"Hiking harus dibawa tongkat regunya?"
"Iya, dipegang sama ketua regu."
"Ih anjir udah diiket di tenda,"
Masa mau dilepas, gue udah capek-capek iket itu tongkat ke tenda:(
"Bisa dibuka gak?" tanya Yujin sambil membantu gue menarik tambang yang melilit tongkat itu.
"Susah, gue ngiketnya keras banget."
"Terus diapain dong? Beneran gak bisa?"
Gue diem.
"Gunting mana?" tanya gue sambil masukin kepala ke tenda.
"Lo mau gunting ini tambang? Sayang banget anjir!"
"Gampang, masih banyak tambangnya."
Gue ambil gunting yang dikasih sama Jiheon terus tambang itu langsung gue potong.
"Udah?"
Gue mengangguk terus memegang tongkat regu itu di tangan kanan gue.
"Ayo cepetan kumpul di lapangan,"
"YEEE HIKING HIKINGGG"
Disaat yang lain jalan santai ke lapangan, regu gue lari-larian bahagia ke lapangan.
Bahagia banget kayaknya, padahal hiking doang:(
"Buat yang pita merah dan kuning silahkan memisahkan diri."
YAH ANJIR GUE KUNING
Heee kenapa nih kenapaaa gue takut dong.
Gue jalan ke arah dimana banyak anak-anak yang berkumpul, terus didepannya ada ibu Irene sama kakak dewan yang lain, ada kak Esa juga.
Gue ikutan baris sambil nyari Yujin, dia pita merah tapi kesininya gak bareng gue.
"Tadi udah makan semua?"
"Udah bu!"
"Ada yang sakit?"
"Gak ada bu!"
"Kalian beneran mau ikut hiking semua? Coba dipikirin baik-baik. Perjalannya ini curam banget dan butuh waktu perjalanan 2 jam, kalian sanggup? Daripada nantinya nyusahin temen satu regu mending disini aja gak usah ikut ya.."
IH GAK MAU, GUE MAU IKUT HIKING
Lagian gue kan sakitnya cuma magh doang, tadi juga udah makan. Pasti gak bakal kambuh lah:(
Terus juga Hiking ini kan yang gue tunggu-tungguin banget, dimana gue bisa menikmati pemandangan sambil jalan. Masa harus gak ikut dan diem disini.
Gue ngeliat anak-anak yang lain pada memelas gitu mukanya soalnya kebanyakan mau pada ikut hiking.
JADI MAU NANGIS
Gue gak sengaja ngeliat kak Esa yang lagi menatap gue. Terus dia berjalan ke arah gue dan narik gue buat menjauh sedikit dari barisan.
Kak Esa menangkup wajah gue.
"Kamu beneran mau ikut?" tanya kak Esa dengan nada khawatir.
Gue mengangguk, "Aku pengen banget ikut kak.."
"Aku gak mau kamu sakit, mending kamu disini aja ya? Gak usah ikut."
HAH GAK MAUUU
"Lagian gak bakal dikasih hukuman kok, enak disini kan duduk-duduk aja ngobrol sama ibu Irene."
"Gak mau ih, aku mau ikut!"
Wajah kak Esa jadi serius.
"Gak boleh Valya,"
"MAU IKUT KAK!"
"Kamu ngerti gak sih aku bilang, nanti kamu sakit."
"Aku cuma sakit magh kok, kayak sakit parah aja."
"Val.."
Gue melepas tangan kak Esa yang ada diwajah gue.
"Pokoknya aku ikut kak,"
Kak Esa mendengus.
"Oke kamu ikut,"
YEEYYYYY
"Tapi aku bareng kamu."
HAH GILA AJAAA
"Kak Esa ngapain sih? Kan kak Esa sibuk. Jangan gara-gara khawatir sama aku, sampe kak Esa lupain tugas."
"Gapapa kok, aku bisa izin ke pak Hoseok."
"Kak plis.. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri, kalo aku ngerasa capek aku bakal istirahat kok."
Kak Esa menghela napas abis itu dia mengulurkan sesuatu ke arah gue.
"Telepon polisi?" tanya gue cengo.
Abisnya gatau namanya apa, pokoknya telepon yang biasa dibawa-bawa sama polisi itu loh.
"Kamu bawa ini. Kalo ada apa-apa langsung pencet aja nomer 1, itu bakal tersambung sama punya aku."
Kak Esa mengangkat benda yang sama kayak yang dia kasih ke gue.
Gue mengambil benda itu.
"Caranya gimana? Aku gak ngerti."
SOALNYA INI PERTAMA KALINYA GUE PEGANG BENDA INI
"Coba aja pencet nomer 1,"
Gue coba, terus kak Esa memperlihatkan punya dia.
"Kesambung kan?"
Gue tersenyum terus mengangguk-angguk.
"Yaudah, aku pergi dulu ya. Kamu hati-hati nanti hikingnya."
Kak Esa mengacak rambut gue abis itu dia berbalik mau pergi. Gue tarik lengan bajunya pelan bikin dia berhenti.
"Kalo aku nanti pencet nomer 1 karena aku kangen kak Esa gimana?"
"Jangan aneh-aneh Val.."
APANYA YANG ANEH:(
••••••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai Kak-! || Lee Eunsang
Fiksi Penggemar"Kalo kata Ibu Wendy yang bucin banget sama atom, 'tak kenal maka tak sayang'. Kenalan yuk kak! siapa tau sayang hehe.." [Spin off Crush; Cha Junho by JungSereal]