Padat nya jalan raya membuat Renjana harus terjebak macet di antara banyak nya kendaraan. Di dalam angkutan umum yang setiap hari menjadi pengantar nya ke sekolah ini Renjana mendadak risau melihat banyak kendaraan yang terdiam, tidak ada tanda-tanda akan memulai laju.
Renjana melirik ke arah jam tangan flamingo berwarna pink pastel yang melingkar di tangan kiri nya, jam itu sudah menunjukkan pukul 06:40 dan membuat Renjana menjadi semakin kalut dalam risau, selama 5 bulan dia menjadi siswi SMA PELITA BANGSA tidak pernah sehari pun dia terlambat, apalagi jabatannya sebagai wakil ketua osis di pertaruhkan jika dia terlambat.
Sepuluh menit kemudian, Renjana baru saja sampai di gerbang sekolah. Tepat 5 menit sebelum jam masuk sekolah. Renjana menghela nafas lega, dia mengatur nafasnya sejenak karena terlalu lelah berlari ke sekolah.
Setelah dirasa nafasnya sudah teratur, Renjana segera menuju ke kelas yang berada di bangunan tengah sekolah, kelas X IPA 1, kelas unggulan untuk kelas X yang notabennya memiliki murid kecerdasan di atas rata-rata. Bagi Renjana sendiri, dia bahkan terkadang memandang dirinya tidak terlalu pintar dalam mata pelajaran. Dia bahkan hanya jago di mata pelajaran matematika dan kimia saja. Tapi bagi teman-teman nya renjana itu pintar di semua mata pelajaran dan juga cerdas, aktif dan pintar dalam public speaking.
Baru masuk selama 5 bulan saja renjana sudah mendapatkan banyak penggemar di sekolah, banyak yang mengagumi renjana dari jauh, ada yang diam saja, ada juga yang terang-terangan mengungkapkan perasaannya tapi jelas saja belum sempat sepenuhnya mengungkapkan, Renjana sudah langsung memberikan wejangan. Ya, wejangan alias penolakan dengan halus.
Sesampai nya di kelas, Renjana sudah di sambut dengan kedua sahabatnya yang sudah duduk cantik di bangku mereka masing-masing.
"Hufff.. Gue capek! Bagi minum dong Danilaaa!" minta Renjana sambil duduk santai di bangku nya.
"Ih.. lo habis ngapain sih na? lo ngos-ngosan banget, kayak abis dorong bajaj aja sih! " cibir Danila.
"Gue abis lari. Ga sabar gue di dalem angkot, mana macet tadi. Gue takut telat, mangkanya gue lari." penjelasan Renjana.
Danila memberikan tempat minumnya yang penuh dengan air dingin favorite Renjana, tanpa pikir panjang Renjana langsung meneguk habis air milik danila itu.
"Gilaaakkk, Renjana! lo haus banget? " tanya Danila heran sambil melihat botol minumnya yang kosong.
"Maafin ya Danila. Gue beneran haus."
"Na.. lo tadi di cari kakak kelas tuh." sahut Birna.
"Haaa? Siapa sih?" tanya Renjana.
"Siapa ya? kalau ngga salah namanya Raga, deh."
"Ngapain lagi sih itu kak Raga? gue sebel banget liat mukanya. Tiap hari ngawasin gue, padahal gue ga sewa bodyguard!"
"Tiap hari?" tanya Birna heran.
"Iya. Dia itu tiap hari ngeliatin gue, nelfon gue, maksa anter gue pulang. Duh, nakutin banget pokoknya."
"Tapi dia ganteng loh, Renjana." ucap Danila.
"Dih.. kalau gitu ambil aja, Danila. Gue ikhlas!" cibir Renjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Supernova untuk Renjana
Teen Fiction[ AKAN DI REVISI SETELAH COMPLETE] Ini tentang mereka ..Mereka yang mempunyai masa lalu masing-masing dengan cerita yang berbeda . Ini tentang mereka .. Yang tidak sengaja di pertemukan oleh semesta. Ini tentang mereka .. Yang saling mengobati agar...