan yang tak lain adalah Miyeon.
Seongwoo mendesah pelan. "Sudah kubilang aku tidak ingin bertemu denganmu, Cho Miyeon! Kenapa kau tidak mengerti?" Seongwoo terlihat kesal.
"Aku takut kau meninggalkanku seperti dulu kau meninggalkan Jian. Itulah kenapa aku selalu ingin menemuimu, memastikan kau tidak akan pergi kemana-mana." Tukas Miyeon.
Seongwoo berbalik dan menatap Miyeon jengah. "Semua karenamu, Cho Miyeon. Aku meninggalkannya karena aktingmu yang sempurna. Aku mempercayaimu dan meninggalkan Jian karena aktingmu yang sempurna." Tukas Seongwoo.
"Bukankah itu artinya kau tidak pernah sungguh-sungguh mencintainya? Dihatimu, masih ada celah untukku meskipun kau sangat menyukai Bae Jian." Tukas Miyeon.
Seongwoo terdiam. Hari-hari menyedihkan itu benar-benar terekam jelas diotaknya. Entah apa yang merasuki Seongwoo saat itu sampai ia tega menyakiti Jian dan memutuskan untuk meninggalkannya. Entah apa yang ada di pikirannya sampai ia tak mempercayai gadis yang selalu jujur dan terbuka kepadanya.
Seongwoo menyesal. Sangat menyesal. Seandainya dulu ia tak mendengarkan orang-orang yang menghasutnya untuk membenci Jian, mungkin hari ini ia pulang kerja disambut dengan senyum hangat Jian di rumahnya atau suara manisnya diujung telepon saat perjalanan pulang ke rumah.
"Seongwoo-ya, ayo kita pulang ke rumahku." Miyeon langsung melingkarkan lengannya di lengan milik Seongwoo. Namun, laki-laki itu malah menepisnya dan menatap Miyeon dengan tatapan sinisnya.
"Kau harus sadar, Cho Miyeon! Kita sudah selesai!" Tukas Seongwoo.
"Ong Seongwoo!"
Seongwoo mengabaikannya, kemudian meninggalkan gadis bersurai panjang itu dalam tangisnya yang mungkin palsu. Berjalan menuruni anak tangga dengan perasaan yang berkecamuk tak menentu.
Jian-a, kita harus bertemu secepatnya untuk menyelesaikan semuanya. Aku lelah hidup seperti ini.-Seongwoo.
Tiba-tiba langkah kaki Seongwoo terhenti saat ia baru saja selesai menginjakkan kaki di tangga terakhir. Ditatapnya seorang gadis dengan wajah sedih yang sedang menatap langit. Gadis itu terlihat frustasi. Seongwoo tersenyum miris.
"Aku bahkan melihatmu tepat dihadapanku, Bae Jian. Separah ini delusi yang kurasakan karena merindukanmu." Lirih Seongwoo.
🌟🌟🌟
Jian menatap datar langit malam berwarna hitam tanpa bintang. Raut wajahnya terlihat sedih, matanya pun memerah karena menahan air matanya agar tidak keluar begitu saja.
Di kepalanya, banyak sekali hal-hal yang membuatnya gundah dan sedih. Terlalu banyak masalah yang menghampirinya akhir-akhir ini sampai membuatnya hampir depresi dan tidak bisa tidur saat malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)
Fanfiction[COMPLETED] Meskipun terasa menyakitkan, semua yang sudah berlalu itu, terlalu indah untuk dilupakan. Namun, aku tidak sanggup untuk mengenangnya sendirian. Kenangan itu akan selalu menjadi milik kita, meskipun kita sudah tak lagi bersama. Part of...