Maaf

469 27 0
                                    

Kahfi membawa Serra menuju parkiran hingga tidak ada orang sama sekali, tangan kanan cewek itu masih di tarik paksa dan tangan satunya memegangi pahanya yang nyeri terus berdenyut akibat terkena ujung meja tadi.

Serra meringis merasakan pahanya sangat perih, "Mas Kahfi, sakit, tolong berhenti."

Cowok itu berhenti di depan mobil miliknya, ia buka kasar pintu samping kemudi lalu mendorong tubuh mungil Serra untuk masuk seraya menutup pintunya kembali. Kahfi langsung mengitari depan mobilnya dan masuk ke dalam dengan tatapan tajam memandangi cewek itu yang mengaduh kesakitan.

"Lo!!" jeda sebentar, "genit, murahan."

Kahfi menatap tajam mata Serra yang coklat itu, nadanya sangat dingin. Serra takut, namun ia urungkan di tambah hatinya sakit saat cowok itu cepat berubah setelah bertemu dengan Darren, ia menggunakan bahasa gue–lo kasar dan lupa akan statusnya saat ini.

"Maksud Mas apa?"

"NGAPAIN RA!"

"Astagfirullah, Mas ayok pulang nggak baik marah-marah. Apalagi ini masalah rumah tangga."

Gadis mungil itu berusaha membujuk suaminya namun nihil ia yakin suaminya sedang marah sehingga tidak bisa di bujuk.

"Alah-alah. Alasan basi."

"Mas, jaga emosi mas. Serra akan menjelaskan sama Mas tapi dirumah ya jangan disini."

"Gue mau disini. Jawab."

"Mas nggak baik, ini masalah rumah tangga kita Mas."

"Lo itu bener-bener istri nggak tau terimakasih."

"Makasih, Serra akan intropeksi diri Serra dan memperbaiki semuanya," ucap Serra menunduk memegangi tangannya yang berdenyut dan berusaha menyeka tangisnya karena perkataan suaminya yang membuat hatinya sangat sakit.

"Basi."

Serra berusaha tersenyum simpul membuat Kahfi menatap bingung cewek yang ada di hadapannya.

"Mas Kahfi mau ngomong apalagi? Udah marahin Serra, Serra nggak akan marah sama Mas karena Serra sayang dan cinta sama Mas Kahfi. Bagaimanapun Mas Kahfi suami Serra."

"Billy."

"Ada apa sama kak Billy? Peralatan yang dipesen Mas udah di beliin dan mungkin sudah dikirim ke toko."

"Lo sama Billy?"

"Mas Kahfi, kalau ngomong jangan satu-satu. Serra bukan guru tafsir. Coba, maksud Mas tadi Serra kesini sama siapa gitu?" Kahfi mengangguk.

"Iya tadi berangkat sama kak Billy terus di ajak makan sama kak Billy tapi Gallen dateng ngajakin bareng. Yaudah deh Serra mau. Tapi Mas sebelum Serra kesini Serra udah whatsapp Mas dan juga telpon tapi Mas nggak ngangkat padahal online. Ternyata Mas lagi sama Darren."

"Dasar genit."

"Siapa? Serra genit sama siapa?"

"Sahabat gue."

"Ta..." Kahfi menatap tajam benar-benar tajam, "DIAM. LO SAMA DIA BUKAN MUKHRIM."

"Maaf Mas Kahfi, Serra khilaf. Tapi Mas, wallahi Serra nggak pernah genit sama siapapun kecuali Mas mahram Serra, tadi juga Serra sama Kak Billy naik mobil. Mas Kahfi sekarang suami Serra nggak mungkin Serra genit sama yang lain Mas."

"Berisik."

"Mas sendiri juga udah punya istri kenapa ketemu sama masa lalu Mas. Di sini bukan Mas yang merasa terkhianati sama Serra tapi Serra juga Mas. Walaupun niat Serra buat pergi sama Kak Billy dan Gallen hanya urusan temen."

KARRA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang