Bagian 37. (Perdamaian Tiga Pangeran)

160 36 20
                                    

Mulmed keluarga Jeon Tae Joo

"Jadi sekarang, aku hanya akan memberitahumu satu hal." Presdir Jeon mengawali sebelum Nyonya Ji So mendahului. "Kau tidak akan pernah mendapatkan apa yang paling kau inginkan."

Nyonya Ji So pun sontak tertawa sumbang, meremehkan keseriusan sang suami sebelum kembali diam dan meremas gelas minumannya. "Memangnya kau tahu, apa yang paling kuinginkan?"

"Tidak ada yang tidak aku ketahui darimu. Selain itu, kelak seluruh harta yang kumiliki hanya akan kuberikan pada ketiga putraku secara adil, bukan kepada istri-istriku yang semuanya mata duitan dan licik."

"Kau lupa kalau aku memiliki hak sepenuhnya atas jatah warisan yang seharusnya menjadi milik Taehyung?" Genggaman tangan Nyonya Ji So pada gelasnya kian menguat, hingga menampakkan otot yang menegang di dalam kulit pucatnya.

"Tidak ada yang pernah memberimu hak soal itu, dan kupastikan kau tidak akan bisa menggunakan Taehyung sebagai alatmu lagi." Suara Presdir Jeon cukup tenang, begitu kontra dengan sang istri simpanan. "Jika kau tidak ingin menghabiskan masa tuamu di penjara karena tuduhan berlapis: penculikan pada Tahyung, mengeksploitasinya demi kepentinganmu dan juga percobaan pembunuhan terhadap Jungkook yang kau racuni minumannya selama hampir tiga tahun ini, maka tinggalkan Taehyung dan juga rumahku secepatnya. Pergilah ke mana pun yang kau suka. Aku akan membiayai seluruh kehidupan dan kesenanganmu sampai kau mati. Tapi dengan syarat, kau jangan pernah lagi muncul di hadapan putraku."

"Taehyung adalah anakku! Dan apa buktinya kalau aku pernah mencoba untuk membunuh Jungkook dengan meracuni minumannya?! Bukankah kau juga tahu siapa wanita yang paling membenci Jungkook dan Taehyung di rumah ini?"

"Mari kita bahas itu nanti. Pertama-tama, kita akan membicarakan soal Taehyung." Presdir Jeon menuturkan tetap dengan gaya santainya. "Tidak ada namamu dalam kartu keluarga kami. Secara hukum negara, Taehyung adalah putraku bersama Yuu Jin. Artinya, kau bukan siapa-siapa dalam keluarga ini."

"Jeon Tae Joo!" Nyonya Ji So yang murka menggebrak meja menggunakan tangan kanannya. "Kau tidak bisa berbuat begini pada wanita yang sudah pernah mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan Taehyung!"

"Tadinya...." hela Presdir Jeon lelah, "aku ingin memberimu kesempatan tinggal di sisinya karena kupikir itu akan lebih baik bagi Taehyung tetap tumbuh dewasa bersama Ibunya. Tetapi, kau sudah menyalahgunakan kepercayaanku. Bukannya menjaganya sepenuh hati karena dia adalah putramu, kau malah menghancurkan hidup dan menempatkannya di atas ujung tombak keserakahanmu. Dan kau menginginkan bukti atas tindak kejahatanmu yang lain kepada Jungkook?"

Presdir Jeon mengakhiri tutur katanya sambil menyeringai dan tanpa menunggu Nyonya Ji So berkelit lagi, ia berteriak kepada salah satu pengawalnya yang tersisa di ruangan itu, "Bawa dia ke sini!"

Pria bersetelan serba hitam itu pun mengangguk dan segera melaksanakan perintah, berjalan keluar sebentar lalu masuk kembali bersama pria bertubuh tambun familier yang ketika melihatnya, seketika membuat darah di sekujur tubuh Nyonya Ji So membeku.

Mr. Tae Ik yang tertunduk ketakutan, hanya bisa membisu dengan wajah pucat pasi dan mandi keringat setelah perbuatan jahatnya dilaporkan oleh Taehyung kepada sang ayah.

"Dia sudah mengakui semuanya." Presdir Jeon menjelaskan. "Jika kau tidak berkemas malam ini juga, besok pagi-pagi sekali, beberapa polisi akan langsung datang menjemputmu dan aku, tidak akan membiarkan satu pengacara pun di negara ini datang membelamu."

"Bagaimana dengan Yuu Jin dan Seok Jin?" Nyonya Ji So menyela, tetap sambil berteriak meski kini kedua matanya juga berkaca-kaca merasa murka lantaran dikhianati. "Mereka berdua juga selalu berusaha membunuh Taehyungku. Apa yang kulakukan selama ini bertujuan untuk melindungi anakku. Mengapa hanya aku yang harus pergi dan kau tidak menyingkirkan mereka juga?!"

Descendants [21+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang