Suasana sebelum fajar terbit harusnya tenang. Orang-orang masih tidur, belum banyak aktifitas yang berlangsung.
Tapi sayangnya tidur nyenyak Kevin harus keganggu dengan dering ponsel yang cukup nyaring.
Bangun pun agak males. Kevin ngelepas pelukannya dari Hyun-Joon, duduk sembari celingukan kanan-kiri ngumpulin nyawa.
Ini bukan suara ponselnya Kevin, tapi punya Hyun-Joon. Asalnya dari atas nakas di samping si anak kucing.
Kevin condongin badannya ngelewatin badan Hyun-Joon, berusaha supaya ga nindihin dia karena Hyun-Joon tidurnya pules banget. Kasian kecapean.
Ponselnya masih bunyi. Kevin diem sebentar begitu liat nama penelpon di layarnya.
"Hei, kamu kenapa lama banget—"
"Hyun-Joon masih tidur, tolong liat waktu kalau nelpon."
Baru aja Kevin mau matiin panggilannya kalau aja ga denger sautan dari seberang.
"Kak Kevin, apa kabar?"
Jujur Kevin ga mau ngeladenin orang kayak gini. Tapi mungkin sekalian selesain aja masalahnya. Kevin ga mau cuma karena ngurusih satu orang aja dia sampai harus pusing sendiri.
"Baru juga ketemu kemarin pas reuni, Yun-Seong."
Masih sambil nelpon, Kevin mutusin untuk bangun dari tempat tidur dan jalan keluar kamar. Kasian kalau Hyun-Joon kebangun.
Udara yang cukup dingin berhasil nembus kulit Kevin yang sekarang ga tertutup baju. Dia topless.
Yun-Seong ketawa denger nada suara Kevin yang padahal biasa aja. "Gue ga liat lo, Kak."
"Gimana mau liat gue, lo kan sama Hyun-Joon terus."
Beneran setenang itu. Kevin bahkan masih sempet minum di dapur, masih sempet ngaca di cermin besar samping jendela.
Tato di dada kirinya dilengkapi bekas luka sayatan yang perlahan pudar, semuanya terpantul sempurna di situ.
"Jauhin Hyun-Joon."
Satu kalimat itu bikin Kevin ngerutin kening. "Apa?"
"Lo jauhin Hyun-Joon. Gue tau lo ga tulus cinta sama dia."
Kali ini gantian Kevin yang ketawa. Ketawa sarkas, ga tau apakah ada hal lain yang lebih lucu dari ini. "Tuhan aja ga ngurusin rasa tulus, kenapa lo repot banget kayaknya."
"Jauhin Hyun-Joon atau sekalian aja gue buat lo ga bisa ketemu dia lagi."
Panggilan diputus dari pihak sana. Kevin ngehela napas, tiap tarikan napasnya dirasa berat banget.
Sekarang Kevin jalan ke sofa sembari dial satu nomer lagi.
"Yes, Sir."
"Hide Hyun-Joon's coordinate. Close all access."
Ga kayak biasanya, Peter di seberang sana ga langsung respons perintah Kevin.
"Even if it's from his family?"
"Yeah."
"Kak?"
Mata Kevin yang semula nerawang asal sekarang fokus ke Hyun-Joon yang berdiri di depan pintu kamarnya.
Si anak kucing jalan nyamperin Kevin. Masih dini hari dan beneran Hyun-Joon kebangun karena ngerasa kakaknya ilang, ga ada di sampingnya.
Panggilan tadi Kevin matiin dan dia natap Hyun-Joon dari atas sampai bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Not Only Yours (Book 2) || The Boyz
Fiksi PenggemarLiving as a normal people isn't important anymore. You should only live your life well, full of love and happiness. The Boyz with other idols. BxB September 5 -