Bagian 12. (Sudut Pandang Jojo)

205 39 70
                                    

Jungkook memejamkan mata dan menggeleng untuk dapat menormalkan pikirannya yang sejenak tadi menjadi kacau, dan kembali menatap Tahyung yang hingga kini masih melihat ke dalam matanya secara intens.

Oh .... Tatapan itu bahkan juga begitu mirip dengan tatapan mata milik Taehyung.

"Kau...." Jungkook hendak memulainya. Namun, tiba-tiba saja ia kehilangan kata-kata yang tadi sudah tersusun dalam kepalanya.

Jungkook mendadak menjadi kebingungan tanpa tahu apa sebabnya. Dan segera menyadari kalau pandangan matanya ikut mengabur. Sampai-sampai, ia perlu mengerjap beberapa kali berharap agar dapat menjadi normal kembali. Namun yang terjadi, Jungkook malah mendapati kondisinya kian memburuk. Segala sesuatu di sekitarnya terlihat berputar-putar sebelum akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri dan harus digendong Taehyung ke ruang kesehatan setelah beberapa orang di sana hanya mampu menjerit panik.

Ru Na tidak membiarkan siapa pun mendekati Jungkook-nya, terutama Taehyung, tak peduli meski lelaki itu yang secara tidak langsung telah menolong tunangannya. Tidak hanya mengusir Taehyung dari ruang kesehatan, Ru Na bahkan menuduhnya sebagai penyebab pingsannya Jungkook dan kembali mememberikan ancaman akan menendangnya dari sekolah jika sampai kondisi Jungkook tak lekas membaik. Jadi, Taehyung mengalah dan membiarkan Jojo menyertnya pergi.

"Tanggungan masalah kita sudah banyak, ngomong-ngomong." Jojo mengingatkan Taehyung yang masih membisu saat diseretnya menuju salah satu sudut halaman yang sepi di belakang sekolah. "Kita tidak membutuhkan alasan baru untuk mendapatkan tambahan hukuman. Selain itu, kejadian tadi bukan kesalahanmu. Jungkook memang sering menjadi begitu sejak kakaknya dinyatakan menghilang."

Taehyung pasrah didudukkan Jojo di salah satu bangku taman yang menghadap ke arah danau buatan milik Wolseum. Tempat itu begitu sepi dan jarang dikunjungi siswa lantaran anak-anak borjuis Wolseum lebih suka nongkrong di kantin sekolah yang kemewahannya sudah menyerupai restoran berbintang dan dilengkapi wifi gratis. Atau jika bukan di sana, mereka akan memilih sibuk dengan gadget masing-masing di dalam kelas untuk memeriksa nilai pasaran saham atau hanya sekadar ingin berburu merk fashion yang tengah hits dan berlomba siapa yang paling dulu mendapatkan koleksinya untuk dipamerkan ketika ada kesempatan. Yang mana itu sama sekali tidak bisa menjadi bagian dari gaya kehidupan Jojo yang serba pas-pasan.

Taehyung mendongak ketika gadis itu selesai menutup mulutnya.

"Dia memiliki kakak?" Taehyung bertanya pura-pura penasaran. "Bagaimana kakaknya bisa menghilang?"

"Ini cerita yang panjang." Jojo menjawab sambil mengambil tempat di sebelah Taehyung duduk. "Entah apa yang kau pikirkan tentang orang-orang kaya itu. Tapi menurutku, kehidupan mereka sangat mengerikan." Dia bertutur dengan gaya serius berlebihan, dan itu berhasil membuat Taehyung tersenyum lantaran geli melihat tingkahnya.

"Aku serius. Jangan tertawa." Jojo menggonggong padanya. "Ayahku telah bekerja sangat lama sebagai sopir istri ketiga dari Presdir Jeon Tae Joo, Ayah Tuan muda Jungkook sekaligus pemilik sekolah ini. Dan aku sering mendengarnya bercerita mengenai keluarga mereka saat ia pulang ke rumah."

"Lalu kalau begitu, sekarang ceritakan padaku kisah itu. Aku juga penasaran bagaimana kisah kehidupan orang-orang super kaya seperti mereka. Mungkin ini bisa sedikit menghiburku yang baru patah hati."

"Kau harus janji jangan menceritakan ini pada orang lain, ya?" Jojo mengangkat kelingking kanannya untuk mengajak Taehyung membuat sumpah. "Aku bahkan tidak bercerita pada Ji Eun meski ia satu-satunya manusia yang bisa kuanggap teman di tempat ini."

"Janji." Taehyung menyepakati perjanjian itu dengan mengaitkan kelingking kanannya pada kelingking Jojo.

Keduanya sama-sama tersenyum saat memperhatikan jemari mereka yang saling terkait, tetapi Jojo tiba-tiba merasa jantungnya kembali berdegup kencang tak menentu. Jadi ia buru-buru menarik tangannya dan mendekapnya ke pangkuan sebelum Taehyung menyadari kalau tangannya bergemetar akibat sentuhan itu.

Descendants [21+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang