"Jika keputusan gampang diputuskan, untuk apa sidang di adakan?"
______________________________________
Hari ini adalah hari pertama Aurel menghabiskan waktunya di jam istirahat sekolah dengan berdiam diri di perpustakaan. Gadis itu sedang sibuk membaca novel yang sengaja dibelinya kemarin sehabis sekolah sambil memasangkan earphone di telinganya untuk mendengarkan musik.
Tadinya Aurel ingin pergi ke kantin bersama teman-temannya, ia juga merasa lapar, tapi satu hal yang harus dirinya ingat, ia harus menjauhi Aldric. Iya, dia harus melakukan apa yang di katakan lelaki itu kemarin. Lelaki yang membuatnya menangis setelah Revan adiknya. Ia harus move on bagaimanapun caranya. Ia harus mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Ia harus menjauhi Aldric agar move on-nya berhasil.
Ia rela tidak ke kantin agar tidak bertemu lelaki itu dan memutar memori-memorinya dengan lelaki itu. Dan selain itu, ia juga menghindari resiko sakit hati karena melihat Aldric dan Naya berduaan. Aurel cemburu, Aurel tidak suka itu. Ah! Aurel lupa, punya hak apa dirinya cemburu? Ia hanya seorang sahabat, oh bukan, mantan sahabat lelaki itu tepatnya.
Aurel meletakkan novelnya diatas meja sambil menghela nafas panjang. Bibirnya mengerucut kesal sambil kepalanya menengok ke sana kemari berharap kehadiran salah seorang sahabatnya. Aurel memang tidak ke kantin, tapi ia juga tidak bisa menahan perut karetnya ini. Maka dari itu, sebelum ke tempat ini Aurel sempat meminta tolong kepada teman-temannya untuk mengantarkannya roti dan susu kotak untuknya. Namun rupanya tidak salah seorang dari mereka yang menampakkan batang hidungnya.
"Ini mana sih, kok gak ada yang dateng? Laper banget ini sumpah!" gerutunya. Kalo bukan karena perkara move on juga Aurel gak bakal seribet ini. Andai saja Aurel tidak pernah dekat dengan Aldric, Aurel gak perlu susah-susah move on dan segala tetek bengeknya. Andai aja yang di andai-andaikannya terwujudkan. Jadi orang ribet itu ribet wei! Sumpah.
Aurel menghela nafasnya, lalu kembali membaca novelnya. Tiba-tiba Aurel merasakan pundaknya di tepuk oleh seseorang, Aurel pun menolehkan kepalanya. "Eh Adnan. Ada apa, Nan?" tanya Aurel sambil melihat tangan Adnan yang memegang roti dan sekotak susu di tangan lelaki itu. Persis seperti pesanannya pada ketiga temannya. Aurel pun meneguk ludahnya kasar.
"Nih buat lo." Adnan menyodorkan roti dan sekotak susu tersebut.
Senyum Aurel mengembang sempurna, lalu mengambil kedua barang itu. "Makasih."
Aurel membuka bungkus roti itu dan memakannya. Berikutnya ia menancapkan sedotan pada susu kotak lalu meminum susu tersebut. Ia melakukannya berkali-kali hingga kedua barang itu habis dilahapnya. "Kok lo yang ngasih? Temen-temen gue pada kemana?" tanya Aurel.
"Tadi mereka di panggil sama guru, terus mereka nitip itu tadi buat lo." Aurel menganggukkan kepalanya sambil mengunyah rotinya.
"Tumben gak ke kantin?" tanya Adnan, raut wajah Aurel berubah menjadi lesu. Ia menghela nafasnya.
Adnan tersenyum. "Ngejauhin Aldric?"
"Apaan sih, sok tau ah lo!" Aurel menepuk pundak Adnan sambil tersenyum. "Gue lagi pingin aja kesini," Lanjutnya. Lalu raut mukanya kembali lesu, ia pun menggigit rotinya kembali.
"Lo lupa gue liat semuanya?" tanya Adnan, Aurel cepat-cepat menoleh kearah Adnan. "Lupain aja ya, Nan??? Ya ya ya?" mohon Aurel dengan wajah memelas.
Adnan terbahak. "Beneran mau ngejauhin Aldric?"
Aurel menghela nafasnya. "Ya gimana lagi? Dia yang mau."
"Tapi lo gak mau kan?"
Aurel terkekeh pelan. "Ya iyalah! Lo bayangin aja, kita dari dulu deket banget. Terus, tiba-tiba dia nyuruh ngejauhin gue, apa gak nyesss gitu di hati gue ini?" Cerocos Aurel.
Adnan mendekat kearah Aurel. "Kenapa lo gak mencoba memperbaiki semuanya? Kenapa lo malah milih keputusan Aldric yang jelas-jelas salah?"
"Gue gak mau ganggu hubungan mereka." Aurel menghela nafasnya. "Yang diputusin sama Aldric itu gue rasa.... Bagus." Lirihnya.
"Tapi kenapa lo gak mencoba memperbaiki semuanya untuk persahabatan kalian?" tanya Adnan lagi. "Meninggalkan semuanya hanya karena salah satu dari kalian memiliki rasa itu gak masuk akal, Rel. Lo yakin gak mau mencoba memperbaiki semuanya sebagai sahabat?" tanya Adnan lagi dan lagi.
Aurel termenung. Apa yang dikatakan Adnan ada benarnya juga. Perlahan ia mendongakkan kepalanya menatap Adnan. Ia pun mengambil nafasnya.
"Lo bener, gue harus mencoba memperbaiki semuanya." Putus Aurel tegas.
_____
Siang ini Aurel menenteng tasnya sambil bersender di dinding kelas XII IPA 2 atau yang tak lain kelas Aldric.
Yaps. Aurel memutuskan untuk mencoba memperbaiki semuanya dan keberadaannya di sini adalah untuk hal itu.
Setelah lima menit menunggu akhirnya seseorang yang ia tunggu keluar. Aldric sempat melihat kearah Aurel malas, lalu mengalihkan pandangannya dan melanjutkan langkahnya. Namun Aurel dengan sigap mencekalnya. "Eh mau kemana lo?" tanya Aurel.
Aldric menatap tangannya yang dicekal, Aurel yang menyadari itu pun melepaskan cekalannya sembari menyengir. "Apa kurang jelas apa yang gue bilang kemarin?" dingin Aldric.
Aurel mengetuk-ngetuk jidatnya, lalu mendongak. "emangnya kemarin lo bilang apa? Kuping gue budek tuh kemarin." Aurel mengembangkan senyumnya.
"Mau gue tegasin lagi?" tanya Aldric dingin.
Aurel mengacungkan jari telunjuknya kearah bibir Aldric. "Shutt, Bacot banget sih lo. Emang kenapa sih? Lo gak mau sahabatan sama gue lagi? Yakin? Entar lo nyesel loh gara-gara ninggalin sahabat lo yang cantiknya kek bidadari ini." Aurel menaik turunkan alisnya.
Aldric menghempaskan jari Aurel. "Lo," Aldric menunjuk Aurel. "Jauhin gue sekarang," Aldric menunjuk dirinya sendiri. "Gue udah punya pacar." tegasnya.
"Uuhh ngeri." ejek Aurel. "Tapi masih ngerian ujian dadakan." Lanjut Aurel.
Tanpa memperdulikan Aurel, Aldric melenggang pergi.
Aurel pun mengejar Aldric yang langkahnya sangat cepat. Ia pun memutuskan untuk berhenti. "ALDRIC TUNGGUIN WEI!" teriaknya namun tak dihiraukan oleh Aldric.
Ia menghela nafasnya. "Apa iya harus sesusah ini?" ujarnya kesal. Aurel menghentak-hentakkan kakinya, lalu menuju meninggalkan sekolah.
Aurel akan melakukan usahanya kembali pada esok hari.
___
Apa iya kalian gak kangen Nisa?:v
Jadi gini, kenapa gitu nisa up-nya lama? Yaa, nisa juga gatau juga gaes. Nisa tuh sibuk ngedrakor, sibuk maraton wp, eh pas mau ngetik tiba-tiba udah malem aja gitu. Terus tiba-tiba udah pagi aja gitu. Jadi yaaa gituu jadi lama:vIg: Zannisaaa_ &its.zannisa
Twitter:itsZannisa
Wp: Znsaaa030620.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Crazy Boy
Teen FictionIni kisah mereka. Kisah Aurel dan Aldric. Seorang Bad girl dan Ketos Sma Antariksa. Hukuman-hukuman tidak masuk akal yang diberikan Aldric kepada Aurel membuat Aurel terjerumus dalam rasa yang tidak diinginkan. Hingga pada Akhirnya, semua tidak sepe...