17. Ternyata Sakit

1.4K 55 4
                                    

'Sesakit itu melihatmu dengan dirinya.'

~Aureldwprmtsr

Aurel memilih Snack yang akan dibelinya. Ia memasukkan beberapa makanan dan minuman ringan di keranjang. Dirasa sudah cukup, Aurel segera mengantre di kasir. Ia segera membayarkan apa yang di pesannya.

Aurel pun keluar dari minimarket tersebut. Ia membuka ponselnya berniat untuk memesan ojek online. Baru saja ia akan memesan ojeknya, ponselnya sudah mati kehabisan daya baterai. Kejadian ini membuatnya mencak-mencak tidak jelas. Bagaimana tidak, di sekitar sini jarang sekali ada taksi, angkot, atau ojek pengkolan lainnya. Jika dirinya harus pulang dengan berjalan kaki, bisa-bisa kakinya pegal-pegal saat sampai dirumahnya. Karena memang jarak antara minimarket dengan rumahnya cukup jauh. "Sial banget gue hari ini!" ujarnya sambil mengacak rambutnya seperti orang gila.

Tiba-tiba saja ia merasa jika ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ia pun menoleh ke belakang dengan wajah kusutnya.

"Ngapain lo disini, Rel?" tanya orang itu.

"Eh, lo Nan. Gue habis beli makanan, mau pulang tapi hp mati nggak bisa pesen ojek," ujar Aurel kesal.

Yap, benar sekali. Orang itu Adnan, mantan sekaligus ketua kelas Aurel. Adnan tertawa dengan penjelasan Aurel sekaligus raut wajah Aurel.

"Ngenes banget prasaan hidup lo," ejek Adnan pada Aurel.

Aurel memanyunkan bibirnya sebal. "Iihhh! Apaan sih lo! Nggak bantuin gue, malah ejek gue!" kesal Aurel.

"Bantuin apaan emang?" tanya Adnan.

"Bantuin pesenin ojek kek," balas Aurel dengan wajah bete-nya.

Tawa Adnan mereda. Ia merogoh ponselnya di saku celananya, Menyalakannya sebentar lalu mematikannya. Ia melihat Aurel yang bete dengan tersenyum.
Tanpa banyak basa-basi, Adnan menggandeng tangan Aurel, "ayo!" ujarnya lalu berjalan.

Aurel menautkan alisnya bingung, ia menghentikan langkahnya membuat Adnan pun menghentikan langkahnya dan menatap Aurel. "Mau kemana? Nanti gue ditinggal ojeknya gimana?" tanya Aurel.

"Lo udah pesen ojek?" tanya Adnan.

"Lah? Kan, tadi udah lo pesenin," ujar Aurel.

"Emang gue pesenin lo?" tanya Adnan.

Aurel menautkan kedua alisnya bingung. "Lah, tadi lo buka hp mau ngapain?"

"Gue tadi cuma ngecek hp. Siapa tau doi chat gue, jangan geer deh lo," ujar Adnan.

Bukannya malu karena dianggap geer, Aurel malah menatap Adnan dingin. "Bangsul!" umpat Aurel dingin.

Adnan tertawa karena umpatan Aurel. Tanpa banyak bicara, Adnan menggandeng tangan Aurel menuju sepeda motornya. Sedangkan Aurel menuruti langkah Adnan dengan raut kebingungannya hingga mereka terhenti. Adnan menaiki sepeda motornya lalu memakai helmnya.

Aurel menaikkan Alisnya bingung sejenak. Sampai akhirnya ia mengerti maksud Adnan. Senyumnya terbit di bibirnya. Ia menaiki motor Adnan dengan tersenyum lebar memperlihatkan gigi putihnya.

"Lah, ngapain lo naik?" tanya Adnan pada Aurel.

Senyum Aurel meredup. "Lo mau nganterin gue kan?" tanyanya.

"Idih, gak deng. Ngapain gue nganterin orang modelan lo," ujar Adnan.

Raut muka Aurel menjadi merengut. Ia menghela nafas pendek dan menjatuhkan bahunya. Baru saja ia akan turun dari sepeda motor Adnan, cowok itu berujar, "Canda Rel! Yuk, naik!" ujar Adnan membuat Aurel kembali tersenyum.

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang