14 | What is Happiness?

124 24 22
                                    

"Bae Jian." Panggil Daniel yang berada disamping Jian.

Mereka, termasuk Seongwoo dan Eunbi sekarang sudah berada di dalam mobil milik Appa Seongwoo untuk menuju villa.

Jian langsung menoleh kearah Daniel dan menatapnya. "Ada apa?" Tanya Jian bingung.

"Perempuan tadi sangat mirip denganmu, apakah dia saudarimu?" Tanya Daniel. Mulutnya sibuk mengunyah agar-agar, camilan kesukaannya.

"Benar. Aku baru sadar, kau sangat mirip dengannya." Seongwoo menimpali.

Jian terlihat bingung dan seperti berpikir. "Sunhwa eonni?" Tanyanya.

"Bukan. Perempuan yang berdebat denganmu." Ujar Seongwoo.

"Siapa? Irene?" Tanyanya sedikit tersentak. "Jangan samakan aku dengan eonni itu. Sudah jelas dia menyebalkan, tidak sepertiku." Tukas Jian tak percaya.

Seongwoo, Daniel, dan Eunbi langsung tertawa melihat reaksi Jian yang berlebihan. Siapapun dapat melihat kemiripan diantara keduanya, Jian dan Irene. Mereka seperti pinang dibelah dua.

"Lalu, dia siapa? Kenalkan aku dengannya. Sepertinya dia menyukaiku." Ujar Seongwoo.

Jian langsung menatap Seongwoo sinis. Entah kenapa dia sangat kesal saat Seongwoo mengatakan hal tersebut. Mungkinkah hatinya benar-benar sudah berubah karenanya. Jian tidak yakin.

"Yah, apakah semua perempuan cantik harus berkenalan denganmu, Seongwoo-ssi?" Tanya Eunbi.

Seongwoo terkikih. "Tentu saja. Bukankah itu alasanku dilahirkan ke dunia? Untuk bertemu perempuan cantik." Ujar Seongwoo.

"Yah, bertemu perempuan cantik belum tentu menjamin kebahagiaanmu." Tukas Jian. Nada suaranya terdengar sedang kesal. Namun, itu membuat Seongwoo tertawa.

Jian dimata Seongwoo seperti seorang kekasih yang sedang cemburu.

"Tapi saat aku bertemu denganmu, aku merasa bahagia dan utuh, Jian." Seongwoo tersenyum.

Jian menatap Seongwoo jengah. Seolah muak dengan setiap kata yang diucapkannya. Bagaimana bisa dia mengatakan hal-hal manis yang membuat Jian hampir kehilangan jantungnya seperti itu setiap saat.

"Berhenti membual, Ong Seongwoo! Laki-laki sepertimu bahkan tidak mengerti tentang kebahagiaan. Kau labil." Tukas Eunbi.

"Jika aku tidak mengerti, lalu apakah seorang Kwon Eunbi mengerti? Kau jauh lebih tidak mengerti." Ledek Seongwoo.

Eunbi yang duduk disebelah Seongwoo langsung menjitak kepala laki-laki itu.

"Bukankah aku benar? Kau tidak mengerti tentang kebahagiaan." Tukas Seongwoo.

"Tutup mulutmu atau aku akan menghabisimu!" Tukas Eunbi kesal.

Mereka berdua memang tidak pernah akur. Selalu seperti itu.

"Yah, sudahlah. Lagipula remaja seperti kita tidak benar-benar mengerti tentang kebahagiaan." Ujar Daniel. "Bukankah begitu, Jian?" Tanya Daniel sambil menatap Jian.

Jian hanya tersenyum kecil dan mengangguk pelan.

"Yah, sepertinya menyenangkan membicarakan tentang kebahagiaan yang tidak kita mengerti." Ujar Seongwoo. "Bagaimana jika kita membuat api unggun dan membicarakannya?" Tanya Seongwoo.

"Untuk apa kita membicarakannya jika kita tidak mengerti? Untuk apa membicarakannya jika kita tidak bahagia?" Tanya Daniel.

Daniel menyeringai kearah Jian, membuat Jian bingung sekaligus memutar otaknya untuk mengingat memori yang ia lupakan. Bagaimana cara Daniel tersenyum dan menyeringai seperti itu, membuat Jian takut.

✔ Dear My Youth (Ong Seongwoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang