Nyonya Liliana Jung, ibu Jungkook, menjerit histeris keesokan paginya setelah sekretaris Heo Seok menyampaikan berita mengenai insiden yang dialami putranya, dan segera turun ke ruang bawah tanah rumah utama untuk melihat kondisi Jungkook.
"Bagaimana mungkin lelaki itu bisa melakukan hal sekeji ini pada putraku? Apa kau pernah melihat anakku berbuat kurang ajar sebelumnya?" omel Nyonya Liliana pada sekretaris Heo Seok yang berjalan mengekorinya. "Aku yakin pasti gadis itu yang menggodanya. Siapa yang bisa tahan melihat pesona putra tampanku?"
"Maafkan aku, Nyonya. Tapi banyak saksi mata yang melihat Tuan muda merobek pakaian Nona Ru Na."
"Hanya orang bodoh saja yang akan memercayai trik murahan seperti itu. Semua wanita jalang melakukannya untuk mendapatkan pria yang mereka inginkan. Tapi aku adalah wanita yang melahirkan putraku. Aku tahu, Jungkook tidak akan melakukan hal rendahan seperti itu bahkan jika dia sedang dalam kondisi mabuk. Oh, ya Tuhan. Apa wajahnya baik-baik saja?"
Sekretaris Heo Seok tak berani menjawab, berjalan mendahului majikannya untuk membukakan pintu bawah tanah tempat Tuan mudanya dikurung, "Mungkin sebaiknya Anda melihatnya sendiri."
Jungkook masih tertidur pulas dalam gulungan selimut putih di atas tempat tidur di sudut ruangan yang juga berseprai putih, ketika kedua manusia itu menyusup ke sana. Nyonya Liliana dalam sekejap kembali menjadi histeris, dan menangkup wajah Jungkook saat melihat kondisi pipinya yang memar.
"Omo ... omo ... omo...! Besok kau ada pemotretan dengan majalah Elle! Beraninya lelaki itu merusak asetmu yang paling berharga ini? Apa dia tahu berapa nilai kontrak yang sudah kau tandatangani?" Nyonya Liliana menolehkan kepala Jungkook ke kanan dan kiri, sehingga Jungkook yang terbangun lantaran perbuatannya, mengerang kesakitan.
"Hya, Eomma!" protes Jungkook karena wajahnya tak kunjung dilepaskan.
"Sudah berapa kali kuperingatkan, uh? Jika Ayahmu marah, kau harus melindungi wajahmu! Kenapa kau malah terluka di saat seperti ini? Apa kau tahu betapa sulitnya aku mendapatkan kontrak ini untukmu? Kau ingin mempermalukanku dengan menjual wajah seperti ini pada majalah bergengsi itu?"
Jungkook menyingkirkan tangan ibunya dari wajahnya dengan gusar. Hal yang tidak pernah ia sukai dari sang ibu, adalah setiap kali wanita ini selalu lebih mementingkan wajahnya dibandingkan perasaan atau kondisi kesehatan Jungkook.
"Eomma," lirih Jungkook malas. "Bisakah kau pergi sekarang? Aku hanya akan tidur sampai Ayah mengeluarkanku. Jadi bisakah kau tidak menggangguku?"
"Pabo!" Nyonya Liliana memukul lengan Jungkook beberapa kali. "Kita harus ke rumah sakit sekarang dan mendapatkan obat untuk lukamu. Ini debutmu dengan majalah kelas internasional. Apa kau tidak mengerti apa yang kukatakan sedari tadi?!"
"Ini hanya memar, Eomma."
"Yang kau sebut 'hanya memar' itu adalah masalah besar bagi kariermu! Sekretaris Heo seok," Nyonya Liliana menoleh sekretarisnya geram, "bawa dia keluar!"
"Tapi kata Presdir...."
"Aku juga majikanmu!"
Sekretaris Heo Seok mengangguk dan segera meraih lengan Jungkook untuk dituntun ke luar sementara sang Nyonya berjalan mendahului dengan tergesa.
Jungkook tersenyum miris memperhatikan lengannya yang dipegangi sekretaris Heo Seok. Sepertinya tidak pernah benar-benar ada tempat yang nyaman untuknya dalam keluarga ini.
"Sampai kapan aku akan diperlakukan layaknya anak kecil di rumah ini?" gumamnya nelangsa. "Semalam aku bahkan baru saja bertunangan. Bagaimana mungkin aku bisa melakoni peran sebagai anak mama dan calon pengantin dalam waktu bersamaan? Apa kau juga berpikir bisa memperlakukanku selayaknya boneka seperti mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants [21+ END]
FanfictionTentang tiga putra konglomerat yang terlahir dari wanita berbeda dan tidak saling akur: Jeon Seok Jin, Jeon Taehyung dan Jeon Jungkook. Jeon Taehyung harus berjuang sedari kecil untuk menyelamatkan diri dari orang-orang yang terus berusaha membunuhn...