" Nyatanya pura-pura nggak peka itu lebih menyenangkan."
-Si penguntit
***
" Suhu dan kalor merupakan besaran yang saling berkaitan. Kenaikan atau penurunan suhu benda disebabkan adanya aliran kalor dari dalam benda atau keluar dari benda tersebut."
Suara berat Pak Galih mengisi ruang kelas yang bernuansa putih gading. Semua siswa menyimak dengan baik penjelasan yang dipaparkan oleh laki-laki berusia kepala empat itu. Tak ada yang berani memejamkan mata. Sengantuk apapun mata memandang, sekuat mungkin mereka tetap mengusahakan diri agar selalu membuka mata daripada ketiduran. Apabila itu sampai terjadi, ketika terbangun sudah dipastikan mereka akan berada di dalam kolam lele belakang sekolah yang terkenal dengan baunya yang membuat siapapun yang menciumnya akan muntah.
" Ada yang bisa menjelaskan tentang kalor? " tanya Pak Galih dengan tatapan menyapu seisi kelas.
Hera mengangkat tangan kanannya.
" Kalor didefinisikan sebagai energi yang diterima atau dilepas oleh suatu zat sehingga suhu zat tersebut naik atau turun, " jelas Hera secara singkat.
" Masih kurang tepat, ada yang bisa menambahkan? " tanya Pak Galih karena kurang puas dengan penjelasan Hera.
Kali ini Bani mengangkat tangan.
" Efek pelepasan atau penerimaan kalor sendiri dapat mengubah wujud zat. Asas yang mendasari nilai kalor yang dilepas dan diterima zat yaitu asas Black yang berbunyi : kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Sekian penjelasan dari saya, " ucap Bani yang diangguki puas oleh Pak Galih.
Pak Galih yang semula berdiri di daerah belakang kelas kini berjalan maju ke depan. Mengambil spidol dan mencoret rumus di papan tulis.
" Ya, seperti yang telah dijelaskan oleh Hera dan Bani tadi, artinya jumlah kalor yang diterima atau dilepas oleh suatu zat sebanding dengan massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu zat tersebut."
" Secara matematis hubungan tersebut dirumuskan sebagai berikut. Banyak kalor yang diterima atau dilepas sama dengan massa zat dikali kalor jenis zat dikali perubahan suhu zat," jelas Pak Galih bersamaan dengan tangan yang menuliskan rumus.
Kringgg... kringg...
Pak Galih melirik jam dinding yang ada di dinding sebelah kiri kelas itu, sudah waktunya untuk pulang.
" Baiklah, cukup sekian pertemuan kita hari ini. Sampai bertemu dipertemuan selanjutnya. Saya akhiri, wassalamualaikum silakan pulang, " akhir kata Pak Galih sebelum melangkah keluar kelas.
" Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh! " jawab kompak seisi kelas.
Sama seperti apa yang dilakukan teman-temannya yang lain, Hera memasukan buku-bukunya ke dalam tas. Seperti biasa, ia dan Bani adalah orang terakhir yang keluar dari kelas. Cukup menunggu sekitar tiga menit lamanya, mereka berdua baru bangkit dari kursi dan melangkah gontai keluar kelas yang sudah sepi.
" Nunggu Huda dulu? " tanya Bani yang diangguki Hera.
Bani melirik jam tangannya, sekitar lima menit lagi latihan band akustiknya akan dimulai. Segera Bani merogoh tasnya untuk mengambil dua buah tiket yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari.
" Apa ini? " bingung Hera ketika Bani menyodorkan dua kertas menyerupai tiket.
Hera mengambilnya, membaca tulisan yang tertera di kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Fifty Meter [Sudah Terbit]
Teen FictionEksistensi Anggara sebagai Duta Sekolah SMA GARDA yang mampu mengalahkan famous-nya Ketua OSIS ternyata bisa menciptakan dua kubu yang saling bertolak belakang. Apalagi jika bukan Fans Garis Keras dan Haters yang Maha Benar. Menjadi secret admirer A...