Klinik Kecantikan Beauty Skin.
Jakarta Utara, Pukul 10.00 Pagi.
Aku melangkahkan kakiku menuju sebuah klinik kecantikan dikota Jakarta. Setelah mendapat izin dari Mas Fikri, aku tidak ingin membuang waktu yang ada sebelum Zuhur tiba.
Aku mengedarkan keseluruhan penjuru ruangan yang didominasi serba putih. Ada beberapa meja bagian pelayanan dan ada satu meja bagian informasi pendaftaran.
Tanpa ragu aku mendekati meja bagian pendaftaran begitu melihat salah satu karyawan diklinik kecantikan sini yang begitu manis berkulit putih dengan hijab biru muda tersenyum kearahku.
"Selamat datang diklinik kecantikan Beuaty Skin kami Kak. Ada yang bisa saya bantu?"
Aku mengangguk. "Saya ingin berkonsultasi dengan Dokter kecantikan disini. Apakah bisa?"
"Tentu." Dia mengangguk. "Maaf Kak, apakah sebelumnya Kakak member disini?"
Aku menggeleng. "Kebetulan saya baru pertama kali datang kesini."
Dengan senyuman ramahnya dia mengangguk. "Registrasi dulu ya Kak. Boleh lihat kartu tanda pengenalnya?"
Aku mengangguk dan segera mengeluarkan kartu tanda pengenalku kemudian memberikannya. Setelah itu aku menunggu sejenak sembari dia mendaftarkan namaku dikomputer miliknya.
Sembari menunggu, aku memperhatikan disekitarku. Banyak sekali pengunjung dan konsumen yang berlalu lalang diklinik kecantikan ini. Beberapa diantaranya berwajah cantik. Berkulit putih. Ada juga berjerawat bahkan ada juga wajah mereka yang terlihat memerah.
Aku terdiam. Aku kesini tujuanku hanya satu. Aku ingin memeriksa kondisi kulit dan wajahku. Selama hampir sebulan setelah menikah dengan Mas Fikri dia terlihat menghindar saat menatapku.
Awalnya aku hanya menganggap itu adalah hal yang biasa. Tapi lama-lama aku merasa miris. Setiap aku mengobrol suatu hal dengannya, dia tidak pernah menatapku lama. Dia hanya menatapku seperlunya lalu kembali menatap kelain.
Lalu aku berinisiatif keklinik kecantikan ini. Siapa tahu ada sesuatu diwajahku yang kurang menarik dimata Mas Fikri sehingga dia berlaku demikian.
"Ini Kak kartu tanda pengenalnya. Dan ini kartu member Klinik Kecantikan Beauty Skin milik Kakak ya. Kalau Kakak berkunjung kesini lagi Kakak bisa membawa kartu member ini."
Aku mengangguk. "Ah iya terima kasih."
"Nah ini ada beberapa prosedur perawatan disini Kak. Ada facial, treatment wajah, konsultasi dengan Dokter langsung dan lain-lain. Kakak bisa lihat kemudian centang pilihannya sesuai keperluan Kakak saat ini."
Aku melihat selembar kertas prosedur yang diberikan kepadaku beserta harga-harga yang tertera disana. Aku langsung memberi centang sesuai keperluanku kemudian memberikannya.
Setelah itu aku tinggal menunggu giliran untuk dipanggil keruang Dokter kecantikan.
🥀🥀🥀🥀
FruiteMart, Pukul 11.00 siang. Jakarta Utara.
Aku mendorong troli yang sudah berisi beberapa Snack, Pampers, biskuit bayi, susu formula dan mainan robot yang sudah aku pilih.
Saat ini aku berada disalah satu minimarket yang ada dikota Jakarta untuk membeli semua keperluan itu untuk kesuatu tempat.
Aku mendorong troli itu ke area kasir dan segera membayarnya. Selagi menunggu, aku mengecek ponselku. Sebuah smartphone terbaru yang dibelikan oleh Mas Fikri. Tentu saja sedikit banyaknya aku sudah belajar cara memakainya agar tidak gaptek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah
DragosteFikri Azka menyukai Devika sejak lama dan berniat menikahinya di masalalu. Pernikahan mereka akan berlangsung dalam waktu dekat. Tapi sayangnya, Allah berkehendak lain. Devika meninggal saat kecelakaan mobil yang di kemudikan oleh Reva, sahabat Fikr...