10. Naya

1.6K 80 13
                                    

"Oohh jadi lo Tetangga baru yang rumahnya samping rumah gue itu kan?" tanya Aurel sambil meletakkan dua gelas sirup, untuknya dan untuk Aldric. Sirup yang tadinya ingin ia minum, ia mengurungkan niatnya itu karena kedatangan tetangga barunya.

Aldric meneguk sirup yang diberikan oleh Aurel.

Gadis itu mengangguk canggung seraya tersenyum, "iya kak."

Aurel menganggukkan kepalanya paham. "Lo adek kelas yang pernah ngobrol sama Aldric di parkiran itu kan?"

Aldric pun menjadi tersedak karena ucapan Aurel.
Kedua gadis itu pun menatap Aldric bingung.
Aldric menjadi malu sendiri. Ia menatap keduanya, lalu berdehem dan meletakkan gelasnya di atas meja. Ia harus mengembalikan Image Cool-nya yang sempat luntur.

"Apa?" tanyanya mengakhiri lamunan Aurel.

Aurel kembali mengarahkan pandangannya ke arah Gadis tersebut.

"Ohh ya.... Nama lo siapa?" tanya Aurel yang terkesan Sksd.

Gadis tersebut ingin menjawabnya, namun Aldric menyahutnya, "Namanya Naya, Naya Agustin. Iya kan?" ujar Aldric sambil cengengesan.

Gadis yang di panggil Naya itu mengangguk pelan.

"Lo ikut Osis kan?" tanya Aurel kembali.

"Iya!" sahut Aldric kembali.

Aurel menatap Aldric tidak suka seraya mendesis pelan.

Ia kembali bertanya kepada Naya, "Oh ya, Lo kelas berapa ya?"

"Kelas X IPA 3!" sahut Aldric kembali.

Aurel menutup matanya sejenak sembari menghela nafas pendek berharap ia tetap sabar.
Sedangkan Naya menatap Aldric dengan Menautkan alisnya bingung.

"Gue nggak tanya lo ya Al!" emosi Aurel mulai menyulut.

"Terserah gue dong! Orang yang di tanyain aja biasa! Ya kan Nay?" ujar Aldric membela diri dengan santainya.

Saat ini Aurel mulai berapi-api karena jawaban Aldric. Tentu saja itu bukan jawaban yang logis. Pasti ada apa-apa diantara mereka berdua. "Yaudah lah, males debat sama cowok gila!" geram Aurel.

Aldric mengedikan bahunya acuh, "siapa juga yang mau debat sama cewek keran kayak lo!"

Aurel melototkan matanya ke arah Aldric, "eh enak aja lo ya ngatain gue cewek keran!"

Aldric menatap Aurel yang terlihat sebal sekarang. Ia sangat menyukai ekspresi Aurel Saat Sebal karena menurutnya Aurel menjadi lebih Lucu dan imut saat sebal. Meskipun ia menyukai ekspresi wajah Aurel yang sebal, ia sangat mahir mengontrol ekspresi wajahnya. Sebenarnya saat ini ingi sekali ia tersenyum dan tertawa sambil mengacak rambut Atau mencubit pipi chubby Aurel. Tapi Aldric terlalu gengsi untuk melakukannya. Prinsipnya adalah tetap menjunjung tinggi harga diri dan gengsinya apapun keadaannya. Padahal ia juga sering melupakan prinsipnya daripada Mengingat prinsipnya. Dan saat ini ia sedang ingat dengan Prinsipnya.

"Ya karena lo sekali ngomong cerewetnya minta ampun, kayak keran yang dibuka sekali airnya langsung mengalir," jelas Aldric dengan menaik turunkan kedua Alisnya. Mereka berdebat seperti hanya ada mereka berdua di Ruangan ini.

Aurel mengerucutkan bibirnya sebal, "Ish yaudah serah gue nggak peduli!" jawab Aurel yang mulai malas berdebat.

Aldric pun tersenyum penuh kemenangan. Ia merasa sangat senang mengganggu Aurel. Mengganggu Aurel sudah menjadi hobinya sejak dulu.

Ia menjandi teringat dengan Pertemuan mereka pertama kali.

Flashback On

Bugh

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang