Bagian 38. (Drama Kim Jojo)

168 39 22
                                    

Keesokan paginya ketika pintu kamar terbuka dan Prsdir Jeon masuk ke dalam, ia mendapati ketiga putranya masih terlelap dalam posisi saling memeluk tubuh satu sama lain.

Senyum Presdir Jeon mengembang lebar melihatnya. Ia pun lantas menjentikkan jari sebagai isyarat memanggil pengawal yang berjaga di luar. "Bangunkan mereka dan suruh turun untuk sarapan bersamaku setelah membersihkan diri."

Perintahnya diangguki taat oleh si pengawal dan Presdir segera kembali berjalan keluar. Hatinya lega menyaksikan ketiganya terlihat akur. Tampaknya memang membuat anak-anak itu rukun jauh lebih mudah ketimbang harus menyuruh istri-istrinya berdamai.

Pagi tadi, sebelum matahari terbit, Presdir Jeon sudah menemui istri pertamanya, Nyonya Yuu Jin, dan membicarakan banyak hal dengannya, termasuk persoalan yang menyeret namanya dan Seok Jin sebagai otak pelaku penyerangan kepada Taehyung yang juga tak sengaja menyasar Jungkook. Namun seperti yang sudah dapat Presdir Jeon duga sebelumnya, wanita dengan gengsi setinggi langit itu bersikeras menolak meminta maaf.

"Lebih baik aku dipenjara daripada harus meminta maaf kepada anak itu," kata Nyonya Yuu Jin penuh perhitungan.

Wanita itu tahu, suaminya tidak akan pernah mengirimnya ke penjara sebab bagi Presdir Jeon, menjaga nama baik adalah segala-galanya. Ia paling anti mengumbar masalah keluarganya ke hadapan publik, dan berita mengenai skandal-skandal yang terjadi dalam internalnya, bukanlah sesuatu yang bisa menguntungkan kalau sampai terendus oleh media.  

Akhirnya, Presdir Jeon menyerah dan hanya memberi peringatan keras pada Nonya Yuu Jin kalau ia tidak akan segan menceraikannya dan memenjarakannya jika sampai persoalan ini kembali terulang. Dan sebagai sanksi atas perbuatannya yang mendukung rencana Seok Jin untuk melukai sang adik, Presdir Jeon memecat Nyonya Yuu Jin sebagai Kepala Yayasan Wolseum dan akan menjadikannya ibu rumah tangga biasa yang sama sekali tidak memeliki kuasa atas apa pun yang dimiliki oleh Presdir Jeon.

"Ini berarti, statusmu tidak lebih baik dari status Ji So sebelum aku melemparnya keluar. Jadi gunakan sebaik mungkin kesempatan kedua yang kuberikan kalau kau tidak ingin bernasib sama sepertinya. Dan satu hal lagi yang perlu kukatakan, saat ini, rasa cintakku padamu sepenuhnya telah sirna. Kau kuizinkan tinggal di sini semata-mata hanya karena Seok Jin. Bukan lantaran aku menganggapmu sebagai istri."

Nyonya Yuu Jin bergeming hingga suaminya pergi dengan membanting pintu. Namun beberapa detik kemudian, tangisnya pecah dan ia tak berhenti menjerit histeris sambil memberantaki isi kamarnya. Memecahkan apa pun yang bisa dipecahkan dan merobek apa saja yang mampu ia sobek.

Sementara itu, Nyonya Liliana mengambil sikap di luar dugaan dan lebih berani, menyodorkan surat perceraian sebelum suaminya bahkan sempat berbicara saat bertandang ke kamarnya.

"Aku tidak bisa lagi bertahan dengan semua kebohongan ini. Aku membencimu. Aku tidak pernah bahagia sejak menikah denganmu, jadi mari kita akhiri saja semua ini lalu aku akan pergi ke luar negeri bersama Jungkook."

Presdir menerima surat perceraian itu tanpa ekspresi dan berjalan ke dekat jendela untuk membaca isinya. Ia lantas mendesah, lelah namun tak nampak kecewa, "Aku akan menyerahkan ini pada pengacaraku. Tapi perlu kau tahu satu hal, Jungkook tidak akan pernah pergi ke mana-mana. Hanya kau yang akan meninggalkan rumahku, tapi tidak dengan anakku."

"Jungkook anakku dan aku akan membawanya apa pun yang terjadi."

"Kalau begitu, mari kita lihat apa yang bisa kau lakukan."

Nyonya Liliana menggenggam erat kedua buku tangannya, bibirnya mengatup rapat menahan diri untuk tidak mengumpat, "Kau pikir, hartamu bisa menggantikan sosok Ibu bagi anakku? Jungkook akan memilihku. Dia pasti akan memilih pergi bersamaku karena dia membenci Ayah tidak berperikemanusiaan sepertimu!"

Descendants [21+ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang