Biarpun kamu terus kasih duri ke aku tapi aku akan tetap kasih bunganya ke kamu.
🌻Assalamu'alaikum, bismillah selamat membaca semuanya. Tabarakallah masya allah yang sudah setia membaca atau menunggu. Im very so happy now.
Club, Jakarta. Pukul 20.00.
Dengan wajah sangat lelah seraya mengusap kasar rambutnya yang berponi itu membuat banyak orang terutama temannya bergidik ngeri kalau sudah perilaku cowok itu seperti ini.
Kedua temannya dan satu perempuan yang sedang minum-minum lantas berhenti melihat cowok itu meminta air putih bukan soda atau jus seperti biasanya.
"Tobat lo." Goda Brian.
"Nggak."
"Darimana lo?" ujar Gallen.
"Jalan Cempaka."
Brian tertawa menggoda, "wawwww seorang Kahfi kembali kejalan itu setelah sekian lama tidak kesana."
"Berisik."
"Sama siapa di sana?" Gallen penasaran.
"Orang."
Brian tertawa terbahak-bahak, "Gue tau, nggak mungkin setan, SAT!"
"Sama cewek?"
Kahfi langsung menegang. Brian dan Gallen saling pandang setelah melihat respone yang di berikan cowok itu kepadanya.
"Tegang amat."
"Berarti iya. Kan?" goda Gallen.
Brian memasang wajah yang sangat berbinar sedangkan Kahfi. Cowok itu hanya diam mendengar celotehan mereka, "Kahfi. Akhirnya lo move on juga."
"Wahhhhhh alhamdulillah." Gallen menimpali.
"Cantik nggak ceweknya?" Brian mulai penasaran dengan wanita yang pertama kali membuat sahabatnya kembali ke jalan keramat yang sama sekali tidak ingin cowok itu lintasi atau sekedar menyebutnya saja enggan.
"Jadi-jadian dia."
Jawab asal Kahfi membuat mereka berdua ingin rasanya tertawa di depan wajah orang itu.
"Alah. Gue itu tau banget lo, kalau ada yang manis-manis, imut-imut langsung lo embat."
"Siapa sih?" Gallen menimpali perkataan Brian.
"Besok."
"Namanya besok?"
"ASTAGFIRULLAH." Celetuk Kahfi.
"Lagi lo kalau ngomong setengah setengah muluk. Ngomong itu yang jelas ini udah pendek nggak jelas lagi. Bikin orang salah tafsir tau." Kesal Gallen.
"Tau nih."
"Anak baru di sekolah." ucap kahfi jelas membuat mereka mengangguk-angguk seraya terenyum geli.
"Ohhhh, pasti dia cantik."
"Nggak."
"Imut???"
"Nggak."
"Tinggi."
"Pendek."
"Wanita." Kesalnya.
"Iyalah."
"Abis gue tanyain semuanya kagak ada yang bener?" lama kelamaan Gallen kesal dengan sikap Kahfi dan ucapan cowok itu yang setengah-tengah.
"Minggir."
"Mau kemana lo?" tanya Brian.
"Pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRA (COMPLETE)
Teen FictionSeorang laki-laki yang berteman dengan hasutan setan penuh dengan gelap hidupnya mulai menemukan titik cahaya terang yang merupakan jalan Allah, menemui untuk mendapatkan keyakinan dirinya lalu menggapai hidayah yang sudah lama ia hempas. Hidupnya...