14. Perpustakaan

1.4K 71 10
                                    

"Nggak enak, nanti kita nggak bisa bersama dong"

~AldricRevalex

Happy Reading,-
.......

Di kamarnya, Aurel masih memikirkan apa yang di katakan Aldric tadi. Ia masih bingung. Sedari tadi yang ia lakukan hanyalah bermondar-mandir dari kanan ke kiri dan kiri ke kanan seraya mengetuk-ngetuk jidatnya dengan jari telunjuknya dan berpikir keras atas perkataan Aldric.

"Kenapa gue jadi penasaran gini sih!" Keluhnya.

Ia menghempaskan tubuhnya di atas king size nya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Jujur saja ia masih memikirkan apa yang dikatakan Aldric.

Ia mengambil boneka teddy berukuran sedang yang berada diatas kepalanya. Ia memeluk boneka itu, lalu mengangkatnya di udara dan menatapnya.

"Bejo, gue mau cerita nih," ujarnya pada Bejo. Boneka Teddy coklatnya.

"Gue masih bingung sama yang di omongin Aldric."

"Masa tadi dia bilang 'jangan suka sama gue, gue itu jahat. Nggak seperti yang lo lihat' maksudnya apa coba?!"

"Iya sih, dia ngeselin! Tapi, dia nggak jahat-jahat juga kok!"

"Eh, kok gue jadi gini! Masa gue suka sama dia? Nggak! Nggak boleh!"

"Kan gue bingung, lo bingung juga kan, Bejo?"

Ia menatap Bejonya dengan tatapan berharap. Detik selanjutnya, Aurel berdecak, Lalu ia menurunkan Bejo dan diletakkan di atas dadanya.

Ia cukup sadar untuk hal ini. Ia sadar, jika Bejo benda buatan yang tidak memiliki nyawa. Mana mungkin Bejonya dapat mendengarkan Curhatannya dan memberikannya saran?
Setidaknya bebannya sedikit berkurang setelah curhat ke benda mati ini.

"Oh, iya, Lo kan cuma boneka! Tapi, nggak papa sih, setidaknya ada yang bisa gue ajak Curhat."

"Tapi, Bejo, gue masih bingung sama Aldric. Asli deh!"

Detik selanjutnya, ia mendesis pelan.
Ia membalikkan posisi tubuhnya menjadi tengkurap. Ia memposisikan Bejo diatas bantalnya. Ia mengelus-elus Bejo-nya.

"Udah, ah, ngapain juga gue pikirin! Enggak penting juga, iya kan, Bejo?" ujarnya.

"Kalo gitu, gue mau makan, laper asli! Enggak usah bahas ini lagi, Bejo. Gue nggak peduli," ujarnya.

Mungkin baginya ini tidak penting, namun, siapa yang tahu nanti? Mungkin saja terdapat kejadian yang tidak terduga dibalik apa yang dikatakan Aldric.

Ia meletakkan boneka teddynya di tempatnya semula, Lalu ia beranjak dari kasurnya menuju dapur. Sepertinya, perutnya tidak bisa diajak berkompromi saat ini.

Dilain tempat, Aldric memandang indahnya langit malam ditemani secangkir teh hangat di Balkon rumahnya.

Seteguk teh hangat cukup menghangatkan tubuhnya dari dinginnya malam bertabur bintang ini.

Tak sengaja sekelebat kejadian tadi terngiang di otaknya. Ia menghela nafas berat.

"Gimana kalo dia nyimpen rasa ke gue?" Monolognya.

Ketenangannya sekarang berubah menjadi kegundahan.
Ah, kenapa Aldric menjadi gundah seperti ini?
Bukannya mereka sama-sama tidak memiliki perasaan satu sama lain?

Ia menggelengkan kepalanya cepat, cepat-cepat ia mengalihkan pemikirannya tadi.

"Gue nggak tega kalo dia yang jadi korbannya."

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang