Tanya Kahfi dengan nada lembut seraya mendekat kearah wajah sediktit chubby perempuan itu lalu membelainya dengan lembut membuat perempuan itu takut saat kilatan wajah marah cowok itu menatap tajam menghunus indra penglihatannya.
Serra menahan napasnya seraya kedua tangannya mencengkram kuat sprei kasurnya.
Lalu tangan itu kemudian turun ke bahunya dengan sedikit tenaga hingga membuat bahunya terangkat keatas hingga menimbulkan sakit yang di rasa.
“...”
“Berarti benar kamu sudah tidak perawan? Murahan tau nggak sih, nyesel saya nikah sama kamu.”
“Mas sakit lepasin.”
Serra terus meronta-ronta hingga membuat cowok itu hilang batas kesabarannya. Serra berusaha pergi dari dekapan cowok itu yang memaksanya untuk melepas gamis yang di kenakannya. Ia semakin mendekat. Kahfi sudah tersulut emosinya.
“Mas mau ngapain?”
“Saya mau ambil hak saya dengan paksa malam ini walaupun kamu udah nggak perawan.”
“Dengerin Serra dulu Mas.”
“Ini buktinya Ra, kamu nggak usah ngelak. Kamu di bawa ke rumah sakit dalam keadaan kelelahan dan di temukan ada robekan di mahkota kamu kan. Fikri mantan kamu yang bilang sendiri kamu pulang dengan keadaan letih abis main sama Dani teman kamu yang suka sama kamu itu kan.”
Kahfi melempar amplop berwarna coklat yang di berikan Fikri kepada Serra, gadis mungil itu mengambilnya dan menggeleng dengan cepat dengan foto dan bukti yang berikan Fikri.
Ini bukan dirinya dan ini juga bukan bukti hasil pemeriksaan miliknya, “Mas salah paham. Ini palsu Mas.”
“Nggak mungkin Ra!”
“Mas salah. Senakal nakalnya Serra dulu Serra nggak pernah melakukan hal seperti itu Mas.”
“LALU KAMU DI TEMUKAN DENGAN ROBEKAN DI BAGIAN ITU, MAU NGELES APALAGI SERRA!”
“MAS!”
“SERRA! Sudah berapa laki-laki yang sudah kamu tiduri hah.”
Cowok itu terus mengunci dirinya di tembok ujung tempat tidurnya, lalu tangan jahilnya merobek kaitan belakang punggung Serra. Serra kaget dan langsung menangis.
“Mas jangan. Kita bisa bicarakan baik-baik. Mas sudah hebat bisa menahan emosinya buktinya Mas masih berkata saya-kamu”
“Nggak usah ngeles lagi. Nurut sama saya!”
“Mas Serra mohon jangan...Hiks...”
“Saya mau minta hak saya sekarang. Kamu ngerti!”
"Jangan sekarang Mas. Serra ,mohon. Hiks... hiks ..."
“Awalnya saya nggak mau karena kamu terlalu murahan untuk saya sentuh."
Kahfi mendekat mencengkram rahang tirus gadis mungilnya dengan seringai lalu tertawa sinis dari wajah cowok itu, Serra mengerang kesakitan berusaha menahan.
“Tapi karena saya juga punya hak penuh sebagai suami kamu jadi saya pantas mendapatkannya,
“Dan saya nggak akan mengajukan surat cerai atau apapun sampai saya puas sama kamu, saya mau balas dendam dengan apa yang saya rasakan dan tunggu selama ini zonk. Kamu sudah nggak perawan,
“Akting kalian hebat.”
Serra berusaha melepaskan cengkraman dari lengan kekar cowok itu dan berusaha kabur. Ia terus mencari kunci kamar ini, namun sebelum ia menemukannya cowok itu langsung mencekat Serra dan menarik paksa ke arah ranjang putih besar.
Cowok itu mendorongnya hingga kepala Serra terbentur bibir ranjang yang tumpul.
Serra pasrah dengan sakit sangat sakit di bagian kepalanya.
"AKHHH SAKIT Mas."
"OH maafkan saya Serra," seringainya dengan wajah yang sangat Serra, membuatnya bergidik ngeri.
"Serra akan maafkan tapi lepasin Serra Mas."
“Oh tidak bisa, saya mau milik saya malam ini dan ingin merasakan apa yang mereka rasakan. Saya sudah memendam hasrat selama kita menikah KAMU TAU! Dan shit, kamu udah nggak perawan,
“Ternyata kamu tidak polos istri mungil murahanku.”
“Mas jahat. Hiks...”
“Kamu lebih jahat sama saya. Sekarang diam, kita nikmatin sama-sama seperti kamu melakukan sama Dani oke sayang.”
Serra menangis dan terus menyebut nama malaikat hidupnya Sanna dan Ayah Bunanya. Berharap mereka datang walaupun sangat kecil kemungkinan mereka akan datang.
Cowok itu mendekat ke arah wajah Serra hingga berciuman secara kasar membuat perih bibir agak tebalnya, Serra kehabisan napas dan langsung berusaha mendorong tubuh cowok itu, “gimana enak?”
Serra menangis seraya menyeka air matanya dan langsung menghirup pasokan udara yang habis akibat ciuman kasar dari suaminya yang membuat bibirnya luka, “sakit Mas... Hiks.”
Kahfi tertawa tidak perduli bahkan cewek itu bisa melihat kilatan matanya sangat tajam dan masih tersulut emosi, cowok itu mendekat kembali namun dengan cepat Serra memalingkan wajahnya dengan Kahfi menamparnya.
Cowok itu terus memaksa Serra, tangan kekar kasarnya mengapit pipinya hingga kuku tajamnya berhasil membuat sudut bibir Serra mengeluarkan darah segar, ia menangis.
Bug.
Cowok itu mendorong tubuh mungil Serra hingga terbentur tembok lumayan keras karena tenaga cowok itu sangat besar. Serra benar-benar takut, ia memejamkan matanya dengan posisi cowok itu berada di depannya, posisi mereka saat ini. Serra terduduk di tembok dan cowok itu di hadapannya.
"Serra mohon. Sakit Mas sakit." Isakannya.
Sekarang tubuh Serra benar-benar sudah sangat mengenaskan. Baju robek, bagian jidat dan sudut bibirnya berdarah. Ia benar-benar lemas dan tidak kuat untuk melakukan perlawanan.
"Hahahahaha. Tidur dulu nggak sini sama saya."
"Nggak mau hiks... hiks..."
"SINI NGGAK SAYA SUAMI KAMU!!!!"
Cowok itu menarik paksa Serra untuk tidur di ranjang hingga Serra rebahan namun bagian kepala belakangnya sempat terbentur tembok.
Serra menangis semakin kencang seraya mendorong orang itu untuk menjauh darinya, kepalanya benar-benar sangat pusing. Ia meringkukan badannya sama sekali tidak mau melihat orang itu.
🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRA (COMPLETE)
Teen FictionSeorang laki-laki yang berteman dengan hasutan setan penuh dengan gelap hidupnya mulai menemukan titik cahaya terang yang merupakan jalan Allah, menemui untuk mendapatkan keyakinan dirinya lalu menggapai hidayah yang sudah lama ia hempas. Hidupnya...