Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tafadholy membaca 🌿
Serra tetap diam memberikan waktu untuk suaminya menjelaskan kenapa berhari-hari baru menemuinya, ia sangat kesal namun ego nya berkata untuk tidak boleh egois. Selama Kahfi tidak berada di sampingnya, ia lumayan menyibukkan dirinya dengan membaca buku-buku mengenai kewajiban istri kepada suami atau buku tentang apapun berkaitan dengan rumah tangga yang di pinjamkan Karina kepadanya.
Dan itu membuat Serra banyak mendapat informasinya apa yang seharusnya ia lakukan saat suaminya datang menemuinya. Memaafkan walaupun ia belum sepenuhnya memaafkan.
Kahfi meregangkan pelukan yang tidak terbalas lalu menatap manik mata sendu berwarna coklat terang menatap kosong kearahnya. Perempuan itu sudah tidak banyak luka lagi saat sepuluh hari yang lalu ia bertindak kekerasan olehnya hingga menimbulkan beberapa luka, namun perempuan mungilnya kini tambah cantik padahal baru 10 hari ia tidak melihatnya.
Sedangkan perempuan mungil bernama Serra itu menatap Kahfi dengan beberapa pertanyaan di benaknya karena suaminya kini terlihat sangat kacau. Di mulai dari tubuhnya yang kini sangat kurus, matanya yang menghitam lalu terdapat bulu-bulu halus di area wajahnya yang selalu nampak bersih dan rapih itu sudah tidak ada lagi.
Serra bertanya-tanya, selama dirinya tidak di samping cowok itu apa yang di lakukan suaminya hingga keadaanya tidak terurus. Apakah benar suaminya sangat mengkhawatirkannya hingga kondisinya seperti ini?
"Saya khawatir sama kamu."
"Saya rindu."
Dua kali Kahfi mengeluarkan apa yang ingin ia ungkapkan yang sudah cewek itu hitung dan menunggu kalimat dan perakataan apa lagi yang akan di ucapkan suaminya. Namun dalam hatinya ia terus bertanya-tanya tentang apakah suaminya sungguh mengkhawatirkannya.
"Serra, sayang. Saya minta maaf walaupun saya udah tau jawabannya bahwa kamu nggak akan maafin saya, saya tau saya udah kasar sama kamu udah bikin kamu sakit dan terluka lagi. Maaf sayang saya minta maaf."
Sayang?
Serra bisa melihat wajah dengan tatapan penyeselan di wajah suaminya yang kini tengah menangis terisak menunduk seraya mengelus lembut tangan mungilnya yang dingin karena takut.
"Saya bodoh percaya dengan omongan bualan mantan nggak tau diri kamu itu. Maafin saya Serra karena baru sadar tetang bukti yang di berikan Fikri dan keberadaan kamu disini."
Kini tangis Kahfi pecah dan isakannya semakin keras membuat perasaan Serra meluruh karena ia bisa merasakan betapa suaminya menyesal. Gadis mungil itu langsung memeluk suaminya dengan lembut dengan isakan sedikit yang sudah ia tahan lalu tangan kecilnya megusap lembut bahu Kahfi agar tenang suaminya.
"Saya salah. Saya kalut. Kamu boleh bentak-bentak saya, mukul, marahin atau apapun agar kamu lega dan mau maafin saya. Ayok Ra! Pukul saya, marahin saya, kalau perlu bunuh saya Ra!
"Saya nggak pantas jadi suami kamu yang berbuat kasar sama istrinya dan merenggut paksa hak kamu buat saya. Ayok Ra! Saya rela!"
Serra melepas pelukannya lalu menatap wajah tak terurus suaminya yang kini tengah mengusap kasar jejak air matanya. Secepat mungkin ia menggantikan usapan kasar itu dengan tangan halusnya, "jangan kasar, muka Mas nanti luka."
"Saya pantas, biar saya bisa rasain apa yang kamu rasain."
Serra menggenggam tangan kekar suaminya lembut seraya menatapnya dengan tatapan bahagia karena suaminya kini telah mengakui kesalahannya, "Mas, Serra udah maafin Mas."
Kahfi menggeleng dengan air mata yang terus berjatuhan. Oh Allah, "nggak Ra, saya udah salah banyak banget sama kamu dan bahkan kesalahan saya fatal. Saya udah kasar sampai buat kamu luka, hati kamu, tubuh dan psikis kamu. Apalagi saya udah kasar saat malam itu, saya nggak terkontol dan pasti kamu trauma kan sama malam itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRA (COMPLETE)
Teen FictionSeorang laki-laki yang berteman dengan hasutan setan penuh dengan gelap hidupnya mulai menemukan titik cahaya terang yang merupakan jalan Allah, menemui untuk mendapatkan keyakinan dirinya lalu menggapai hidayah yang sudah lama ia hempas. Hidupnya...