Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tafadholy membaca 🌿
Sosok laki-laki dengan tangan kekar nan putih dengan bulu halus di sekitarnya dengan telaten membantu perempuan mungil yang kini sedang kesusahan saat memberikan ASI kepada sang buah hati mereka yang telah lahir kedua seminggu yang lalu dengan normal dan keadaan semuanya baik.Posisi Serra kini setengah duduk dengan sanggahan bantal di punggung mungilnya untuk bersandar di atas tangan kirinya terdapat bantal untuk menaruh sang buah hati lalu tangan satunya lagi memegangi kerudungnya agar tidak menutupi sempurnah wajah sang buah hati yang sangat tampan makin harinya.
Kahfi tersenyum melihat pemandangan di hadapannya membuat sang empu yang di tatap bersemu merah pipinya, laki-laki itu ikut duduk di sampingnya seraya menepuk-nepuk bokong Akalan yang kelihatannya sangat rewel sedaritadi hingga membuat Serra sesekali meringis karena masih belum terbiasa mengasi.
"Sakit ya?" tanya Kahfi dengan lembut membuat Serra tersenyuh menghangat hatinya karena semakin kesini sifat sang suami kadang hangat, dingin dan panas seperti cuaca menurutnya.
"Nggak papa Mas, kan udah resiko. Mas nggak ngumpul lagi sama temen-temen Mas di bawah?"
"Nggak."
"Kenapa? Kasihan loh di anggurin." Kahfi menatap Serra dengan tersenyum hangat, senyuman yang hanya di tunjukkan sosok di sampingnya dan hanya orang-orang terdekat saja yang pernah melihat senyumannya mungkin menurut laki-laki itu Serra adalah perempuan beruntung yang melihat senyuman manis pertama kali selain keluarga besarnya juga menjadi perempuan yang paling banyak melihatnya tersenyum, "maunya sama kamu dan Akalan."
"Mas kenapa sifatnya kadang-kadang dingin, panas huh udah kayak cuaca aja. Kalau lagi mood panas banget hangat pernah sih tapi kadang-kadang terus kalau lagi nggak mood dingin."
"Mau tau?" Serra mengangguk, Kahfi lalu tersenyum simpul, "karena panas dan dingin kalau di jadi satu akan menghangat, dan Mas ingin terus menghangatkan kamu tanpa kamu sadari setiap ada di dalam dekat Mas."
Blush.
"Ih gombal banget sih Mas, di ajarin siapa? Gallen ya? Apa Bryan? Parah udah tua juga masih gombal-gombal inget anak Mas!"
"Ya nggak papa, kan tahun 2020 bukan tahun 1999 jaman dulu."
"Apa hubungannya aneh nih Mas."
"Ada."
"Apa? Coba Serra mau tau."
"Kalau tahun 1999 milik dilan sama milea tapi kalau 2020 milik aku sama kamu."
Serra tersenyum sangat lebar hingga gigi rapihnya terlihat hingga tanpa sadar pipinya merah menggoda membuat Kahfi gemas sampai kedua tangannya mencubit pipi sedkit chubby itu membuat Serra hampir memekik kalau tidak ingat bahwa dirinya sedang menyusui Akalan yang masih dalam dekapannya, entah kenapa anaknya ini benar-benar dekat banget tidak hanya soal wajah namun setiap berada dekat Kahfi sang buah hati tidak rewel dan saat menyusui tidak terasa sakit. Menurut Serra benar-benar mengikuti Kahfi.
"Lama-lama Mas itu mirip sama makanan loh. Coba Serra tanya makan-makan apa yang mencerminkan Mas." Kahfi menaikkan satu aslinya yang sudah bisa kebaca oleh Serra bahwa sosok di sampingnya sedang bertanya, "jawab lah. Serra mau gombal sekali-kali."
"Nggak romantis."
"Loh kok nggak romantis, ya harus romantis lah. Mas harus merah juga pipinya kayak Serra, nggak mau tau harus pokoknya!" Kahfi tertawa terbahak-bahak hingga sang anak terusik, "cup, cup, cup maaf ya nak Ayah rese emang nanti Buna sentil, "gombal nggak harus bilang, nggak surprise namanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRA (COMPLETE)
Teen FictionSeorang laki-laki yang berteman dengan hasutan setan penuh dengan gelap hidupnya mulai menemukan titik cahaya terang yang merupakan jalan Allah, menemui untuk mendapatkan keyakinan dirinya lalu menggapai hidayah yang sudah lama ia hempas. Hidupnya...