Mual

868 25 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.  Tafadholy membaca 🌿

Seorang perempuan dengan tubuh mungil terbangun dengan membuka matanyat tanpa mau berniat untuk bangun atau sekedar duduk, perempuan itu lebih memilih untuk terus memejamkan matanya agar sesuatu yang membuat perut dan punggungnya nyeri bisa menghilang.

Namun setelah beberapa menit gadis mungil itu tidak kunjung merasakan perutnya membaik malah kini perutnya seperti di tusuk-tusuk dan menjalar ke bagian punggungnya yang rasanya sangat panas.

Dengan perlahan-lahan ia membuka matanya dengan keadaan masih gelap gulita, lalu ia meraba perutnya yang ia rasakan sakit dan panas di tambah tubuh mungilnya terasa berat karena tubuhnya kini di peluk secara erat oleh seorang cowok yang kini ia yakini adalah suaminya karena bau khas yang sudah sangat ia hapal.

Dalam keadaan gelap ia tersenyum menoleh ke wajah suaminya yang masih terlihat tampan padahal hanya di sinari lampu sorotan dari jendela kamarnya, ia pandang sebentar suaminya ya sekitar 10 menit melupakan rasa sakit yang kini ia rasakan lalu ia menoleh ke arah jam digitalnya dengan sedikit terkejut ketika cewek itu melihat kini masih menunjukkan pukul 1 malam.

Ia berniat untuk bangun dengan tubuh sedikit lebih membaik untuk melaksanakan sholat malam bersama suaminya namun naas tak lama ia merasakan kembali perutnya sakit lagi bahkan Serra merasakan perutnya seperti terlilit sampai pinggang dengan panas menyeluruh rata dari perut hingga pinggang dan punggung. Dengan gerakan tidak bersuara ia memindahan tangan kekar suaminya yang masih setia memeluknya agar ia bisa bergerak bebas karena ia merasa tidak enak dengan tubuhnya kini.

Setelah tangan itu sudah tidak melingkar pada perut mungilnya entah kenapa ia merasakan mual sangat mual, dengan terburu-buru ia berlari menuju kamar mandi karena sudah tidak tahan.

Hoek.

Ia berusaha memuntahkan semuanya karena dirinya sangat mual namun yang ia lihat hanya keluar cairan putih tanpa apapun.

Serra sangat bingung seraya memegangi perutnya yang sangat sakit seraya megusapnya dengan lembut untuk menyalurkan ketenangan pada dirinya agar tidak berpikir untuk muntah kembali, namun nihil percuma saja kini ia muntah kembali dan lagi dengan hanya mengeluarkan cairan bening yang membuat kepalanya pening untuk menerka ada apa dengan dirinya malam ini.

Serra lalu memilih untuk duduk kursi yang berada di kamar mandi yang memang di sediakn cowok itu jika sedang maskeran di kamar mandi ketika bosan atau ketika sedang mengeringkan rambut, perempuan itu terduduk dengan memeluk tubuhnya agar rasa sakit dan mualnya hilang.

Sedangkan di lain tempat seorang laki-laki bergumam dengan menajamkan pendengarannya ketika mendengar suara percikan air dan suara seseorang muntah yang sepertinya terdengar sangat dekat di telinganya.

Namun laki-laki itu tertidur kembali ketika suara itu tidak terdengar kembali namun beberapa menit kembali suara itu terdengar dengan kini ia mendengar suara perempuan yang sangat ia hapal suara-nya tengah terisak.

Dengan kondisi setengah tidur ia dengan cepat bangun dari tempat tidur, setelah saat ia tengah mengumpulkan nyawanya ia merasa bahwa suara itu bersumber dari kamar mandi dan ia yakini itu adalah istrinya karena gadis mungilnya tidak berada di sampingnya.

Buru-buru Kahfi berlari ke dalam kamar mandi dan melihat istri mungilnya tengah terduduk di bangku panjang dalam kamar mandinya dengan keadaan menekuk lutut dengan sedikit isakan. Laki-laki itu langsung menghampiri dan memeluk istrinya untuk menyalurkan ketenangan dengan pikiran penuh dengan pertanyaan kenapa dengan istrinya.

"Jangan nangis."

Kahfi terus bershalawat memberi ketenangan pada istrinya seraya mengusap lembut punggungnya karena ia yakini istrinya sedang sakit perut dan pinggangnya terbukti karena perempuan itu memeluk dirinya dari perut hingga pinggang.

Saat laki-laki itu bershalawat dengan 2 judul tiba-tiba ia di kagetkan berdirinya Serra menuju wastafel yang tengah berada di hadapannya lalu memuntahan kembali namun ya seperti yang perempuan itu duga lagi tidak ada yang ia muntahkan kecuali cairan bening. Gadis mungil itu menangis memeluk suaminya yang sedari tadi saat ia muntah Kahfi dengan sangat telaten mengusap punggungnya lembut.

"Ra,  kenapa?"

"Perut Serra mual tapi nggak ada yang keluar Mas... Hiks... Punggung Serra panas terus pinggang Serra kayak kelilit Mas... Sakit... Hiks..."

Kahfi yang bisa merasakan betapa sakitnya istri mungilnya karena tangisnya sangat menunjukkan kesakitan yang sangat sakit membuatnya bingung harus berbuat apa, sekarang yang bisa ia lakukan hanya diam membiarkan istrinya tenang di dalam pelukannya seraya terus bershalawat serta berdoa agar istrinya tidak merasakan sakit kembali.

Setelah beberapa menit berdiri dengan posisi saling berpelukan akhirnya laki-laki itu memutuskan untuk menggendong istri mungilnya ala bride style menuju tempat tidur saat ia merasakan tangan dan kaki Serra memucat dan sangat dingin.

Langsung ia membawa menuju kasur big size-nya menidurkan kembali istrinya tak lupa ia pakaikan kaos kaki dan selimut seraya memakaikan minyak yang lumayan panas pada perut dan punggungnya dan minyak baby untuk hidungnya agar tidak mual kembali.

"Dibawa tidur."

"Iya,  tapi Mas jangan kemana-mana."

Kahfi menghela napas saat istrinya dapat tertidur kembali, ia sedih saat melihat wajah ceria yang biasa di tampilkan istrinya kini teduh dengan pucat menghiasnya. Ia melirik ke arah jam digital menunjukkan pukul 2 malam tanpa berpikir ia langsung pergi menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu melaksanakan sholat sunnah tahajud lalu mendoakan untuk kesembuhan istri tercintanya.

🌹

Maaf typo🙏🏻

KARRA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang