-40- SISI LAIN JULIET

398 24 3
                                    

Renjana merajut dalam senja nya di balkon kamar , dia duduk di sofa pantai miliknya .

Satu hal yang dia rindukan , kehadiran mama nya yang sudah meninggalkan dia karena urusan pekerjaan selama berhari-hari .

Sesekali renjana mem-video call mama nya , mendengarkan semua keluh kesah mama nya yang dibuat sibuk dengan pekerjaan nya, dan sebaliknya renjana yang menceritakan hari-hari nya yang menyedihkan beberapa waktu lalu .

Dia hanya menatap gambar mama nya di dalam layar kaca ponsel nya .

Rindu .. Satu kata untuk mama nya . Dia hanya ingin mama nya ada disini , bisa mendengarkan semua keluh kesah nya , bisa membuatkan sarapan nasi goreng kesukaan nya , dan bisa diajaknya bertukar pikiran .

" non .. Non renjana " panggil bibi dari luar kamar nya .

Renjana masih saja diam di balkon menatap langit senja .

" non " panggil bibi lagi . " ada tamu ."

" siapa?" teriak renjana menimpali .

" mas dante ."

Renjana mengernyitkan dahi nya , dante ? Ada apa dia kesini? Tanya renjana dalam hati .

" suruh masuk bi." teriak renjana mengijinkan .

Renjana menggeserkan duduknya , memberi ruang untuk dante duduk di sampingnya .

Handle pintu terdengar terbuka , dan ada langkah kaki mendekati renjana . Menyadari itu renjana enggan menoleh . Dia masih sibuk memandang senja yang sebentar lagi tenggelam .

" na .. " panggil dante .

Renjana menoleh dan mendapati dante sudah babak belur . Mata nya membiru dan bibirnya masih mengeluarkan darah segar . Banyak luka juga di tangan dante .

Renjana berdiri dan memegang wajah dante yang penuh banyak luka , tak sadar air mata nya menetes . Tatapan mereka beradu seperti saling mengirimkan rasa luka diantara mereka .

" ke-ke-kenapa , kamu kenapa ?" tanya renjana gagu .

" gue uda selesaikan semuanya ." jawab dante lirih sambil memegang ujung bibirnya .

" semuanya ? Semuanya apa ?"

" gue dan juliet ."

Renjana menyipitkan mata nya . Menyelesaikan ? Menyelesaikan apa yang dimaksud?! Dengan perkelahian kah? Dengan siapa?! , runtutan pertanyaan itu ada di benak renjana tapi entah kenapa itu sukar untuk dia katakan .

" gue menyusun strategi biar bisa liat kelakuan juliet ."

" va .. Aku ga paham . Maksudnya apa ? " tanya renjana . " sini duduk , aku ambilin obat dulu ." kata renjana .

Langkah renjana tertahan saat dante menarik tangannya untuk tidak pergi .

" gue ga perlu obat . Gue perlu lo , renjana ."

Renjana tidak mampu menjawab , dia hanya memberikan senyum manis nya yang mengisyaratkan kebahagiaan .

Renjana duduk kembali di samping dante , menatap wajah dante yang membiru karena pukulan yang pastinya keras .

" ada apa sebenernya ? Kenapa kamu babak belur begini ." tanya renjana , dia membelai wajah dante , menyentuh banyak nya luka di wajah dante dengan perlahan .

" ichal beberapa hari lalu datang ke rumah gue malem-malem ."

" lalu?" tanya renjana mendengarkan .

" dia cerita ke gue kalau dia liat juliet sama romeo di apartemen yang sama kayak dia, ternyata studio mereka bersebelahan . Ichal ga sengaja lewat waktu pintu itu sedikit terbuka dan liat juliet ada disana . " dante berhenti sejenak dan menghela nafas panjang . " ichal membuka pintu perlahan , dan mendapati juliet sama romeo di studio itu . Lo tau apa yang mereka lakukan?" tanya dante .

Supernova untuk RenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang