Bagian 28. (Tidak Menyangkal)

163 35 20
                                    

Setelah cukup lama berusaha mengumpulkan serpihan pikirannya yang berantakan, Taehyung memutuskan untuk tidak mengelak.

"Ada alasan mengapa aku melakukan semua itu. Tapi satu hal yang pasti, bukan karena aku membenci atau ingin menghancurkanmu. Aku hanya tidak bisa memberitahumu semuanya, jadi tolong jangan salah sangka padaku dan tetaplah bersikap seolah-olah kau tidak mengetahui siapa aku sebenarnya."

Tak ada jawaban dari Jungkook. Ruangan itu kembali hening selayaknya kosong, hingga kemudian terdengar suara Jojo dan Ru Na yang tiba di rumah. Pembicaraan terjadi di luar kamar, Ru Na terdengar menanyakan pada Jojo di mana kamar sepupunya beberapa detik sebelum pintu kamar Taehyung diketuk memburu dari luar.

"Jungkook, haruskah kau memperlakukanku seperti ini?" teriak Ru Na lantang.

Taehyung menatap sang adik yang kini menunduk di tempatnya berdiri. Jungkook tampak tak berniat menjawab apalagi keluar, memaksa Taehyung berinisiatif dengan mengambil langkah menemui Ru Na dan menyampaikan jika malam ini Jungkook akan tidur dengannya, serta meminta gadis itu tidur bersama Jojo.

Tentu saja, respons Ru Na tidak akan seperti yang diharapkan. "Kenapa aku harus tidur dengan Jojo ketika aku datang bersama tunanganku?"

"Dia kurang enak badan, tolong mengertilah."

"Tapi tadi kalian berlari bersama!"

"Dia berlari karena merasa tidak enak badan dan ingin segera tiba di rumah."

"Alasan konyol."

"Kau mau aku menciummu lagi?" Teahyung yang sebal dan mulai kehilangan kesabaran, bersedekap sambil menyandar ke kisi-kisi pintu, menghalangi tatapan menyelidik Ru Na yang berusaha mengintip ke dalam kamar. Tak lupa, Taehyung juga memperlihatkan wajah mengintimidasi untuk menakut-nakuti Ru Na. Sampai-sampai mengabaikan Jojo yang menatapnya penuh cemburu dari kejauhan, memperingatinya agar tidak coba-coba mencium Ru Na lagi.

"Dasar menyebalkan!" Gagal mengintip ke dalam, Ru Na mengerling sinis pada Taehyung yang kini menyeringai seduktif padanya dan memukul dada lelaki itu. "Aku tidak sudi berciuman denganmu bahkan dalam mimpi. Jadi berhentilah bertingkah sok kecakepan di depanku. Kau benar-benar memuakkan. Dengarkan itu, uh?!"

"Tidak bisakah kau membuka hati padaku walau sedikit saja?" Taehyung mengabaikan pukulan yang ia dapat dan kembali bertanya konyol.

"Tidak akan pernah! Cintaku hanya untuk Jungkook seorang sampai kapan pun itu! Kau dungu dan tidak tahu diri. Benar-benar menjengkelkan!" Puas memaki-maki Taehyung, Ru Na segera berpaling lalu menjauh menuju kamar Jojo. Masuk ke dalam sana dan membanting pintu yang ia lewati.

Sementara itu, Taehyung hanya melambaikan tangan mengantarkan kepergiannya, dan kembali masuk ke kamarnya usai mengedipkan sebelah mata pada Jojo sekilas, berusaha menghibur gadis itu tapi Jojo malah menyambutnya dengan gesture seakan-akan dia hendak muntah dan menyusul Ru Na masuk.

Taehyung menyandar di balik pintu yang baru saja ia kunci sambil menghela napas panjang sebelum menghampiri Jungkook yang masih terpaku dalam posisinya berdiri.

"Kau sudah mendengarnya sendiri, kan?" tanya Taehyung setibanya di hadapan sang adik yang hanya menggegat rahang menahan gejolak emosi yang tak dapat terluapkan. "Ru Na tidak tertarik padaku. Saat pertama kali datang ke Wolseum, aku berusaha membuatnya mengenalku dengan mencium dan menyatakan cinta sebagaimana yang dulu sering kukatakan padanya. Tetapi dia sama sekali tidak tersentuh dan sebaliknya, di lain hari aku malah tak sengaja mendengar pengakuannya padamu saat di atap sekolah."

"Hari di mana kita pertama kali bertemu itu?" Satu pertanyaan terlontar dari bibir basah Jungkook yang kemerahan.

Taehyung mengangguk dan kembali berkata, "Sejak awal, dia tidak pernah menyukaiku. Pengakuan itu sungguh menyakitkan sekaligus memalukan bagiku, terlebih dia menyampaikannya kepaadamu dan bukan padaku. Jadi menurutmu, bagaimana bisa aku memintanya membatalkan pertunangannya denganmu dan kembali padaku?"

Tak ada jawaban terlontar dari mulut Jungkook, hingga Taehyung memegang kedua sisi lengannya dan mendudukkannya di tepi ranjang. "Aku sudah cukup dengannya. Aku mengenalnya cukup lama dan terlepas dari kebohongannya mengenai perasaan yang dimilikinya kepadaku, bisa kukatakan, Ru Na sebenarnya adalah gadis yang baik."

"Jangan membujukku." Jungkook bersikeras tidak menangis di depan sang kakak, menepiskan pegangan Taehyung pada lengannya. "Aku tidak bisa menyukainya."

"Setidaknya kau bisa belajar."

"Aku tidak mau."

"Hanya itu yang bisa kau lakukan jika tidak ingin Jojo terluka."

Pandangan Jungkook sontak terangkat ke arah Taehyung seakan-akan berjuta tanya meledak bersamaan dalam kepalanya. "Kenapa kau harus membawa nama Kim Jojo di sini?"

"Menurutmu kenapa?" Taehyung balik bertanya. "Ibuku akan menyingkirkannya jika melihat Jojo bersamamu, begitu juga Ru Na," paparnya sembari mengambil tempat di sisi Jungkook. Kemudian kembali menghela napas lemah. "Tidak ada yang bisa berjalan sesuai kemauan kita dalam dunia yang kita tempati, kau pun tahu pasti itu. Ibu memintaku untuk memacari Jojo demi bisa menghancurkanmu, kedengarannya itu bukan persoalan sulit ketika sebenarnya aku juga mulai tertarik padanya. Tapi sebetulnya yang sedang terjadi adalah Ibu hanya ingin menggunakan Jojo sebagai alatnya untuk mengendalikanku. Saat kemauannya tercapai, aku dan Jojo pun tidak akan pernah bisa bersama, karena dia akan melakukan segala cara untuk memisahkan kami, bahkan jika itu harus membunuhnya."

Jungkook menelan ludah, tak yakin apakah sebaiknya ia harus marah atau mengasihani diri sendiri lantaran terlahir dalam keluarga yang kacau balau. "Kau tahu aku mencintai Jojo. Aku pasti bisa melindunginya."

"Dengan apa?" Taehyung menyambar dan terlihat jelas bahwa dia meremehkan. "Saat Ayah mendengar pengakuanmu, dia akan langsung bertindak, pun Ibumu. Jangan lupakan keberadaan Ru Na dan Ibuku. Kau tahu seperti apa orang-orang yang berdiri di samping Ayah. Keluarga Ru Na yang juga sangat mengerikan tidak akan membiarkan pertunangan putri mereka dibatalkan. Dan Ibuku psikopat gila harta yang akan melakukan apa pun untuk menyingkirkanmu dan Seok Jin, bahkan aku untuk mendapatkan keinginannya. Jika kau memaksakan diri, kalian hanya akan mati konyol sebelum matahari esok sempat terbit."

"Lalu apa kau bisa melindunginya?"

Taehyung ganti menelan ludah, matanya menerawang kosong ke arah jendela yang tertutup kelambu. "Untuk saat ini, setidaknya aku bisa. Aku hanya perlu mengikuti permainan Ibu selama Ayah dan Seok Jin tidak mengetahui keberadaanku. Aku memiliki peluang lebih minim risiko ketimbang dirimu."

"Lalu bagaimana jika akhirnya mereka semua tahu? Kau tetap akan menempatkan Jojo dalam masalah saat Ayah memintamu melakukan pertunangan bisnis dengan salah satu temannya sebagaimana yang dilakukannya kepadaku dan Seok Jin."

"Aku hanya putra dari simpanan, ingat?" Taehyung mengingatkan diiringi senyum pias. "Ayah sangat perhitungan dalam hal apa pun. Nilaiku tidak sebesar dirimu dan Seok Jin, sebab itulah dia memaksamu menggantikan pertunanganku. Kurasa orang tua Ru Na juga lebih menginginkanmu daripada aku dan mendesaknya untuk menukar pertunangan putrinya dengan menjadikan kepergianku sebagai alasan. Itu sebabnya, Ayah tidak pernah lagi mencariku. Karena mungkin dipikirannya, kepergianku tidak akan pernah membawa pengaruh apa pun bagi bisnisnya."

Jungkook tidak menanggapi lagi, menyetujui dengan berat hati bahwa apa yang Taehyung katakan semuanya benar. Tidak peduli seberapa kerasnya ia menentang perjodohan, itu hanya akan membawanya pada perjodohan lain sebagaimana yang terjadi pada Seok Jin apabila berhasil membebaskan diri dari Ru Na, dan Jungkook tidak yakin kalau perjodohan itu akan lebih baik ketimbang perjodohannya dengan Ru Na.

*

Udah mendekati part end. Gimana menurut kalian cerita ini?
Saya nggak akan bisa update seenggaknya 3-4 hari kedepan karena ada kesibukan di duta yang nggak bisa dielakkan. Demi bisa mendapatkan beberapa lembar rupiah. So, saya harap kalian tetep sabar dan setia menunggu saya kembali. See yaa...
Tetep jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih banyak...

Ps: Kalau nemu saltik di part ini dan plot hole, maklumin aja emang nggak direvisi dulu karena buru-buru. Atau boleh dicorect di komentar nanti saya benerin belakangan. :*

Author note dari masa lalu nggak akan saya hapus. Saya penasaran kesibukan apa yang saya lakukan demi rupiah dulu. 🙄

Descendants [21+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang