13. Sebenarnya...

1.4K 68 11
                                    

"Jangan suka sama gue! Gue itu jahat. Nggak seperti yang lo lihat"

~AldricAlexi

Happy Reading;)
...

Aurel menjadi bingung sekarang.

Apalagi ini! Setelah pernyataan Aldric yang cukup membuatnya sesak, sekarang pernyataan jika Aldric dan Bintang saling kenal.

Sesempit inikah bumi?

"Kalian udah saling kenal?" tanya Aurel.

Kedua cowok yang duduk didepannya seraya saling merangkul bahu itu pun mengalihkan pandangannya ke arah Aurel.

"Iya, kita ini sahabat dari kecil," ujar Bintang senang.

Aurel terperangah dengan pernyataan tersebut. Bisa-bisanya ia bertemu dengan sepasang sahabat ini. Sesempit inikah bumi?

Aurel menopang dagunya di atas meja. Ia menatap kedua orang itu, tatapan bingung lebih tepatnya.

"Kok bisa? Rumah kalian kan jauhan," tanya Aurel.

Memang betul, Rumah Aldric dan Bintang saling berjauhan.

Letak rumah Bintang yang berada di Bandung, sedangkan letak rumah Aldric yang berada di Jakarta, bagaimana bisa mereka di katakan sahabat sejak kecil?

Tentu saja terdapat jawaban yang mewakili pertanyaannya tersebut. Demi rasa kepo yang menggerogoti hatinya, Ia memutuskan untuk menanyakannya kepada kedua sahabat itu tadi.

Kedua lelaki itu melepaskan rangkulannya satu sama lain.
Mereka saling menatap satu sama lain.

Bintang menaikkan kedua alisnya sambil tersenyum tipis ke arah Aldric.

"Lo yang jelasin apa gue?" tanya Bintang kepada Aldric.

Aldric memutar bola matanya Tersenyum tipis lalu menghela nafas pendek.

"Gue aja deh," ujar Aldric.

Memang sepertinya kali ini Aldric yang harus menjelaskannya kepada Aurel.

Mengingat banyak sekali privasi yang di miliki oleh Aldric yang sedikit orang mengetahuinya.

Bintang hanya tidak ingin dirinya salah bicara dan membuat rahasia Aldric terbongkar begitu saja oleh orang asing.

Termasuk........ Aurel.

Bukan saat yang tepat untuk memberi tahu Aurel yang sebenarnya.

Ia hanya trauma. Ia trauma dengan seseorang yang sudah ia percayai sepenuh hati lalu di khianati dengan begitu gampangnya, dan ia tidak ingin mengulang kembali untuk yang kedua kalinya.

Aldric hanya pilih aman. Meskipun ia sudah mengenal Aurel lama, bayang-bayang pengkhianatan itu masih membekas dan terngiang-ngiang di otak Cerdasnya.

Bintang mengangguk paham ke arah Aldric. Memaklumi keadaan yang terjadi.

Bintang menepuk pundak Aldric, Menguatkan.

"Oke bray, jangan sampe salah bicara," ujar Bintang tersenyum tipis.

Aldric mengangguk pelan.

Aurel hanya diam. Diam memahami percakapan Bintang dan Aldric. Ia bingung sekaligus penasaran.

Namun ia sadar, mungkin untuk hal ini,  kekepoannya itu perlu dialihkan sejenak.

Ia sadar jika percakapan Aldric dan Bintang lebih ke arah ke privasian.

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang