18. Nyebelin!

1.5K 57 10
                                    

"Lo itu lebih ngeselin dibanding sama kaos kaki gue yang ilang pas gue cari nggak ketemu, pas dicari nyokap ketemu!"

~AurelCans+++

_[Voment]___________________________

Tak terasa hukuman konyol Aldric terhitung kurang tiga hari. Aurel merasa bersyukur, sebentar lagi ia tidak akan dipermalukan oleh Aldric lagi. Tidak akan ada hukuman konyol lagi, tidak ada menjadi babu lagi, dan dia bisa membolos pelajaran lagi. Aurel bisa menjadi Aurel yang sebenarnya.

Tapi besok-besok dirinya harus selalu mewaspadai dirinya agar tidak di ketahui oleh Aldric sang ketos kurang asem. Ia harus lebih berhati-hati dalam menjalankan aksi bar-barnya bersama sahabatnya.

Aurel berjalan lemas menuju bangkunya. Tidak ada semangat di pagi ini dari dirinya. Kantung matanya tercetak jelas di bawah matanya. Mungkin efek dari tadi malam ia taruhan begadang oleh Aldric.

"Eh, si eneng dah dateng," goda Adnan kepada Aurel yang sejak tadi sayup-sayup memejamkan matanya lalu membukanya kembali. Terus menerus seperti itu.

Tanpa minat menanggapi godaan Adnan, Aurel segera menduduki bangkunya samping Rea. Ia meletakkan tasnya diatas meja lalu menelungkupkan kepalanya diatas meja. Sontak hal ini menjadi kebingungan tersendiri bagi para sahabatnya. Jelas saja, tidak biasanya Aurel datang menjadi lesu seperti ini.

"Lo kenapa, Rel," Adnan angkat bicara mewakili yang lainnya.

Namun tidak ada sautan apapun dari Aurel. Tanpa di sadari yang lainnya, Aurel sudah berada di bawah Alam sadarnya. Aurel memang begitu. Jika ia sudah terlalu mengantuk tidur di manapun cepat. Karena tidak ada sautan dari Aurel, Adnan menggoyangkan bahu Aurel. Aurel hanya melenguh pelan sebagai tanda tidak mau diganggu. Tapi Adnan tetap keras kepala, ia masih terus menggoyangkan bahu Aurel dengan tangan kekarnya.

Hingga pada akhirnya Aurel merasa geram. Ia mengangkat kepalanya dari atas meja. Ia menatap Adnan dengan tatapan horor. Dengan mata merah dan kantung mata hitam yang mendominasinya membuat Aurel terlihat seperti.... Monster?

Brak

Aurel menggebrak meja lantaran kesal kepada Adnan yang telah mengganggunya. Semua yang ada di kelas pun beralih menatapnya dengan tatapan ngeri. Sudah dipastikan Aurel akan mengamuk sebentar lagi. "Bisa diem gak lo?!" tegas Aurel.

Bukannya takut, Adnan malah mendekat ke arah Aurel dan menopang dagunya diatas meja tepat di depan Aurel. Refleks gadis itu memundurkan wajahnya dengan wajah heran dan kesal terpadu. "Lihat gue punya mulut," ujar Adnan seraya jarinya memegang bibirnya dan tersenyum manis.

Aurel tetap menatapnya tajam dan mengerucutkan bibirnya. "Alhamdulillah, berarti lo sehat!" ujarnya ketus.

Adnan tertawa kecil menanggapi ujaran Aurel yang terbilang cukup ketus itu. "Berarti diem gaknya gue terserah gue, orang gue yang punya mulut," ujar Adnan santai lalu menjauhkan kepalanya dari hadapan Aurel.

Aurel mendelik sambil menggenggam tangan geram. Kenapa ia harus hidup dikalangan orang lulusan RSJ? Setelah Aldric, sekarang Adnan. Berapa persen orang gila di bumi ini?

"Ya, tapi, lo bisa gak sih hargai gue sebentar aja?" ujar Aurel datar.

"Nggak!" goda Adnan.

"EHEM EHEM, OBAT BATUK PASSWORDNYA??" teriak Lia keras yang jelas saja di sengaja.

Alea yang sejatinya berada di samping Lia pun berjengkit terkejut. Ia mengelus dadanya bermaksud menenangkan detak jantungnya lalu ia melemparkan kulit kuaci yang baru saja dikupasnya. "TOA BANGET SIH TOA!!!" teriak Alea balik.

Bad Girl vs Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang