" Ternyata begini rasanya cemburu.
Bisa bikin tekanan darah naik tanpa harus makan daging."~Si duta sekolah
***
Kringgg kringgg...
Bel istirahat berbunyi. Bani menyudahi kegiatan menonton anime di laptopnya. Jam kosong selama tiga jam pelajaran kimia ini benar-benar menjadi surga tersendiri bagi penghuni kelas XII IPA 1.
" Pak Galih lagi ada acara keluarga, so kita free class!!! "
Seisi kelas bersorak syukur saat beberapa jam yang lalu ketua kelas mengumumkan good news yang disambut baik seisi kelas. Termasuk Bani, ia langsung menyalakan laptop dan menonton kartun anime hingga 2 season.
Bani melepas kacamatanya. Mengucek dan mengerjapkan matanya beberapa kali karena lelah berhadapan dengan layar laptop. Kacamata kembali dipasang dan tatapannya kini beralih ke samping kanan. Bibir laki-laki itu menyungging senyum melihat wajah damai Hera yang tengah nyenyak dalam tidurnya. Ia mengucap syukur, wajah cantik gadisnya tak lagi pucat seperti pagi tadi.
Perlahan tangan Bani terulur untuk menyelipkan rambut hitam yang menutupi sebagian wajah Hera.
" Kenapa sih, lo harus jadi secret admirer Angga? " tanya Bani lirih.
Suara Bani begitu pelan, sengaja agar gadis berhazel cokelat itu tak terbangun karena monolognya.
" Lo bodoh, Ra! Lo tau konsekuensinya, lo tau kalau suatu saat teror itu akan lo dapetin tapi lo masih tetap bertahan jadi secret admirer. Sedalam itukah perasaan lo untuk Angga? "
Bani menghela napas. Tangan kanannya tetap terulur, mengelus lembut ubun-ubun Hera.
" Kalo misalnya gue jujur ke lo tentang perasaan gue, apa lo akan menjauh? Lo tau, Ra? Salah satu alasan kenapa gue gak jujur ke lo ya karena gue gak siap untuk menjauh dari lo. Cukup jadi sahabat lo aja, gue udah bahagia. Keep stay ya, Ra!" bisik Bani.
Dengan gerakan kilat, Bani menarik kembali tangannya saat menyadari gadis itu yang mulai terbangun. Terlihat dari gerakan matanya yang perlahan mulai terbuka.
" Udah istirahat, Ra, " ucap Bani saat Hera menegakkan tubuhnya menyapu pandang seisi kelas yang tampak sepi.
Hera melakukan gerakan patah-patah pada lehernya yang kebas.
" Lo bawa bekal? " tanya Bani yang dijawab gelengan oleh Hera.
Bani tersenyum dan mengacak gemas anak rambut Hera.
" Ya udah, ayo kita ke kantin. Gue yang traktir," ucap Bani menerbitkan senyum lebar di wajah gadis itu.
" Serius? "
" Dua rius! " Bani mengangkat tangan kanannya dengan jari yang membentuk V.
Hera langsung bangkit dari duduknya, tak peduli dengan anak rambutnya yang sedikit berantakan dan muka bantalnya akibat tidurnya tadi. Dengan semangat empat lima gadis itu menarik lembut tangan Bani, membawa laki-laki berkacamata itu untuk menuju kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Fifty Meter [Sudah Terbit]
Fiksi RemajaEksistensi Anggara sebagai Duta Sekolah SMA GARDA yang mampu mengalahkan famous-nya Ketua OSIS ternyata bisa menciptakan dua kubu yang saling bertolak belakang. Apalagi jika bukan Fans Garis Keras dan Haters yang Maha Benar. Menjadi secret admirer A...