38. ya gimana ya

66 15 11
                                    

"Kakak, ini apaan deh di tepungnya?" tanya Revan sambil menarik tangan Aurel yang sedang mengaduk putih telur dengan mixer. Malam ini Aurel dan adiknya itu berada di dapur untuk mencoba membuat bolu. Pingin dan menghemat katanya. Gak tau deh jadi apa enggak.

Aurel mendesis jengkel kepada Revan yang malah cengengesan di hadapannya. "apa sih? Ganggu aja!" kesal Aurel.

Revan menunjuk kearah wadah yang ada di depannya yang berisi tepung terigu. "Ini loh, anuu.... Ini apaan ya yang di tepungnya?" kata Revan.

Aurel mengernyitkan dahinya bingung. "Sini, gue lihat tepungnya," ujar Aurel.

"Lo aja yang kesini, tangan gue ga nyampe," kata Revan sambil tersenyum lebar kek yang gak ada dosa gitu. Dan, Jauh dari mananya sih? Tinggal ulurin tangan, kasih ke Aurel. Udah. Emang dasarnya malesnya udah mendarah daging.

Aurel memutar bola matanya. "Halah, alesan!" Lalu Aurel berjalan mendekati Revan dan mengambil alih wadah berisi tepung tersebut.

"Gak ada apa-apanya. Mata lo kali otw tua," katanya saat mengecek tepung tersebut.

Revan menyeringai. "Ada kok, lihat lagi deh," ujarnya.

Aurel menaikkan alisnya, namun tak urung menundukkan kepalanya mengecek tepung tersebut. Disaat itu pula Revan meniup tepung tersebut hingga memenuhi wajah Aurel.

Aurel menggeram kesal. Ia mengepalkan tangannya erat. "REVAN SIALAN!"

Revan tertawa terbahak-bahak sambil berlari. Aurel pun mengejarnya dengan perasaan kesal bukan kepalang.

"Ya Allah, punya anak udah gede tapi kelakuan kayak bocah SD!" geram Reta yang baru keluar dari kamarnya sambil mengelus dadanya.

Adegan kejar-kejaran pun masih berlanjut hingga tak sadar keduanya sudah keluar rumah.

"KENA LO!" teriak Aurel saat ia berhasil menggapai Revan. Ia menjewer telinga Revan geram.

"Rasain tuh, gue buat kuping lo kayak kuping gajah! Biar mampus sekalian!" geramnya menjewer telinga Revan lebih keras.

"Aduh--aduh---Ampun Mbok ndewor! Ga lagi deh, sumpah!" ucap Revan memohon pada Aurel, namun gadis itu malah tak acuh.

Bukannya luluh, Aurel malah berkata, "Biarin! Biarin sampe kuping lo udah selebar kuping gajah!"

Nikmatin deh, Van.

"Iya-iya! Tapi, apa lo gak malu dilihat orang kek gini?" tanya Revan sambil meringis.

"Jadi, lo malu gitu? Ngapain malu kalo biasanya malu-maluin!"

"Iya. Tapi, kan, muka lo penuh tepung! Tuh, dilihat bang Aldric sama Naya!" Mendengar ujaran Revan membuat Aurel membulatkan matanya. Ia menoleh ke kiri. Dan, Astaga! Jadi dari tadi dia ribut di depan rumah Naya?! Parahnya, ada orangnya juga?! Mana muka penuh tepung kek kembaran mbak qunthi!Doraemon, pinjam jubah tembus pandangnya dong woe!!!

Malu banget kan?! Ga tau lagi nih muka mau di taroh dimana!

Poor Aurel!

Aurel pun melepaskan jewerannya pada telinga Revan.

"Maaf ya," ujar Revan pada Aldric dan Naya sambil tertawa canggung dan menyatukan kedua telapak tangannya.

Kedua orang tersebut meresponnya hanya dengan senyum canggung.

Revan menyenggol lengan Aurel hingga Aurel sedikit terhuyung.

Aurel mendelikan matanya kearah Revan sebal. "Apaan sih?!" sewotnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang