Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tafadholy membaca 🌿
Perempuan berparas cantik itu terduduk di ruangan persegi yang amat sepi dengan sesekali mendengarkan murottal dari benda pipihnya. Sesekali ia menghembuskan nafasnya gusar mengingat ini adalah hari terakhir ujian sekolah dan minggu depan ia akan memghadapi ujian nasional.
Ia termenung, setelah ia harus bagaimana? Akankah ia kuliah? Atau di tunda karena keinginan Karina yang ingin menimang cucu darinya dan Kahfi.
Detik berubah menjadi menit hingga jam dan kelas pun sudah mulai terisi penuh dengan kehadiran temannya dan ia benar-benat terkejut karena yang akan menjadi pasangan ujian adalah kelas Kahfi, Ipa unggulan.
"Wahhhh daebak!!!! Bulan? Gallen? Brian? Kita sekelas whoahhhh. Serra bakal sekelas terus sama Kahfi dong. Serra seneng." Pekiknya membuat mereka hanya menggelengkan kepalanya
Asik sekelas sama Mas suami. Alhamdulillah ya Allah, emang bener jodoh nggak akan kemana, udah nikah aja masih bareng nggak dirumah nggak di sekolah dan saat ulangan.
Tapi, ia mulai gelisah pasalnya saat ia melirik kembali arlojinya angka sudah menunjukkan pukul 7 yang artinya 5 menit lagi ulangan akan dimulai, karena teman sebangkunya belum dan datang juga di tambah suaminya juga belum terlihat batang hidungnya.
Mas suami kemana sih, kebo banget belom bangun. Besok besok Serra nggak mau nyuruh Mas tidur ah, jadi keenakan kan orangnya.
"Bulan, kok teman Serra belom datang juga ya. Serra kesel ih. Jadi kayak cewek kesepian gini. Udah gitu si Kahfi belom juga datang. Kayaknya tuh anak molornya lama amat padahal sebelum Serra kesini udah Serra bangunin."
"Ngomong apa barusan kamu Ra." Gallen meneliti apa yang barusan di katakan Serra. Soal membangunkan Kahfi.
"EH," gagap Serra melirik kembali Gallen dengan tatapan cemas, Gallen sebenarnya ingin sekali tertawa namun ia urungkan.
"Hah?? Lo ngomong apa tadi?"
"Nggak kok. Hehehheh. Nggak ada apa-apa tadi Serra abis telpon Kahfi terus diangkat seneng banget Serra."
"Terus?"
"Ya terus Serra suruh bangun tapi nggak bangun-bangun malah di tutup."
Maafkan Serra ya Allah.
"Gue pikir kenapa yaudah My baby Serra. Nih tadi gue beli roti sama jus alpukat kesukaan lo. Makan dulu mending,"
"Gallen kesambet apaan kasih ini semua buat Serra?"
"Gue kan udah bilang, gue bakal ngawal lo. Karena Bulan dan Brian sibuk pacaran."
Serra mengambil roti dan jus dari tangan putih Gallen, "tapi, kapan ya Gallen bilang sama Serra? Serra kok nggak merasa Gallen pernah bilang deh."
"Barusan hehehehe."
"Dasar kambing ya."
"Tuhkan, terus aja semua jenis hewan lo bawa pas ngatain gue."
"Gallen tersindir ya? Maafin Serra ya." Gallen mengangguk.
"Oh iya Serra makan minumnya di tempat duduk Serra aja ya. Nggak suka disini berisik disini."
"Kayak lo nggak aja Ra." sindir Bulan.
"Hehehehe, udahlah bye."
"Gue temenin Ra?" Gallen berdiri siap menemani Serra.
"Nggak usah."
"Nanti Kahfi marah loh."
"Persetan, mang dia siapa lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRA (COMPLETE)
Ficção AdolescenteSeorang laki-laki yang berteman dengan hasutan setan penuh dengan gelap hidupnya mulai menemukan titik cahaya terang yang merupakan jalan Allah, menemui untuk mendapatkan keyakinan dirinya lalu menggapai hidayah yang sudah lama ia hempas. Hidupnya...