37. Mulai Acuh

690 53 37
                                    

Hai sayang, ea.

-.-.-

Malam ini, Aurel sibuk menatap langit malam melalui jendela kamarnya sambil memeluk Tejo--boneka teddy pemberian Aldric-- dengan tatapan merenung.

Sesekali ia menyandarkan kepalanya kepada boneka teddy itu sambil ber curhat  ria. Ya walaupun tidak di respon pada boneka tersebut, setidaknya kelegaan ia rasakan sedikit.

"Dingin banget, Tejo." gumamnya lalu menarik selimutnya agar menutupi tubuhnya. Ia memeluk boneka itu semakin erat daripada beberapa saat yang lalu.

Beberapa detik kemudian, gadis itu membalikkan boneka itu lalu menatap matanya. Rautnya menjadi murung. Kenangannya bersama Aldric terputar begitu saja saat dirinya menatap boneka tersebut.

Aurel menghela nafasnya lalu menggelengkan kepalanya pelan. Ah! Ayolah! Jangan diingat-ingat! Aurel jadi rindu kan. Hehe.

"Kalo liat Tejo, gue jadi keinget dia," gumamnya kesal. Ia membolak-balikkan boneka itu sampai suatu ide terlintas di kepalanya.

Ia menyingkap selimutnya lalu turun dari kasurnya. Ia mengambil sebuah kardus lalu memasukkan semua barang pemberian Aldric. Mulai dari kotak coklat, botol air mineral, beberapa komik, beberapa novel, dan yang terakhir boneka teddy pemberian Aldric yang ia beri nama Tejo. Dari beberapa barang tersebut, terdapat beberapa barang tak penting yang ia simpan dari pemberian Aldric. Tapi, kalian pernah gak sih barang pemberian doi kalian simpen terus, nggak tau buat apa gitu pokoknya disimpen buat kenangan?  Nah itu yang dipikirkan Aurel.

"Maaf ya Tejo, lo gue simpan. Gue takut keinget dia lagi." ucapnya sedih sambil memeluk erat boneka itu lalu memasukkannya kedalam kardus yang telah diisi barang-barang pemberian Aldric lainnya, menutup kardus tersebut lalu meletakkannya diatas lemari.

Ia menghela nafasnya. Setelah itu Aurel memutuskan untuk keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil beberapa makanan ringan.

.-.-.

Pagi ini Aldric berjalan di koridor bersama ketiga temannya menuju ruang OSIS. Aldric memiliki pekerjaan di ruang tersebut, ia bersama anggota Osis lainnya sedang mempersiapkan beberapa hal untuk pelepasan jabatan ketua Osis yang di jabat oleh Aldric untuk beberapa hari lagi.

Saat berjalan menuju ruang tersebut, Aldric dkk berpapasan dengan Aurel yang berjalan santai dengan memakai hoodie hijau tua dan menyumpal telinganya dengan earphone.

Segera saja Aldric memasang wajah datar.

"Eh neng Aurel, mukanya seger amat neng!" Celetuk Reon saat berpapasan dengan Aurel.

Kevin menjitak kepala Reon. "Lo kira dia es buah? Pake seger segala!"

Reon mengaduh sambil mengusap-usap kepalanya. "Gak gitu konsepnya tolol!" kesalnya pada Kevin.

"Maksud gue tuh wajahnya indah berseri-seri! gak kayak lo, kucel!" lanjut Reon ngegas.

"Heh! Ngadi-ngadi lo! Lo tau Prilly? Dia mantan gue coy!" ucap Kevin sambil mengibaskan tangannya ke bahunya. Menyombongkan diri.

Andreas menonyor kepala Kevin. "Halah, halah! Halu lo gak elit!" cibirnya.

"Beginilah nasib jomblo karatan! Udah jomblo, karatan pula! Ngenes amat lo, Tong!" ujar Reon mengundang gelak tawa, tak terkecuali Aurel. Reon dan Andreas Berhigh five menertawakan Kevin.

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang