[75]

1K 132 11
                                    

Young-Hoon dan Kevin langsung pulang dari rumah Chan-Hee sementara temennya yang lain mutusin untuk nginep.

Sebenernya yang punya niat awal nginep cuma Ju-Yeon dan Hyun-Jae, tapi yang lainnya ikutan.

Kevin balik ke hotel dan Young-Hoon balik ke rumah orangtuanya. Chang-Min sengaja dititip di Chan-Hee aja, ga dibawa pulang ke hotel. Biar ada temennya. Ga bisa dilepas dari Hyun-Jae juga dia.

Mobil Young-Hoon masuk ke halaman depan rumah. Ada beberapa mobil tamu yang terparkir di sana.

Young-Hoon diem sebentar setelah matiin mobilnya, fokus merhatiin nomer plat mobil-mobil itu.

Salah satunya Young-Hoon hapal. Mobil papanya Chang-Min.

Perasaannya ga enak.

Young-Hoon berusaha tenang. Suara mobilnya pasti udah kedengeran sampai dalem, satpam juga pasti udah lapor kalau Young-Hoon pulang.

Dia gelapin kaca mobilnya lalu dial nomer Sang-Yeon. Ga butuh waktu lama langsung diangkat.

"Kenapa, Hoon?"

"Di situ masih rame, Kak?"

"Masih di kamar Chan-Hee semua, eh tapi Ju-Yeon lagi mandi. Kenapa?"

Young-Hoon narik napas. Entah kenapa dia perlahan jadi panik.

Ini ga masuk ke daftar kemungkinan, dan Young-Hoon ga sempet mikirin kalau mertuanya bakal dateng lantaran dari kemarin Chang-Min banyak diem dan harus ditenangin.

"Orangtua Chang-Min di rumah gue. Ini gue masih di depan, belum masuk."

"SERIUSAN?"

Di seberang sana, Sang-Yeon kedengeran manggilin temen-temen yang lain. Mungkin di-loud speaker juga sama dia.

"Dengerin gue, Kak." Young-Hoon narik napas lagi. Berusaha tenang supaya bisa mikir.

"Matiin ponsel Chang-Min. Bawa dia pergi dari situ, dan jangan stag di satu tempat. Tolong jagain Chang-Min jangan sampai dibawa pergi sebelum gue dateng. Gue mohon banget."

"Kak ...."

Itu suara Chang-Min.

"Kak Sang-Yeon, gue percaya sama lo."

"Kak ... ga usah masuk, langsung ke sini lagi aja .... Ayo kita pergi bareng ...."

Suara isakan mulai kedengeran dari sana. Chan-Hee yang nenangin Chang-Min.

"Sayang, nurut sama Kakak, ya? Ikut Kak Sang-Yeon. Nanti kita ketemu lagi."

"Kak—"

"Kabarin gue nanti ya, Kak," potong Young-Hoon. Dia ga sanggup denger suara tangis Chang-Min lagi.

"Iya, Hoon. Jaga diri juga."

Young-Hoon mutusin panggilannya. Kali ini gantian dial nomer Kevin.

"Orangtua Chang-Min ke rumah lo." Belum juga Young-Hoon ngomong, si Kevin udah ngomong duluan.

"Astaga, cenayang," sempet-sempetnya Young-Hoon ya bikin kesel aja. "Bantuin gue. Chang-Min sekarang sama Kak Sang-Yeon. Niat gue langsung terbang ke Amerika tapi pasti susah nerobosnya."

"Bandara gue pegang, Hoon, tenang aja. Yang penting lo bisa keluar nanti, ga ditahan di rumah," bales Kevin.

Young-Hoon diem sebentar. "Well ... ga yakin, tapi harus usaha, kan?"

Panggilannya dimatiin. Dia narik napas panjang sekali lagi.

Dia meriksa mobilnya. Bensin penuh, kaca masih digelapin. Dia meriksa sekeliling juga. Young-Hoon yakin ada beberapa orang yang merhatiin dia dari dalam mobil.

Life Is Not Only Yours (Book 2) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang