"Kak Jae ...?"
Chang-Min ngelepas genggaman Young-Hoon dan geser duduknya ke samping Hyun-Jae.
Ju-Yeon masih diem, belum lanjutin omongannya.
Sekarang semua fokus beralih ke Hyun-Jae yang suara isakannya makin kedengeran. Langsung dipeluk sama Chang-Min. Hyun-Jae bales meluk dia cukup erat.
"Tenang, Kak. Tenang, ya .... Nanti sesek napas kalo nangis kayak gitu terus," ucap Chang-Min pelan, hampir ngebisik di telinganya.
Ju-Yeon ngusap kepala Hyun-Jae. Dia balik liat ke arah temen-temennya. "Hyun-Jae ga mau ngasih tau ini ke kalian, tapi gue yakin kalian harus tau."
"Ju ... jangan ...."
Hyun-Jae geleng pelan, tapi Ju-Yeon tetep akan bilang semuanya.
"Kita berdua sakit. Waktu ga ada kabar sama sekali itu, gue sama Hyun-Jae dirawat barengan di Cambridge. Gue ditangani psikiater untuk trauma gue.
"Hyun-Jae ...."
"Ju-Yeon ... hiks ...."
"Hyun-Jae mengidap kanker. Dari tahun kemarin. Kanker darah."
Semua kaget. Cuma Young-Hoon sama Chang-Min yang tenang.
Kevin ngeliatin Hyun-Jae yang masih nangis di pelukan Chang-Min. Hatinya perih liat Hyun-Jae kayak gitu. Liat Hyun-Jae yang selama ini senyum ke dia, ketawa bareng, tenyata nanggung beban seberat itu.
Bener kata Chang-Min, setidaknya Kevin lebih sehat dari Hyun-Jae. Hyun-Jae bahkan terlalu takut untuk tidur di tiap malamnya. Takut ga akan bisa bangun lagi. Ga bisa liat Ju-Yeon dan Nana lagi.
"Dan baru-baru ini gue juga baru tau kalau Hyun-Jae juga punya trauma. Dia punya pengalaman buruk sama adik gue, Yun-Ho, waktu mereka kecil. Kedua saudara gue besar di London, masih satu mansion dengan keluarga besar Lee. Cuma gue yang di Seoul sama kakek dan nenek."
Ruangan yang didominasi oleh suara isakan Hyun-Jae sekarang ketambahan satu suara lain.
"Sun-Woo? Lo nangis?"
Jacob yang pertama sadar.
Ngeliat Sun-Woo di sebelahnya nangis, Chan-Hee langsung sigap meluk adiknya itu, ngusap punggungnya. "Eh, Sun-Woo kenapa? Lo sedih denger sakitnya Kak Hyun-Jae?"
Sun-Woo ga jawab. Dia jadi cuma ikutan nangis kayak Hyun-Jae, di pelukan Chan-Hee.
"Kakak-kakak .... Sun-Woo baru cerita beberapa hari lalu ke gue."
Suara Eric menginterupsi. Semua orang jadi fokus ke layar ponsel Sun-Woo.
"Chae-Young juga didiagnosa kanker, Kak."
Pernyataan Eric barusan menambah kekagetan mereka semua.
Sumpah, demi apa pun, kenapa jadi kayak gini?
"Gejala-gejala yang sempet dikira hamil itu, ternyata pengaruh kankernya. Muntah, sakit kepala, lemes, mimisan—"
"Chae kanker darah, Nu?" potong Ju-Yeon tiba-tiba, karena mirip dengan Hyun-Jae.
Sun-Woo akhirnya ngangguk. "Gue ... gue ga tau harus gimana, Kak .... Chae sempet drop, kaget, ga mau ngapa-ngapain. Sekarang ini aja baru mau kuliah lagi.
"Gue ga tega liat dia kesakitan tiap malem, ga bisa tidur karena badannya sakit. Tiap pagi muntah. Ga ngapa-ngapain tau-tau mimisan."
Ju-Yeon tau banget rasa takut Sun-Woo kayak gimana.
Dan semua orang paham kenapa Sun-Woo setakut itu bahkan langsung nangis.
Sun-Woo ga mau kehilangan orang yang dia sayang lagi. Selepas bundanya yang meninggal setelah ngelahirin dia, Sun-Woo ga mau kehilangan perempuan yang berharga di hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Is Not Only Yours (Book 2) || The Boyz
FanficLiving as a normal people isn't important anymore. You should only live your life well, full of love and happiness. The Boyz with other idols. BxB September 5 -