"sebagian orang merasa di php-in. Tapi pada faktanya mereka hanya merasa ge-er."
-Author
____
Sepasang kaki kedua sejoli ini telah menapakkan kakinya diatas lantai dingin mall. Tangan mereka menggandeng satu sama lain. Mungkin hal ini sudah biasa bagi mereka, mengingat berapa seringnya mereka bertemu.
Langkah mereka terhenti saat ada di depan stand yang menjual es krim. Entah kenapa, hari ini Aurel ingin sekali memakan makanan dingin itu.
Mereka pun memesan dua es krim rasa coklat lalu melanjutkan langkahnya entah kemana. Ya, mereka memang tidak mengetahui niat awal mereka kesini untuk apa. Jadinya mereka bingung sendiri.
Aurel menghentikan langkahnya sembari mencekal tangan Aldric membuat sang empu ikut berhenti seraya menaikkan alisnya sebelah. "Sebenarnya kita mau ngapain sih?" tanya Aurel bingung.
"Gak tau juga," balas Aldric, Aurel berdecak. "Ish, lo mah ngajak-ngajak tapi gak tau mau ngapain," kesal Aurel.
Aldric berpikir. Ucapan Aurel ada benarnya juga. Ia berdehem bertanda sudah tau jawabannya. "Gimana kalo ke bioskop aja?" usulnya disambut kernyitan dahi oleh Aurel yang membuatnya menggaruk tengkuknya.
"Kan biasanya ciwi-ciwi kalo ke mall tuh nonton di bioskop." lanjutnya.Aurel tersenyum senang, lalu menggandeng tangan Aldric dan kembali jalan. "Oke fiks kita ke time zone!" ujar Aurel tidak nyambung, Aldric melongo namun setelahnya ia tersadarkan.
Mereka pun berjalan menuju time zone. Setelah mengisi saldo pada kartu time zone, mereka pun memutuskan untuk bermain. Permainan pertama yang mereka mainkan adalah bola bowling. Pada permainan ini Aurel memenangkannya. Setelahnya mereka menjajal semua permainan. Mereka sangat senang malam ini, terlebih lagi Aurel. Entahlah, kesenangannya malam ini melupakan kejadian kemarin yang membuatnya pulang ke rumah larut malam karena Aldric.
Saat ini Aurel dan Aldric sedang bermain permainan memasukkan bola basket pada ring nya(apa sih namanya? Author gatau:v) sama halnya seperti permainan yang sudah mereka mainkan, mereka berlomba untuk mendapatkan skor yang banyak.
"Kali ini gue pasti kalahin lo," ujar Aldric percaya diri membuat Aurel meledakkan tawanya. "Gak mungkinlah! Dari tadi gue yang menang tuh," sombong Aurel.
Memang selama mereka bermain Aurel selalu menjadi pemenangnya dan jelas saja hal itu membuat Aldric sebal. "Gak usah sombong, gue bakal buktiin!" balas Aldric.
Aurel berlagak kepalanya. "Ya..ya..ya.. liat aja nanti!" ujarnya santai dan terkesan sombong.
"Sombong aja terus," cibir Aldric pelan dan dapat di dengar oleh Aurel. "Sombong lah jika dirimu yakin," jawab Aurel.
"Gue yakin kok," Aldric tersenyum miring, raut wajah Aurel terlihat mengejek. "Oh ya? Atas dasar apa coba?" tanya Aurel sombong.
Aldric tetap dengan senyum miringnya. "Lihat aja, badan lo aja pendek gimana bisa masukin bola itu ke ring?" ejek Aldric balik, Aurel melotot karena tidak terima dengan kata 'pendek' yang di ucapkan oleh Aldric. "Heh! Tinggi badan gue itu 163 cm. Gitu masih di bilang pendek?!" ujarnya tak terima.
"Masih tinggi gue dong. Tinggi gue aja 180 cm. Lo itu pendek!" ujar Aldric mengejek.
Aurel semakin bersungut. "Pokoknya gue tinggi!"
Aldric manggut-manggut. "Ya..ya..ya. kapan mulainya kalo ngebacot terus?" tanya Aldric.
"Oh iya. Lo sih mancing terus," kesal Aurel. "Ya udah, kita mulai aja." lanjut Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Crazy Boy
Teen FictionIni kisah mereka. Kisah Aurel dan Aldric. Seorang Bad girl dan Ketos Sma Antariksa. Hukuman-hukuman tidak masuk akal yang diberikan Aldric kepada Aurel membuat Aurel terjerumus dalam rasa yang tidak diinginkan. Hingga pada Akhirnya, semua tidak sepe...