D'Media Corp. Pukul 08.00 Pagi.
Jakarta Utara.
Aku sadar aku sudah mengabaikan Afrah selama 2 hari 2 malam. Selain karena aku menghindarinya, aku juga sibuk karena masalah diperusahaanku.
Kabar perusahaanku mengalami masalah seperti ini membuat media begitu cepat memberitakannya. Tidak hanya dikoran,sosial media dan berita headline news di televisi, tapi sudah sampai di telinga Ayahnya Devika sebagai presdir.
Lalu Fara datang menolongku.
Fara memang wanita yang baik. Karena itu dia membawa salah satu rekannya yang menjadi investor untuk membantu kerugian yang aku alami bernama Pak Rafa.Para investor yang sudah bekerjasama denganku kembali menarik investasi mereka. Alasan mereka karena akan merugikan banyak hal setelah kejadian itu.
Masyarakat sudah banyak memberi komentar negatif sehingga tayangan para pengiklan tidak ingin mempercayakan bisnisnya distasiun siaran milikku. Kalau sudah seperti itu aku bisa apa?
Lalu Fara mendatangiku tepat dipagi hari pukul 05.15 menit. Katanya rekan investor itu akan melakukan perjalanan bisnis keluar negeri sehingga hanya sempat memiliki waktu di jam tersebut.
Itu adalah kesempatan yang bagus. Aku tidak ingin menghilangkannya apalagi tidak mengambilnya. Tak hanya itu, dengan baiknya beliau memberikanku sekotak makanan.
Ya Allah, aku tak habis pikir. Apakah segitu menyedihkan diriku di mata Fara karena sudah lembur 2 hari 2 malam serta makan tidak teratur?
Bisa jadi kemungkinan besar Fara menyeritakan semuanya tentang kondisiku kepada Pak Rafa sehingga beliau prihatin dan memberiku sekotak makanan.
Kata beliau istrinya itu pemilik kateringan yang sukses. Dengan baik hati istrinya itu menitipkan makanan hanya untukku. Alhamdulillah, aku berdoa semoga istri Pak Rafa itu diberi banyak rezeki dan sukses dalam bisnis kateringannya.
Aku memijit keningku yang begitu pusing. Belum lagi kulit tanganku yang memerah dan gatal. Ah Afrah memang benar, aku ini alergi makan udang. Jika Afrah tahu, dia pasti akan marah dan mengomeliku. Tentu saja omelan dia itu omelan sayang.
Dia tidak ingin aku kenapa-kenapa. Dia tidak ingin aku sampai sakit. Dan dia tidak ingin aku mengalami masalah.
Tapi nyatanya tanpa sadar aku sudah memporak-porandakan hati dan perasaannya. Bahkan akupun sadar kedatangannya kemari 30 menit yang lalu karena dia merindukanku dan memastikan aku baik-baik saja.
Fara dan Pak Rafa sudah pergi 10 menit yang lalu. Akhirnya aku segera berdiri dari dudukku sambil menyunggingkan senyum. Ntah kenapa aku begitu merindukan Afrah saat ini juga. Rasanya aku ingin memeluknya sekarang.
Aku terkejut. Dalam hati aku bertanya-tanya. Kemana dia? Bukankah dia tadi ada diruanganku?
Aku berusaha mencari di kamar istrirahatku yang ada diruanganku ini. Tapi aku tidak menemukannya. Aku mencoba menghubunginya tapi tidak diangkat.
Dengan panik aku keluar ruangan dan memasuki pintu lift. Lift membawaku kelantai lobby. Ntah kenapa aku begitu resah kalau Afrah tidak ada.
Lift sudah tiba dilantai loby dan lagi-lagi hatiku kecewa karena Afrah tidak ada. Dia itu kemana sih?
"Pak Fikri?"
Aku menoleh kebelakang, salah satu pekerja wanita memanggilku.
"Ya?"
"Cari Ibu Afrah ya?"
Aku mengangguk. "Apakah kamu melihatnya?"
"Iya Pak. Dilantai 5 studio 3. Kebetulan tadi saya lihat dia bersama Ustadz Ahmad."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah
RomanceFikri Azka menyukai Devika sejak lama dan berniat menikahinya di masalalu. Pernikahan mereka akan berlangsung dalam waktu dekat. Tapi sayangnya, Allah berkehendak lain. Devika meninggal saat kecelakaan mobil yang di kemudikan oleh Reva, sahabat Fikr...