[49]

1K 128 17
                                    

Chan-Hee ngerasa ada yang nepuk bahunya dari belakang. Bisa diliat Jeong-Han berdiri di belakangnya sama satu orang perempuan yang ga asing di mata Chan-Hee.

"Belum mulai, kan?" tanya Jeong-Han.

Terakhir Chan-Hee liat kakaknya Hyun-Jae ini rambutnya pirang, sekarang ganti jadi hitam. Awalnya sempet pangling tadi.

"Belum, Kak," kata Chan-Hee. Dia juga senyum ke Sia. "Masih didandanin sama ibu-ibu yang lain. Nana tadi ditemenin Hiichan."

Tadi Chan-Hee puas banget ngakaknya begitu tau para ibu disuruh ikutan jadi tim sukses di backstage. Ya kan ketauan banget Hitomi paling muda sendiri. Lucu liatnya, banyak yang ngira itu kakaknya Nana.

Dua orang ini pakai baju yang cukup santai, beda sama Chan-Hee yang ga tau apa motivasinya pakai baju item-item plus masker gitu. Yang kontras cuma rambut terangnya.

Jangan tanya kenapa rambut cokelatnya bisa jadi terang lagi.

"Btw kamu ga ikut rapat hari ini?" tanya Sia. Sia tau dari Ju-Yeon kalau dia punya temen yang jadi investor.

"Ikut kok, Kak. Rapatnya kan nanti malem, mau liat Nana dulu. Gemes loh dia bajunya hari ini kalian harus liat."

Chan-Hee dapet telpon dari Hitomi katanya penonton udah boleh masuk venue. Dari tadi Chan-Hee nungguin Jeong-Han sama Sia di luar biar masuk bareng.

Di sepanjang jalan masuk, Chan-Hee banyak ngobrol sama Sia sementara Jeong-Han dengerin aja. Beberapa masalah kerjaan, sama Chan-Hee kepo siapa yang bakal gantiin Ju-Yeon nanti.

Chan-Hee ga banyak nanya tentang Ju-Yeon sama Hyun-Jae. Padahal dia kepo banget, tapi kayaknya emang harus cari tau sendiri. Mungkin dia bakal nanya Chang-Min atau Young-Hoon karena terakhir Chan-Hee denger Young-Hoon lagi pulang ke Cambridge.

Bujang-bujang Jepang alias trio ubur-ubur kayaknya lagi anteng kuliah di sana, apalagi Hak-Nyeon ga kedengeran kabarnya. Kata Na-Kyung lagi fokus banget sama tugas akhir soalnya bentar lagi sidang.

Eric mulai diminta ayahnya belajar dikit tentang perusahaan. Ga disuruh megang perusahaan kayak Wendy, kok, nanti ga nyambung sama jurusannya. Ayahnya cuma mau Eric ngerti aja tentang bisnis biar kalau mau mulai bisnis sendiri ga kaget.

Sun-Woo juga akhir-akhir ini diem, biasanya di grup bawel banget berantem mulu sama Hyun-Joon. Ga tau itu dia kesambet apa.

Tiga orang dewasa ini dapet tempat duduk di baris kedua, jadi cukup deket ke panggung. Lumayan nontonnya enak.

"Sayang, sini!"

Chan-Hee lambain tangannya begitu dia liat istrinya keluar dari pintu arah backstage. Walaupun ini cuma acara taman kanak-kanak, tapi cukup besar karena merupakan agenda tahunan. Ga cuma anaknya yang tampil, guru tetap dan guru magang juga nanti punya penampilan sendiri.

"Lama banget," Chan-Hee agak mundur supaya Hitomi bisa lewat dan ambil duduk di antara dia dan Sia. Jeong-Han duduk samping Sia di paling pinggir.

Hitomi nyapa Sia dan Jeong-Han terus nengok ke suaminya. "Ga tau kenapa, mungkin deg-degan kali ya, Nana ga mau ditinggal, Kak. Lucu banget tadi."

Mereka berempat anteng nikmatin acaranya. Mulai dari sambutan kepala yayasan sampai acara-acara lain. Ga jarang Sia yang selera humornya receh ketawa begitu liat penampilan ajaib anak-anak kecil yang lucu.

Jeong-Han seneng liat Sia udah bisa ketawa lagi dan ga sedih keingetan Ju-Yeon.

Chan-Hee juga dari tadi ketawa, sesekali nempelin kepalanya ke kepala Hitomi tiap capek ketawa. Dia juga receh. Dulu recehnya kompakan sama Kevin.

Life Is Not Only Yours (Book 2) || The BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang