[54]

971 133 16
                                    

"Chang-Min, ayo makan—"

Young-Hoon diem sebentar. Perasaannya dari tadi Chang-Min ga keluar kamar, tapi kok sekarang kamarnya kosong.

Diliat ke balkon, ternyata dia di situ. Chang-Min duduk ngehadap jalanan dan gedung-gedung tinggi. Langit yang gelap dihiasi lampu-lampu jalanan yang berbaris teratur. Asap rokok mengepul dari tiap isapan dan embusan napasnya.

Akhir-akhir ini Chang-Min banyak diem, apalagi setelah tau Hyun-Jae sama Ju-Yeon sakit.

Mungkin kalau ga keingetan tugas akhir dia ga akan mau pulang dan tetep mau jagain Hyun-Jae. Itu pun harus diingetin Young-Hoon dulu.

"Sayang? Ngapain di sini. Anginnya dingin banget loh."

Young-Hoon ngelepas kardigannya dan sampirin itu di tubuh Chang-Min. Walaupun ga terlalu tebal itu lebih baik daripada kedinginan.

Chang-Min noleh ke Young-Hoon yang duduk di sampingnya. Dia ngarahin kotak rokoknya ke si kakak.

"Kakak mau?"

Kotaknya diterima, tapi Young-Hoon ketawa kecil sembari ngusak rambut Chang-Min. Matanya natap tangan kiri Chang-Min, hari ini Chang-Min pakai cincinnya di jari, ga dijadiin kalung kayak biasa.

"Kamu kenapa?"

"Aku kenapa?" Chang-Min nanya balik.

Young-Hoon geleng kepala. "Kalo ngerokok biasanya lagi pusing atau ada masalah, kan? Kamu kenapa? Sini cerita sama Kakak."

Senyuman si kakak, ditambah jemarinya yang dicium agak lama. Chang-Min diem sesaat nerima semua perlakuan itu.

"Mikirin apa sih tadi gue ...," gumam Chang-Min, nertawain pikirannya tadi sebelum Young-Hoon dateng.

"Kok ketawa?" tanya Young-Hoon.

Chang-Min sadar, natap kedua mata Young-Hoon agak lama.

Memorinya tentang pertama kali kenal sama Young-Hoon terputar tiba-tiba di kepalanya.

"Dari sekian banyak murid di sekolah, kenapa Kakak milih aku?"

Young-Hoon yang dari tadi balas natap Chang-Min, sekarang naikin sebelah alisnya.

"It's called destiny."

Ga tau kenapa, Chang-Min ketawa denger jawaban Young-Hoon.

Young-Hoon juga jadi ikut ngetawain jawabannya sendiri. Dia genggam tangan Chang-Min, ngusap cincin nikah di jarinya. "Emangnya kalo kamu sekarang ga sama Kakak kamu mau sama siapa? Sama Um-Ji?"

Engga, itu bukan sarkas. Young-Hoon iseng aja bilang gitu.

Chang-Min geleng pelan. "Aku cuma pengecut yang ga berani nyatain perasaan ke temennya sendiri.

"Lagi pula, Kakak bukan cowok pertama yang deketin aku, makanya aku ga terlalu kaget dideketin kayak gitu dulu."

Kaget lah si Young-Hoon. "Kamu belum pernah cerita, loh."

Chang-Min ketawa. "Ga terlalu penting makanya ga aku ceritain."

"Siapa?"

"Hm?"

Young-Hoon keliatan banget penasaran. "Yang deketin kamu, siapa?"

Chang-Min agak kaget waktu jarinya kena nyala api dari rokok. Kelamaan didiemin jadinya abis sendiri itu rokoknya, padahal tadi masih sisa separuh.

"Kak Min-Gyu, sama Seong-Hwa. Kakak kenal Seong-Hwa, kan? Yang seangkatan Kakak tapi seumuran aku."

Kim Min-Gyu, temen sepergibahannya bareng Eun-Woo juga kalau di kelas.

Life Is Not Only Yours (Book 2) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang