Rumah Lama

459 20 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.  Tafadholy membaca 🌿

"Punya suami ganteng repot juga."

"Istri kecil juga."

"Nggak ada hubungannya."

"Saya di bilang abang, ayah besok kakek lagi."

Kahfi mendengus sebal dengan wajah datarnya yang masih setia menatap jalan lurus di depannya, sontak membuat Serra bergumam dengan maksud jail karena gemas melihat suami datar, cuek dan dinginnya itu bisa ngambek juga.

"Hahaha, iya juga ya."

"Tapi suami ganteng lebih repot." Serra menjawab tidak mau kalah.

"Apanya?"

"BANYAK YANG SUKA LAH MAS."

"'Kamu juga."

"Apaan Mas?"

"Cantik."

"Alah-alah."

"Tadi banyak yang liat."

"MASA?"

"Bucin."

"Mas juga wlee."

"Sama istri sendiri ini."

"Idih, belajar gombal dari sape."

"Kamu."

"NGGAK. NGGAK, ENAK AJA."

"Hm."

Setelah perdebatan unfaedah akhirnya mereka saling diam kebali, jarak dari Apotik dengan rumah mereka cukup jauh terbilang beberapa menit lagi karena tadi harus mencari barang yang barusan sudah mereka dapatkan.

Bosan dengan memainkan ponsel berwarna hitamnya, Serra diam sebentar lalu tiba-tiba ia teringat soal beasiswa dan juga cewek itu ingin memberitahukan bahwa ia tidak akan memaksa jika memang pilihan Kahfi memilih untuk tidak kuliah.

"Mas," Serra bersuara pelan seraya mencairkan suasana. Kahfi menoleh lalu menaikkan sebelah alisnya dengan maksdu 'Apa' ya seperti itulah Kahfi.

"JadinyaMas mau bagaimana?"

"Apanya"

Serra berdehem, "Mas jadi ambil beasiswa itu?"

"Nggak."

"Terus? Jangan bilang Mas nggak mau kuliah. Hm, sebenarnya Serra nggak masalah juga kalau Mas Kahfi nggak kuliah. Istri mendukung apapun pilihan suami."

"Saya kuliah."

Pernyataan Kahfi membuat perempuan yang kini berada di samping kemudinya menoleh antusias, "dimana Mas."

"UI."

"HAHH SERIUS? UNIVERSITAS INDONESIA KAN?"

"Iya."

"Kok bisa? Jurusan apa? Kok nggak ngasih tau Serra, curang ih."

"Maaf."

"Jawab dulu pertanyaan Serra yang tadi."

"Saya hanya mau kasih tau kamu saat sudah keterima."

Serra mendengus sebal seraya memanyunkan bibirnya membuat Kahfi terkekeh, "mana mau kasih taunya, sampe sekarang pun tidak. Mungkin kalau Serra nggak nanya Mas nggak akan kasih tau sampe Mas kuliah. Sebel."

"Dengerin dulu."

"Apa? Ngomong aja singkat singkat."

"Saya nggak mau kamu jadi kepikiran soal ini."

KARRA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang