Bagian 22. (Hari-Hari Kini Di Istana)

169 40 22
                                    

Presdir Jeon membanting hasil pemeriksaan Jungkook yang baru saja diterimanya dari dokter pribadi dan menatap anti pati pada remaja yang kini hanya berani menunduk ketakutan di tempat tidurnya itu.

"Dokter bilang, ada kandungan obat terlarang dalam tubuhmu. Sejak kapan kau berani melewati batasan yang kuberikan padamu, hah?!"

Nyonya Liliana tak kuasa untuk tidak membuka lebar mulutnya lantaran terkejut, serentak menatap putranya dengan pandangan tak menyangka, "Benarkan itu, Kookie?"

Jungkook yang tak kalah terkejutnya dengan sang ibu maupun ayahnya, bersikeras menggeleng sebab ia memang tak merasa pernah menelan zat-zat semacam yang dituduhkan, "Aku merokok dan mencuri wine di kamar Seok Jin Hyung sesekali. Tapi aku tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan apa pun."

"Tidak? Kau tetap tidak akan mengaku meski hasil tes menunjukkan adanya kandungan LSD dalam darahmu?" Presdir Jeon mulai melepaskan ikat pinggang kulitnya dan bersiap menyabetkannya ke tubuh Jungkook yang masih bersikukuh menggeleng.

"Aku berani disumpah tidak pernah mengkonsumsi obat apa pun!" Jungkook menatap yakin pada kedua orang tuanya bergantian dengan wajah penuh keseriusan, tetapi Presdir Jeon tetap mendekat dan menyentak lengangannya turun dari tempat tidur, "Appa, aku sungguh tidak pernah ... tolong pecayalah padaku, Appa! Appa!"

"Kau harus ikut denganku dan mendapatkan hukuman dariku!" Presdir Jeon menyeret Jungkook keluar dari kamarnya dan membawanya ke ruang bawah tanah untuk dicambuk.

"Eomma, tolong percayalah padaku! Aku tidak pernah melakukan seperti yang kalian tuduhkan! Eomma!" Jungkook tak menyerah untuk mendapatkan kepercayaan sang ibu, terus berteriak meski langkahnya dipaksa menjauh. Namun, sekarang Nyonya Liliana hanya mampu menangis di tempatnya berdiri, tak lagi berani membela sang putra setelah hasil rekam medis menunjukkan fakta mencengangkan dari darahnya.

"Nyonya, saya sarankan, kasus Tuan muda sebaiknya jangan ditangani menggunakan kekerasan." Dokter Park yang semenjak tadi masih berdiri di kamar itu memberanikan diri menginterupsi setelah beberapa menit waktu berlalu dalam keheningan pasca kepergian Presdir dan putranya.

Nyonya Liliana menjatuhkan tubuhnya ke bibir ranjang dengan isak tangis yang masih terdengar lirih, menatap Dokter Park nelangsa, "Bagaimana aku bisa menghentikan suamiku sekarang? Anda tahu sendiri seperti apa wataknya. Dia paling tidak suka jika anak-anaknya melanggar aturan, apa lagi yang Jungkook lakukan sudah jelas keterlaluan. Aku sendiri sangat kecewa padanya. Aku selalu mengawasinya, bagaimana mungkin aku bisa kecolongan."

"Tapi...." Dokter Park menyela, "kondisi fisik dan kejiwaan Tuan muda sedang tidak sehat. Maksud saya, efek Asam Lisergat Dietilamida atau LSD itu akan memicu rasa depresi kepada penggunanya. Jika Tuan muda merasa tertekan, efeknya mungkin bisa berbahaya bagi keselamatannya."

Nyonya Liliana sontak bangkit dari duduknya dan menghampiri Dokter Park dengan air muka menegang, "Aku tidaklah mengerti tentang obat-obatan seperti yang Anda sebutkan barusan. Jadi, bisakah Anda menjelaskan padaku dengan bahasa yang lebih mudah untuk kupahami? Apakah putraku mungkin mendapatkannya dari apotek?"

"Tidak, obat itu tidak semestinya bisa ditemukan di Korea. Dari mana pun Tuan muda mendapatkannya, itu pasti bukanlah dari orang yang punya maksud baik. Alih-alih antidepresan, obat itu sebenarnya tergolong ke dalam zat psikotropika yang bisa berbahaya bila dikonsumsi dalam jangka panjang dan dosis besar. Obat itu tidak menunjukkan gejala dan efek menakutkan secara instan bila diberikan dalam dosis kecil. Namun jika sudah menumpuk dalam darah, pengguna bisa mengalami serangkaian efek yang lazimnya ditemukan pada penderita depresi berat. Diawali dengan sakit kepala hebat, mudah pingsan, berhalusinasi bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Descendants [21+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang