Bagian 31. (Dor!!!)

172 31 25
                                    

Tes kesehatan Jungkook menunjukkan hasil yang sama dengan apa yang diberikan dokter keluarga mereka, dan itu benar-benar memukul Jungkook sehingga ia hanya dapat tertunduk lesu saat tak sengaja mendengarkan pembicaraan sang ibu dengan salah satu profesor di ruangannya.

"Jika dia mengaku tidak pernah mengonsumsi obat tersebut, sesorang mungkin saja sengaja memasukkannya secara diam-diam ke dalam makanan atau minumannya." Dokter memberitahu Nyonya Liliana, dan Jungkook yang tidak tertarik untuk menguping pembicaraan lebih banyak lagi lantaran sudah dapat menebak hasil akhirnya, urung masuk ke dalam dan berjalan meninggalkan area tersebut.

Jungkook membutuhkan udara segar untuk melegakan pernapasannya yang terasa sesak. Sembari mengayun langkah, ia terus mencari jawaban. Jungkook berusaha mengingat segala sesuatu yang rutin ia telan dan ingatannya membentur pada momen ketika Teahyung menyerobot susunya.

Mulai sekarang, aku akan bertukar susu denganmu....

Langkah kaki Jungkook terhenti. Seketika merasa yakin kalau kakaknya pasti mengetahui sesuatu yang tidak ia ketahui.

Ibuku berusaha menyingkirkanmu.

Ingatan itu ikut menamparnya. Dalam sekejap, Jungkook menyadari kedua matanya mulai berkabut dan mengerjap untuk menghapus air matanya yang hendak menerobos turun.

Ketika kemudian ia menyadari kehadiran seseorang di belakangnya, Jungkook buru-buru membetulkan jaket ber-chapuchon yang ia kenakan untuk menyembunyikan wajah.

Seorang pria bersetelan resmi berjalan melewatinya sambil berbicara melalui telepon, "Hasil tesnya menunjukkan hasil positif, dia adalah Jeon Taehyung."

Mendengar perkataan itu Jungkook sontak terperanjat. Ia mendongak dan mengenali pria yang baru saja lewat itu adalah sekretaris Seok Jin dan bergegas mempercepat langkah tanpa menimbulkan suara. Jungkook berusaha menjaga jarak sedekat mungkin agar dapat mencuri dengar lebih banyak.

"Saya mengerti." Sekretaris Ko menjawab sebelum mengakhiri pembicaraannya dengan ... seseorang yang bisa Jungkook tebak adalah Seok Jin. Jungkook masih terus mengikutinya sampai ke parkiran, dan kembali melihat sekretaris itu menelepon sebelum ia masuk ke dalam mobilnya.

"Bersiaplah melakukan tugasmu. Aku akan menjebaknya agar datang ke danau di belakang sekolah. Malam ini kau harus membunuhnya."

Menarik capuchon-nya semakin turun menutupi wajah, Jungkook berpura-pura hendak membuka mobil di sebelah mobil sekretaris Ko terparkir dan menunggu pria empat puluhan itu memacu mobilnya pergi sebelum menyusul berlari meninggalkan area parkir.

Jungkook menelan ludah. Sial sekali sang ibu menyita ponselnya sebelum mereka tiba di rumah sakit dan sekarang, ia jadi tak bisa menghubungi Ru Na untuk meminta tolong padanya menyampaikan pesan pada Taehyung. Mau tak mau, Jungkook harus kembali sendiri ke Seoul dan menemui Taehyung sebelum orang suruhan sekretaris Ko menemukannya.

Setibanya di depan gerbang rumah sakit, Jungkook menyadari sesuatu dan berhenti berlari untuk menoleh ke belakang. Napasnya terengah-engah dan mulai merasa pusing setelah kelelahan berlari meninggakan area parkir. Merasa kesialannya berlipat-lipat. Tubuhnya malah tak bisa diajak kompromi dalam situasi genting seperti ini.

Mempertimbangkan untuk kembali ke sana dan merengek pada sang Ibu agar ia mau mengantarnya pulang atau sekadar meminjamkan mobilnya pun terasa begitu mustahil dan buang-buang waktu. Lagi pula, Nyonya Liliana tidak akan bersikap baik setelah mengetahui hasil tes kesehatannya, apalagi jika tahu Jungkook buru-buru ingin pulang untuk menyelamatkan Taehyung.

Jungkook menggeleng dan mencari dinding untuk bersandar sejenak sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

"Jangan sekarang, kumohon jangan sekarang...." Jungkook menjambak rambutnya frustrasi. Ia mengerjap beberapa kali saat dalam pandangannya semua benda seakan-akan berguncang. "Aku harus mengatasinya. Pengaruh obat sialan ini tidak boleh melumpuhkanku ... Hyung ... kau tidak boleh mati...."

Descendants [21+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang