Kini mobil sport hitam pekat sudah keluar dari perakarangan Rumah Sakit yang barusan mereka datangi. Di dalam mobil mereka diam memikirkan kembali tentang yang terjadi hari ini dengan kabar berita yang membuat mereka banyak bersyukur.
Secepat itu kah mereka di usia yang masih sangat muda akan menjadi sosok orang tua? Semudah itukah mereka di berikan kepercayaan oleh sang penciptanya?
Namun, ada hal yang masih di pikirkan Serra kini. Ini menyangkut resepsip mereka yang harus di undur itu pernyataan yang barusan di katakan Kahfi.
"Kenapa Mas tiba-tiba ngundurin resepsi kita." Serra memulai percakapan karena ia sudah sangat penasaran.
"Karena, kamu ngilang."
"Ya ampun Mas."
Jawaban dari Kahfi membuat suasana kembali hening. Serra sangat sebal, bisa-bisanya sosok cowok di sampingnya tidak mengucapkan apa-apa.
Sebenarnya Kahfi diam karena menetralkan keadaanya, suasana hatinya. Jauh di lubuk hatinya sangat bahagia dan sangat beryukur untuk kabar kehamilan Serra, istrinya. Namun, sedari dulu memang sifatnya seperti itu, berbicara jika hanya ada keperluan.
"Kita balik ke Umi?"
"Balik ke rumah aja Mas."
"Kenapa?"
"Serra punya ide Mas. Gini loh, kan kita tau kabar bahagia ini berdua bareng-bareng kan. Nggak adil kalau misalnya Umi, Abi, Nenek Mas duluan atau Ayah Buna Serra duluan."
"Jadi?"
"Kita kirim aja paket hasil USG nya dan testpack-nya ke keluarga Mas dan keluarga Serra. Biar adil."
"Pantes kamu minta 3 hasil."
"HIHIHI iya Mas, ada gunanya juga nyetak banyak. Oh iya testpacknya belum beli, nanti kita ke apotik dulu ya."
"Sama beli susu kamu."
"Kok beli lagi?"
"Katanya mau di campur sama rasa coklat?"
"Oh iya ya Serra lupa Masya Allah."
"Efek hamil kayaknya."
"Ih Mas. Serra malu tau."
"Nggak papa."
"Mas."
"Ya?"
"Alhamdulillah ya, kejadian tidak sengaja kemaren ternyata Allah langsung kasih kepercayaan secepat itu sama kita."
"Iya, saya juga nggak nyangka."
"Tapi, Serra kecewa tau."
"Kenapa?"
"Waktu kita berjima, Mas lupa baca doa ya."
"Baca lah."
"Kapan, Serra nggak tau. Tiba-tiba Mas udah main nafsu aja hihi. Katanya Serra kecil tapi nafsu juga."
"Kamu kan halal nya saya."
"Ih lebay, jawab dong jangan ngalingin."
"Pas kepala kamu kebentur."
"Masa?"
"Saya lagi baca doa jima itu."
"Serra pikir Mas mau cium Serra."
"Pede."
"Tapi Mas mau juga kan sama Serra yang kecil kayak gini."
"Kurang puas, nunggu kamu gendut."
"Ih Mas otak mesum banget sih."
Dijalan seraya menikmati alunan suara mengaji ustadz hanan attaki mereka saling diam, dengan tangan kecilnya yang masih menatap ketiga benda hasil USG nya mengenai kini dirinya masih tidak percaya tengah berbadan dua dan Kahfi? Cowok itu seperti biasa diam kalau tidak di ajak mengobrol terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRA (COMPLETE)
Teen FictionSeorang laki-laki yang berteman dengan hasutan setan penuh dengan gelap hidupnya mulai menemukan titik cahaya terang yang merupakan jalan Allah, menemui untuk mendapatkan keyakinan dirinya lalu menggapai hidayah yang sudah lama ia hempas. Hidupnya...