Tiga orang itu noleh begitu denger suara pintu kebuka. Seo-Yeon keluar dengan wajah yang ga bisa dibaca sama ketiga orang itu.
Sun-Woo yang keliatan paling khawatir, karena dari semalam Chae-Young ga bangun-bangun. Badannya panas, dan demamnya ini ga turun-turun sampai sekarang.
"Yeon, Chae gimana?" Sun-Woo ngikutin Seo-Yeon yang jalan ke dapur untuk ganti air kompresan.
Seo-Yeon fokus sama kerjaannya, ga noleh ke Sun-Woo. "Demamnya agak turun, tapi masih terbilang panas. Gue nelpon tante gue yang dokter, katanya demam ini bisa jadi bukan gejala demam berdarah, makanya harus dipantau dulu perkembangannya."
Sun-Woo mau banget bawa Chae-Young ke rumah sakit, tapi dia inget kalau Chae-Young paling ga suka rumah sakit.
Walaupun dia ga sadar, tapi Sun-Woo ga mau asal bertindak aja. Sun-Woo mau nunggu Chae-Young sadar dulu baru ngomong ke dia apa mau dibawa ke rumah sakit atau engga.
"Dugaan lo yang ngira Chae-Young hamil jadinya ga bener, Nu?"
Sun-Woo sama Seo-Yeon noleh barengan ke Hak-Nyeon. Hak-Nyeon yang tadinya selalu sibuk di kamar ngerjain tugas akhir mau ga mau hari ini ikutan rehat sejenak karena liat Sun-Woo yang panik dari kemarin.
Yang ditanya geleng kepala. "Engga, Kak. Seminggu terakhir ini Chae emang sering muntah, terus rewel manja gitu. Ya kan mana gue tau."
"Ya lo ga ngerasa ngapa-ngapain kenapa bisa kepikiran ke sana, deh."
Eric ikutan nimpalin. Awalnya emang Sun-Woo ceritanya ke Eric.
Si Eric ini sebagai yang sudah berpengalaman dengan insiden ketidaksengajaan sama Seo-Yeon jelas tau, seenggasadarnya seseorang, pasti inget kalau abis ngelakuin itu.
Lah Sun-Woo beneran ga ngerasa ngapa-ngapain karena emang ga ada kejadian kayak gitu.
"Saran gue sih langsung ke dokter, Nu. Nunggu sadar kelamaan. Takutnya bukan sakit sembarangan."
Hak-Nyeon lumayan rasional kalau ngebahas hal-hal kayak gini.
Sun-Woo ninggalin Seo-Yeon dan jalan ke kamarnya, ngeliat keadaan Chae-Young.
Baru sampai di meja rias, dia denger suara getar ponsel gitu. Bukan ponselnya karena tadi dia tinggalin di ruang tengah. Ini pasti ponsel Chae-Young.
Bener aja, Sun-Woo liat ponsel Chae-Young di atas nakas. Ada nama papa di layarnya.
Sun-Woo beberapa kali ketemu keluarga Chae-Young.
Chae-Young datang dari keluarga sederhana, bukan yang kayak Sun-Woo apalagi Eric.
Keluarganya tinggal di Seoul. Papanya supir pribadi di salah satu kantor yang cukup terkenal di Seoul. Mamanya seorang guru taman kanak-kanak. Chae-Young punya satu kakak perempuan yang umurnya terpaut cukup jauh, udah nikah juga.
Dia bisa kuliah di Jepang karena apply beasiswa full yang kebetulan diadain sama perusahaan ayahnya Sang-Yeon ternyata. Sang-Yeon pun baru tau beberapa bulan lalu. Itu sebabnya waktu itu Chae-Young tinggal di asrama karena gratis dan harus cari part time untuk uang jajannya sendiri.
Pertama kali ketemu keluarganya Chae-Young, mereka nyambut Sun-Woo dengan hangat.
Fun fact-nya, papanya Chae-Young itu mantan supir di kedutaan dan kenal banget sama ayahnya Sun-Woo. Beliau juga pernah ketemu Sun-Woo tapi cuma beberapa kali jadi Sun-Wo ga inget.
Chae-Young dan Sun-Woo juga pernah ketemu waktu kecil, tapi cuma sebentar, mereka berdua sama-sama lupa.
"Halo, Pa."
"O? Nak Sun-Woo, Chae ada?"
"Chae masih tidur, Pa. Dia agak demam jadi aku ga enak ganggu tidurnya."
"Chae demam?"
Aduh, Sun-Woo ga enak kalau harus jabarin sakitnya Chae-Young. Dia ga tega kalau bilang ini bukan demam biasa.
"Iya, Pa." Sun-Woo ngasih jeda sebentar. "Belakangan banyak tugas, Chae juga tetep maksa masih mau kerja di toko bunga padahal udah aku minta berhenti, jadi kecapean dianya."
Papanya Chae-Young di seberang sana ketawa kecil. "Chae paling ga suka nyusahin orang, walaupun kamu sekarang tunangannya. Chae sering cerita dia ga enak sama kamu, kalian baru tunangan belum nikah jadi dia rasa kamu belum wajib nanggung biaya hidupnya.
"Tapi Papa bersyukur karena Chae sama kamu. Makasih ya, Sun-Woo."
Udah tau Sun-Woo tuh gampang tersentuh sama segala hal yang berhubungan dengan orangtua. Tanpa sadar air matanya keluar sedikit, ngalir di pipinya.
Lagi sibuk ngusap air matanya, Sun-Woo ga sengaja liat Chae-Young yang ternyata udah buka matanya. Dia ngeliatin Sun-Woo.
"Udah kewajiban aku jaga Chae sekarang, jadi Papa tenang aja." Sun-Woo ketawa kecil. "Papa ada yang mau disampain ke Chae?"
"Tadinya Papa mau nitip salam ke kamu lewat Chae. Makasih ya kiriman oleh-olehnya, repot-repot dikirim ke rumah."
"Oh ... ga repot, Pa. Ayah baru balik ke Tokyo lagi, kemarin dia abis dari Bangkok."
Setelah pamitan, panggilan dimatiin.
Sun-Woo senyum ke Chae-Young, duduk di pinggir ranjang dan ngecek kening si cantik. "Hei, putri tidur kok udah bangun aja sih, kan belum dicium sama pangeran."
Mau ga mau Chae-Young ikutan ketawa. Sun-Woo kenapa sih konyol banget.
"Mana yang sakit? Kamu mau makan, ga?"
Chae-Young geleng pelan "Nu, aku mau jalan-jalan ke taman."
Sun-Woo ngerutin keningnya. "Kamu lagi sakit, loh, masa mau jalan-jalan. Kalo jalan-jalan ketemu dokter aku anterin, deh."
"Ga mau ...."
Chae-Young mulai rewel lagi, mungkin karena ditambah demam juga kali ya.
Dari yang tadinya cuma duduk di pinggir, Sun-Woo jadi ikutan tiduran miring di samping Chae-Young.
Dia bawa Chae-Young ke pelukannya, diusap kepalanya pelan-pelan.
"Sekali aja ya, Sayang? Nurut sama aku. Aku tau kamu ga suka rumah sakit, tapi kamu harus diperiksa. Mau, ya? Aku temenin."
Lagi-lagi Chae-Young geleng.
"Sayang ...."
Sun-Woo agak longgarin pelukannya supaya bisa natap langsung ke mata Chae-Young.
Entah kenapa, justru Chae-Young nangis.
"Eh??? Chae, kamu kenapa??"
Dua ibu jari Sun-Woo udah sibuk ngapus air mata Chae-Young.
"What if I can't always with you ...?"
Chae-Young bergumam pelan dalam tangisnya, tapi Sun-Woo masih bisa denger itu.
Ada yang ga beres sama tunangannya dan Sun-Woo sama sekali belum tau apa itu.
Yang jelas, Chae-Young lagi drop dan butuh seseorang yang bisa nenangin dia, selalu meluk dia.
"It's okay, Chae. It's okay ....
"We're still in love so everything will be fine, Sweetheart."
![](https://img.wattpad.com/cover/199169624-288-k293525.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Not Only Yours (Book 2) || The Boyz
FanfictionLiving as a normal people isn't important anymore. You should only live your life well, full of love and happiness. The Boyz with other idols. BxB September 5 -