Tatapan halilintar. Itulah yang dapat Taehyung terjemahkan dari tilikan yang diberikan Jojo padanya selepas kepergian Jungook dan Young Gil. Gadis itu tidak hanya menatap melainkan mulai menekut-nekuk jemari tangannya sehingga menimbulkan bunyi bergemeletuk dari ruas tulang-tulangnya. Seolah-olah sedang pemanasan sebelum menghajar seseorang.
"Ini akan menjadi hari yang panjang di antara kita," gumam Jojo penuh ancaman. Tapi Taehyung tidak ingin meladeninya, hanya menggeleng sekilas dan berlalu pergi meninggalkan kantin menyusul langkah Jungkook yang telah mendahului pergi.
"Hya, V! Kita perlu bicara!" Jojo berteriak tak bisa membiarkannya berlalu begitu saja. Berlari mengejar dan berusaha menyamakan langkahnya dengan Taehyung yang hendak menuju gimnasium. Hari ini Jojo ingin mengikuti ke mana pun lelaki itu pergi sampai semua rasa penasarannya terjawab. "Kau membuatku terlibat dengan masalahmu lagi, uh? Kenapa kau tidak meminta maaf padaku?"
"Tidak ada yang memintamu ikut campur." Taehyung menukas dingin. Tanpa menoleh padanya dan tetap meneruskan langkah menyusuri koridor.
"Hoh, bisa-bisanya kau bicara seperti itu padaku. Kau masih sepupuku sampai sekarang, apa kau lupa itu? Dan bagaimana aku bisa mengabaikanmu kalau aku melihatmu melakukan hal bodoh seperti tadi? Jungkook itu master Taekwondo di Wolseum! Dia tidak akan membiarkan siapa pun yang menjadi lawannya keluar dari arena dalam kondisi normal. Oh, apa kau mengerti apa yang maksud? Semua musuhnya berakhir masuk ke rumah sakit dengan babak belur dan cidera patah tulang!"
Taehyung akhirnya berhenti. Menoleh Jojo dengan tatapan gusar yang sulit ditutupi. "Apa pun yang akan terjadi di arena nanti, itu adalah urusanku. Lagi pula kita hanya sepupu sandiwara. Kau tidak perlu setotal itu melakukan aktingmu. Sekarang menjauhlah dariku."
Taehyung kembali menerusakan perjalanannya tanpa memedulikan Jojo yang masih tertegun di tempat dan terluka oleh kata-katanya. Keinginan Jojo untuk kembali mengejar dan menghadiahinya dengan sebuah tinjuan keras di bagian wajah pun tertahan oleh sesuatu tak kasat mata yang seolah-olah muncul dari dalam tanah dan mencengkeram erat kedua belah pergelangan kaki Jojo. Mungkin itu hanya bagian dari rasa tidak percaya dirinya yang menggelora dan ketakutan mendapat penolakan yang lebih keras. Namun demikian, itu tetap berhasil menahan kaki Jojo tetap berdiri pada tempatnya semula sembari memandangi punggung Taehyung yang kian menjauh.
"Aku benar-benar khawatir padamu, bukan karena aku akting, Babo." Jojo menggerutu dalam kesendirian. Sebelum akhirnya tersentak kaget oleh tepukan keras di bahu kirinya dan membuatnya sontak menoleh sambil mengaduh kesakitan.
Sial sekali. Di saat seperti ini, Jojo malah harus bertemu dengan nenek sihir Ru Na dan teman kesetnya yang setia lagi bodoh.
"Ikut denganku. Ada hal yang perlu kita bicarakan," ajak Ru Na dengan suara mendesis penuh racun dan terdengar lebih mirip perintah mengancam ketimbang ajakan kepada teman.
"Bicara saja di sini. Aku harus menyusul sepupuku sebelum dia benar-benar berkelahi dengan Jungkook," tolak Jojo penuh keberanian. Namun teman keset Ru Na, Luna Yo, keburu menyeretnya mengikuti Ru Na yang mendahului berjalan menuju atap.
"Aku tidak suka tempat yang ramai. Apalagi ketika aku ingin menghajar seseorang sepertimu." Ru Na mengedipkan sebelah matanya kepada Jojo yang mengikutinya di belakang sambil diseret Luna.
Sementara Jojo memilih pasrah mengikuti, diam-diam berjanji dalam hatinya kalau dia tidak akan segan-segan membalas semua perbuatan Ru Na jika gadis itu benar-benar nekat mengusiknya nanti.
"Kudengar, kau menerima tawaran Jungkook untuk menjadi pacarnya kalau dia memenangkan pertandingan melawan sepupumu yang cabul itu?" Ru Na langsung memulai interogasinya begitu tiba di atap. "Kita semua tahu bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Jungkook di sekolah ini, kan? Bahkan tidak juga dengan pelatih Yoon. Apa kau sengaja ingin cari kesempatan supaya bisa dipacari olehnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants [21+ END]
FanfictionTentang tiga putra konglomerat yang terlahir dari wanita berbeda dan tidak saling akur: Jeon Seok Jin, Jeon Taehyung dan Jeon Jungkook. Jeon Taehyung harus berjuang sedari kecil untuk menyelamatkan diri dari orang-orang yang terus berusaha membunuhn...