Damai

498 21 5
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.  Tafadholy membaca 🌿

Kini usia kandungan Serra sudah menginjak hampir dua bulan dan selama ini perempuan itu masih mengalami yang namanya morning sicknes, itu membuat Kahfi menjadi suami yang sangat siap siaga.

Selama ini juga Kahfi mengalami perubahan yang cukup pesat semenjak Serra di nyatakan hamil, setiap habis tahajud Kahfi selalu mengajaknya mengaji setelah itu shalawatan dan sebelum shalat subuh pun sudah Kahfi membiasakan untuk menyuruh Serra mandi karena untuk menyehatkan tubuh.

Serra menyadari selain Kahfi menyuruhnya mandi sebelum shalat subuh, juga agar jika Serra kesiangan perempuan itu sudah dalam keadaan mandi.

Karena Serra akan tidur setelah jam 6 karena selama mereka tahajud, mengaji dan bershalawat Serra selalu muntah hingga jam 8 pagi maka dari itu Kahfi meyuruhnya untuk tidur dengan urusan rumah seperti nyapu, ngepel, nyuci piring, nyuci baju pokoknya semua pekerjaan rumah di lakukan oleh Kahfi.

Sedangkan Serra hanya membuatkan jus atau air hangat untuk Kahfi dan susu hamil untuknya. Semua yang di lakukan Kahfi membuat Serra sangat bahagia sangat bahagia bahkan perempuan itu sama sekali tidak menyangka sosok dingin, cuek dan jutek suaminya sangat romantis, menurutnya Kahfi sudah menjadi Ayah dan suami able.

Kini perempuan dengan gamis rumahan berwarna coklat milo dengan bergo kerudung langsung berwarna abu-abu muda tengah membuat jus rasa Mangga dan susu hamil rasa coklat di campur rasa Stawberry di tempat kitchen set milik Souly's Caffe karena males untuk membuat di dalam, menurutnya pandangan kali ini membuatnya candu. Melihat Kahfi sedang menjemur pakaian.

Tangan mungil kecil nan putih menaruh satu persatu gelas dengan berbeda rasa di nampan lalu menuju meja luar halaman yang sedikit tertutup bangunan karena tidak ingin banyak pengunjung melihat ruangan menjemur di karenakan renovasi rumah mereka belum di selesaikan untuk membangun tempat untuk menjemur pakaian mereka.

"Mas, di minum."

Kahfi yang sedang sibuk menjemur pakaian milik mereka, menoleh lalu mengangguk, "jam berapa?"

"Jam 8. Kenapa Mas? Mau nanya, tumben bangun pagi?"

Kahfi terkekeh, "iya. Masih mual?"

"Sedikit, tapi udah nggak parah kayak tadi. Yaudah Serra masuk ya mau minum susu sama beres-beres nanti keburu Kak Billy datang ke Caffe kan mau buka." Kahfi mengangguk berbarengan dengan istri mungilnya kembali menuju dapur.

Setelah Serra selesai merapikan dapur ia melihat jam dinding berwarna putih kini tengah menunjukkan pukul 08.30, lalu matanya melirik susu yang belum ia minum.

Serra memilih duduk di kithsen set membelakangi Kahfi yang sedang menjemur karena ia tidak mau suaminya melihat ia mual kembali, karena itu akan membuat Serra semakin sulit membantu pekerjaan rumah tangga. Ya, Kahfi selalu melarangnya.

Saat Serra hendak meminum, tidak lupa tangan kirinya menutup hidup mancungnya agar tidak tercium karena kini yang ia rasakan mual sangat mual hanya baru melihat susu yang ada di genggamannya.

Hoek.

Baru satu kali tenggak saja sudah membuatnya mual bahkan selama ia mengalami morning sicknes untuk asupan makan pun berkurang hingga berat badannya turun 2 kg, sontak membuat keduanya khawatir jika tidak di paksa untuk meminum atau memakan asupan.

Hoek.

Sudah cukup Serra sudah tidak kuat, padahal baru tiga kali tenggak, dan ia merasakan mual sangat, ia menghentikannya karena tidak mau muntah. Menurutnya percuma kalau minum susu tapi muntah, maka dari itu ia sudahi sebelum rasa mualnya semakin parah. Sisa susunya pun ia masukkan kedalam lemari es.

KARRA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang