31. Ikhlasin aja(?)

678 50 13
                                    

"Apa udah gak ada ruang buat gue, lagi?"

-pengagummu

______________________________________

Setelah kemarin berpikir dengan banyak pikirannya, Akhirnya Aurel memutuskan untuk mempertahankan perasaannya. Meskipun nantinya Aurel akan menelan pil kekecewaan, Aurel sudah menerimanya. Ia siap menerima berbagai resiko yang akan datang.

Saat ini Aurel sedang berada di kantin sekolah. Ia menyuapkan bakso bulat itu kedalam mulutnya. Ia terfokuskan pada baksonya dan tidak menghiraukan teman-temannya yang daritadi asik bergibah.

"Lu tau gak, gue kemarin hampir ketabrak anjirr! Malu banget gue!" ujar Alea heboh.

Lia membelalakkan matanya. "Hah?! Kok bisa? Lo gak papa kan?" kata Lia heboh sambil memegang pipi Alea.

Alea yang merasa tidak nyaman pun menghempaskan tangan Lia. "Gak papa, untung ada pangeran berkuda gue!" ujar Alea.

"Anjing bucin," dengus Lia, lalu meminum es tehnya.

"Apaan sih, sirik aja lu jomblo," ledek Alea.

Lia mencibir pelan. "Doa orang yang tersakiti itu manjur loh. Gue bisa doain lu jomblo. Gimana?"

Alea membelalakkan matanya. "Jahat banget lu, sumpah!"

Lia mengedikkan bahunya acuh.

"Tapi, gue masih malu tau sama orang yang hampir nabrak gue. Hehe," cengir Alea.

"Mampus. Lagian kenapa bisa lo sampe mau ketabrak?" tanya Lia.

Alea pun mulai menjelaskan kronologinya. "jadi, kan gue mau fotokopi tugas, nahh, gue mau nyebrang tuh. Eh gue malah gak liat kalo ada motor. Malu banget gue sumpah! Mana ganteng lagi yang mau nabrak gue!"

Lia menjitak kepala Alea. "Cogan mulu pikiran lo, inget, lo udah punya pacar cogan. Masa mau lagi sih? Maruk amat lo," kata Lia sambil memakan batagornya.

Alea cengengesan. "Ya maap, gue kan khilap."

"Yeuhhh!" ujar Lia dan Rea bersamaan sembari menjitak kepala Alea.

Pembicaraan mereka terhenti tatkala mendengar suara deheman seseorang. Sontak mereka pun mengalihkan pandangannya. Sejurus kemudian mereka mengalihkan pandangannya masing-masing dengan tatapan malas.

Lelaki tersebut menyodorkan empat buah coklat di hadapan keempat cewek itu.

Lia mengernyitkan dahinya bingung sembari mengangkat coklat yang tadinya ada di hadapannya. "Buat apaan?" tanya Lia dengan nada tidak sukanya.

"Itu buat tanda terimakasih gue buat kalian berempat karena udah bantuin ngedekor kafe tempo hari." balas Aldric dengan senyuman tipis.

Lia memutar bola matanya sambil tersenyum miring. "Gak usah, makasih, dan gak perlu makasih." Lia menyodorkan kembali coklat itu pada Aldric disusul oleh Alea dan Rea, namun tidak dengan Aurel.

Aldric mengernyit. "Kenapa kalian nolak?" tanya Aldric sambil mengambil ketiga coklat itu.

Karena kita gak suka lo tolol!

"Gue alergi coklat, apalagi kalo coklatnya dari lo," sarkas Lia.

Alea mencubit pinggang Lia sambil meringis melihat raut wajah Aldric yang kebingungan. "Lo pms ya, Li?" tanya Alea.

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang