HAPPY READING ❤️
SEMOGA SUKA YA!
........
Keesokan harinya, seperti yang dikatakan oleh Aldric, mereka berangkat ke sekolah bersama.
Aurel pun merasa tidak mau terlalu menolaknya.
Walaupun dalam hatinya ada rasa tidak rela, setelah dipikir-pikir ada manfaatnya juga, ia jadi bisa hemat uang, ia jadi tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli bensin.Sesampainya di sekolah, mereka sama-sama memutuskan untuk segera Masuk ke kelas mereka masing-masing tanpa banyak bicara.
Selain bel masuk akan segera berdering, mereka juga memiliki urusan masing-masing.
Aldric yang memiliki tugas Osis sebelum Upacara Bendera, dan Aurel yang sibuk menyontoh jawaban para sahabatnya mungkin.
"Upacara nggak?" tanya Lia pada ketiga sahabatnya.
Semua pun mengarahkan pandangannya ke arah Lia.
Aurel terlihat mencari ponselnya, menyalakannya sejenak, setelah itu mematikannya.Ia menatap para sahabatnya. Mengambil nafas sejenak.
"Kalian Upacara deh, gue bolos. Ada sesuatu yang mau gue kerjain. Kalian enggak usah ikut, nanti malah menimbulkan kecurigaan. Kalau gue sendiri kan nggak kelihatan," ujar Aurel panjang kali lebar pada ketiga sahabatnya itu.
Rea merengutkan dahinya, "yaahh, padahal gue pengin ikut," ujarnya kesal.
"Iya nih, gue juga," timpal Alea, lalu ia menghela nafas pendek. Lia tidak mengeluarkan suaranya, namun gadis itu hanya mengangguk. Memohon kepada Aurel agar ia di izinkan untuk membolos Upacara.
Padahal Aurel juga tahu, jika ketiga sahabatnya itu tidak suka mengikuti Upacara di hari Senin. Tapi, mau gimana lagi, Aurel hanya menginginkan yang terbaik untuk mereka.
Aurel memutar kedua bola matanya, "dengerin deh, Emang kalian mau kalian dapet hukuman? Kalian mau hukuman gue di tambah? Enggak kan? Nurut aja sih. Ini juga demi kebaikan kita bersama. Nanti kalo gue udah nggak ada tanggungan hukuman, boleh deh kita bolos bareng. Udah lama juga kita nggak bolos bareng," jelas Aurel kepada ketiga sahabatnya.
Ketiga sahabatnya pun terperangah ketika mendengarkan penjelasan Aurel. Sebaik itu Aurel, ia tidak ingin melibatkan mereka diantara hukuman-hukuman yang membosankan yang di berikan oleh para Osis.
Alea berdecak, "Lo kok selalu gitu sih, Rel? Kita ini sahabat. Susah seneng bareng. Gue nggak suka ya kalo diantara kita menanggung beban sendirian," ujar Alea yang bermaksud membujuk Aurel.
"Gue lebih enggak suka kalo orang yang gue sayang nanggung beban," ujar Aurel lembut.
Ketiga sahabatnya pun merasa tersentuh oleh ucapan Aurel. Kebaikan Aurel itu belum bisa mereka tanggung. Sekalipun mereka memberi kunci jawaban PR. Selalu saja Aurel yang menanggung beban hukuman mereka dan selalu saja Aurel menolak untuk di bantu meringankan beban hukumannya.
Mereka merasa beruntung sekali memiliki sahabat sebaik dan setulus Aurel."Emangnya lo mau kemana sih?" tanya Lia yang sedari tadi masih bungkam.
"Gue mau ambil pesenan gue di Orang," ujar Aurel.
"Pesenan apa emang?" tanya Rea mengintimidasi Aurel.
"Itu jaket Hoodie pesenan langganan gue yang diambil nanti sore," ujar Aurel seraya cengengesan.
"Terus, lo balik kira-kira jam berapa?" tanya Lia.
Aurel nampak berpikir sebentar. Jika sampai selesainya upacara tidak mungkin. Karena perjalan dari sekolahnya ke tujuan saja lima belas menit. Jika pulang-pergi sudah empat puluh menit. Dan upacara selesai 1 jam. Ia menghindari Osis laknat membutuhkan waktu 30 menit memastikan benar-benar tak ada anggota Osis disana. Setidaknya ia butuh waktu dua jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Crazy Boy
Teen FictionIni kisah mereka. Kisah Aurel dan Aldric. Seorang Bad girl dan Ketos Sma Antariksa. Hukuman-hukuman tidak masuk akal yang diberikan Aldric kepada Aurel membuat Aurel terjerumus dalam rasa yang tidak diinginkan. Hingga pada Akhirnya, semua tidak sepe...