Mimpikah

477 33 0
                                    

Assalammu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim Saya nana dan sekeluarga mengucapkan mohon maaf lahir dan batin🙏🏻Jazakumullahu Khoiran Katsiran..🙏🏻😊💚

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1441/2020

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ صِيَامَنَا وَصِيَامَكُمْ وَجْعَلْنَا اللَّهُ وَ اِيَّكُمْ مِنَالْعَائِدِين وَالْفَائِزِين
Wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

🍃🍃🍃

Updated spesial peringatan idul fitri besok dari aku💙🤗😘

🌼

Pukul 5 pagi.

Seorang perempuan telah bangun dari tidur singkatnya mengingat dirinya tidak tinggal di rumahnya. Tetapi di rumah Kahfi tepatnya di belakang toko kopinya. Ia memutuskan untuk pindah karena ingin mandiri walaupun cowok itu secara mendadak memintanya untuk pindah lebih cepat entah karena apa.

Lalu ia menuruni tempat tidur sangat pelan agar seseorang di sampingnya tidak terbangun tak lupa ia mengambil pakaian suaminya yang berjatuhan. Tiba-tiba pipinya bersemu merah mengingat kejadian tadi malam, indah sangat.

Walaupun hak nya belum di beri untuk suaminya namun saat mengingat benda kenyal dari bibir ranum merah cowok itu sudah membuat suasana menjadi sangat panas, ia semakin malu dan bersemu jika kalau tadi malam sampai khilaf. Membayangkan saja membuat Serra bergidik.

Ia menghela napas karena untungnya dewi fortuna berpihak padanya sehingga ia bisa bangun pagi. Soalnya biasanya ia akan terlelap sampai pukul 6 jika malamnya sholat tahajud bersama Kahfi, menurutnya mungkin karena ia belum terbiasa sholat tahajud. Serra akhirnya memutuskan untuk mandi, setelah ia mandi dan rapih, ia segera mengambil ponselnya yang terus berdering menandakan panggilan masuk.

Tangannya bergegas mengambil benda pipih yang berada di nakas lumayan dekat dari tempat tidurnya ia tak ingin membangunkan Kahfi. Layar itu menyala lalu Ia mengernyit dengan siapa yang menghubunginya. Gallen? Ia mengernyitkan dahinya hingga membentuk lipatan, karena sejak kapan orang itu menghubunginya?

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Len, ada apa?"

"Astaga Serra. Gue pikir lo kenapa, bikin orang takut aja sih."

"Jawab salam dulu Gallen." Sedangkan yang di ujung sana hanya menyengir kuda, "Iya maaf, waalaikumsallam. Ra lo kemana aja bikin gue sama yang lain khawatir aja tau."

"Lebay deh, ada apa Gallen telpon Serra pagi-pagi. Udah gitu tumben bangun."

Cicitnya berusaha mengalihkan pertanyaan dari cowok di seberang sana, ia tidak mau berbohong dulu walaupun statusnya sekarang yang tidak di ketahui pun sudah termasuk berbohong. Namun, Serra yakin Allah pasti mengerti kondisi hambanya saat ini.

"Pengen bangun pagi aja."

"Huh nggak jelas."

Dengus sebalnya berbicara berbisik-bisik karena takut membangunkan suaminya dengan sesekali ia melitik kearah suaminya yang setia memeluk gulingnya membuat gadis mungil itu tertawa.

"Kenapa ketawa?"

"Nggak papa. Kenapa tadi?" jawabnya dengan nada yang sulit untuk berhenti tertawa, namun sebisa mungkin gadis mungil itu tahan.

"Gue nggak bisa tidur mikirin lo."

"Hah? Mikirin Serra?? Kok bisa? Aneh-aneh aja itu otaknya," ucap Serra sedikit berbisik takut suaminya mendengar, ia takut Kahfi akan marah karena dirinya menghubungi yang bukan mahramnya pagi-pagi seperti ini.

KARRA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang