-43- Dharma Maha Bintang

109 22 14
                                    

Hey, kalian ❤️
I miss you guys ...
Happy Reading, ya 🖤

-•-

"Bintang??!"

Mendengar itu, seseorang yang merasa namanya disebut langsung tersenyum. Bagai memberikan senyum selamat datang. Bukan! Bukan senyum selamat datang. Melainkan, itu adalah senyuman menakutkan yang tidak ingin lagi dilihat Renjana dalam hidupnya.

Bintang tersenyum menyeringai ke Renjana. "Hai, long time no see, Rindu .... "

Jantung Renjana berdegup tidak karuhan. Ternyata cowok itu benar-benar Bintang. Dharma Maha Bintang. Masa lalu yang sangat ingin dilupakan Renjana.

Sesaat Renjana bahkan tak mampu berkedip. Matanya sangat berat saat menatap sosok cowok yang saat ini ada di hadapannya. Telinga Renjana bahkan panas saat mendengar Bintang memanggilnya 'Rindu'--panggilan yang sangat dia benci. Hanya satu orang yang memanggilnya begitu dan dia adalah Bintang.

"Se-sejak kapan lo di sini? Gimana bisa lo tau alamat gue? lo nguntit gue selama ini?"

Bintang justru terkekeh. "Apa? 'lo'? sejak kapan kamu ngomong sama aku pakai 'lo' begitu?" herannya.

"Jangan banyak bicara Bintang. Gue nanya, sejak kapan lo di sini?!"

"Hmmm, sekitar satu jam yang lalu." jawabnya santai. "Kamu pulang di anter siapa tadi? mobilnya siapa itu? temen kamu?"

"Darimana lo tau alamat rumah gue? lo nguntit gue selama ini?" tanya ulang Renjana.

Bintang tersenyum tipis. "Kalau iya kenapa? masalah buat kamu?" kelakarnya. "Kamu nggak adil deh, aku mulu yang jawab. Kamu dong jawab pertanyaanku. Siapa yang anter kamu tadi?" tanya Bintang lagi.

Renjana tak menjawab. Dia malah sibuk memilin seragam sekolahnya sambil tak henti menatap mata Bintang dengan takut.

Renjana menghindari menjawab apapun pertanyaan yang diberikan Bintang, bahkan lebih baik dia segera mengusir Bintang dari rumahnya. Dia sudah cukup frustasi melihat kedatangan Bintang, tidak mau lagi dia menambah bebannya karena menjawab pertanyaan dari cowok itu.

"Hey! Santai. Kamu kenapa sih kok kayaknya takut banget? aku nemuin kamu cuman karena aku lagi kangen sama kamu kok, Ndu. Berapa lama ya kita gak ketemu? tiga bulan? enam bulan? satu tahun?" tanya runtut Bintang.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, Bintang pun berdiri dan menghadap Renjana.

Melihat pergerakan cowok itu, dada Renjana makin sesak. Dia semakin ketakutan luar biasa. Napasnya bahkan makin menggebu.

Di pandangan mata Renjana, kini berdiri seseorang yang bahkan tidak ingin lagi dia temui dalam hidupnya.

Bagi Renjana, Bintang masih sama seperti dulu. Cowok itu masih tinggi dengan kulit sawo matangnya yang bersih. Rambutnya masih dengan model berantakan yang sepadan dengan postur wajahnya. Bintang juga masih memiliki senyum manis dengan gigi gingsulnya. Dia memang tampan, tapi tampan saja tidak cukup untuk menjadi laki-laki yang mengisi hari dan hati. Jika dia bersikap buruk, tampan pun tidak ada artinya, sama halnya dengan Bintang.

Melihat pergerakan Bintang, Renjana pun mundur teratur sambil menatap Bintang dengan takut. "Ma-mau ngapain lo ber-berdiri dan pelan-pelan ma-maju? mending lo pergi sekarang!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Supernova untuk RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang