36. Balikan?

650 46 16
                                    

Entahlah, Aku yang salah ingin mengembalikan kamu seperti semula atau kamu yang salah karena ke egoisanmu.

_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_

Keesokan harinya, Aurel kembali menunggu Aldric di depan kelasnya. Biarkan saja mereka menganggap Aurel tidak tahu diri, tujuan Aurel hanya satu. Kembali dengan Aldric dengan status sahabat seperti dulu, bukan sebagai kekasih. Aurel juga sadar diri kok.

Gadis itu menyenderkan punggungnya di dinding sambil melipat tangannya diatas dadanya serta sembari melihat murid-murid yang mulai berhamburan dari dalam kelas Aldric.

Setelah penantiannya, Akhirnya Aldric keluar dari kelasnya dengan tampang biasa saja. Tidak ada senyum  ataupun keramahan dalam wajahnya. Datar sekali, seperti tripleks.

Aurel tidak memusingkan itu, ia malah tersenyum lebar sambil mencekal tangan Aldric. Aldric pun menolehkan kepalanya menatap Aurel dengan datar. "Hai, Al! Ke kantin bareng yuk!" Ajak Aurel sambil menggandeng Aldric, Aldric hanya diam menatap Aurel dan mengikuti langkah gadis itu.

Diam-diam Aurel tersenyum senang, setidaknya Aldric tidak menolaknya untuk saat ini.

Sesampainya di kantin, Aurel menghentikan langkahnya lalu berbalik badan menatap cowok itu senang. "Mau pesen apa, Al? Gue pesenin sekalian." tanya Aurel, namun Aldric tetap diam tidak menjawab.

Perlahan tapi pasti, senyum Aurel mulai memudar menatap Aldric sendu. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya pelan lalu mengembangkan senyumnya kembali. "Oh, gue pesenin bakso dulu, lo tunggu disini ya." Saat Aurel hendak pergi, suara seorang gadis membuatnya mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Kak Al," sapa gadis itu yang tak lain adalah Naya, kekasih Aldric.

Aldric dan Aurel menatap Naya dengan pandangan yang berbeda. Aldric menatapnya dengan senyuman tipis sedangkan Aurel menatapnya dengan senyuman yang mengembang lebar.

"Eh Naya, gue ngajak Aldric makan gak papa, kan?" Tanya Aurel ramah.

Naya tersenyum tipis, lalu menatap Aldric yang menatapnya seolah-olah berkata jangan mengizinkan. Namun gadis itu malah menatap Aurel ramah lalu berujar, "boleh kok kak." Balas gadis itu sambil tersenyum, Aurel pun tersenyum pada Naya tak kalah ramahnya. "Aku pergi dulu ya kak Al." Kata gadis itu.

Namun, baru saja melangkah Aldric malah mencegahnya lalu menggandeng Naya. Aurel mematung di tempatnya kala melihat itu.

"Gue ikut lo," kata Aldric yang sedari hanya diam.

"Tapi kak-" ucapan Naya terhenti karena Aldric langsung menyahutnya.

"Lo gak usah deketin gue lagi! Lo tau kan gue udah punya cewek? Oh, atau lo emang dari awal mau jadi pelakor?" sarkas Aldric sambil menatap Aurel dengan mengacungkan jari telunjuknya kearah gadis itu membuat Aurel diam mematung di tempatnya.

"Gue nggak ada maksud kayak gitu, Al," lirih Aurel sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Terus apa maksud lo deketin gue selama ini ha?!" sentak Aldric membuat mata Aurel memanas.

"Gue cuma mau kita temenan kayak dulu lagi Al, gue salah ya?" tanya Aurel makin melirih.

"SALAH! GUE UDAH PERNAH BILANG KE ELO, JANGAN DEKETIN GUE LAGI! LO TULI, HAH?" bentak Aldric, membuat pertahanan Aurel runtuh.

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang